Hal ini berbeda dengan penelitian Mey YS di Kota Sibolga tahun 2003 dengan desain case control didapatkan bahwa proporsi kejadian diare lebih besar
terjadi pada anak balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif yaitu 77,9. Hasil analisis statistik didapatkan nilai p = 0,006 p 0,05 yang berarti ada hubungan
antara status ASI Eksklusif dengan kejadian diare.
29
6.2.4. Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa proporsi diare pada anak balita yang tidak mendapat imunisasi campak yaitu 53,3, sedangkan pada anak balita
yang mendapat imunisasi campak yaitu 31,6 Tabel 5.12..
Gambar 6.5. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Status Imunisasi Anak Balita Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Matiti Tahun 2012 Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai
p = 0,100 p 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara status imunisasi campak anak balita dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
Ratio Prevalence diare pada anak balita yang tidak mendapat imunisasi
campak dan yang mendapat imunisasi campak adalah 1,686 dengan Confidence Interval CI
0,967-2,939. Hal ini menunjukkan bahwa status imunisasi campak bukan sebagai faktor resiko kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja
Puskesmas Matiti tahun 2012. Diare sering timbul menyertai campak, sehingga pemberian imunisasi campak
juga dapat mencegah diare. Pemberian imunisasi campak akan menimbulkan kekebalan aktif dan bertujuan untuk melindungi terhadap penyakit campak hanya
dengan sekali suntikan, dan diberikan pada usia anak sembilan bulan atau lebih. Diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak yang sedang menderita
campak. Hal ini sebagai akibat dari penurunan kekebalan tubuh penderita.
41
Dalam penelitian ini sebagian besar anak balita telah mendapat imunisasi campak 86,7. Anak balita yang tidak mendapat imunisasi campak 13,3
disebabkan karena ibu lupa akan jadwal imunisasi dan juga karena ibu takut ketika melihat anak tetangga setelah diimunisasi mengalami demam tinggi dan kejang.
Tidak adanya hubungan antara imunisasi campak dengan kejadian diare pada penelitian ini kemungkinan besar disebabkan karena sebagian besar anak balita sudah
mendapat imunisasi campak. Dan anak balita yang mendapat imunisasi campak tetap saja mengalami diare yang kemungkinan besar disebabkan oleh faktor lain seperti
status gizi anak, unsur lingkungan, dsb. Sehingga status imunisasi campak bukan sebagai faktor resiko pada penelitian ini. Tetapi jika dilihat proporsi kejadian diare
tetap saja paling tinggi pada anak balita yang tidak mendapat imunisasi campak 53,3.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tazkiyyatul M 2011 di Kelurahan Bandarharjo KotaSemarang dengan desain cross sectional menunjukkan
tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian imunisasi campak dengan kejadian diare pada anak balita dimana nilai p 0,05.
42
6.2.5. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita