6.2.10. Hubungan Penyediaan Air Bersih dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa proporsi diare pada anak balita
dengan penyediaan air bersih dalam kategori buruk yaitu 48,8 sedangkan pada balita dengan penyediaan air bersih dalam kategori baik yaitu 26,4 Tabel 5.18.
Gambar 6.11. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Penyediaan Air Bersih Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah kerja
Puskesmas Matiti Tahun 2012 Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai
p = 0,016 p 0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
penyedian air bersih dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti tahun 2012.
Ratio Prevalence diare pada anak balita dengan penyediaan air bersih dalam
kategori buruk dan penyediaan air bersih dalam kategori baik adalah 1,849 dengan Confidence Interval CI
1,124-3,039. Hal ini menunjukkan bahwa penyedian air
bersih dalam kategori buruk merupakan faktor resiko kejadian diare pada anak balita
Universitas Sumatera Utara
di wilayah kerja Puskesmas Matiti tahun 2012. Artinya, anak balita dengan penyediaan air bersih dalam kategori buruk kemungkinan beresiko mengalami diare
1,8 kali lebih besar dibandingkan anak balita dengan penyediaan air bersih dalam kategori baik.
Untuk mencegah terjadinya diare maka air bersih harus diambil dari sumber yang terlindungitidak terkontaminasi. Sumber air bersih harus jauh dari kandang
ternak dan kakus paling sedikit sepuluh meter dari sumber air. Air harus ditampung dalam wadah yang bersih dan pengambilan air dalam wadah dengan menggunakan
gayung yang bersih, dan untuk minum air harus di masak. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air bersih beresiko menderita diare lebih kecil bila diban-
dingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air besih Andrianto, 1995. Proporsi anak balita yang mengalami diare paling tinggi pada kelompok yang
memiliki penyediaan air bersih dalam kategori buruk 48,8. Sedangkan proporsi anak balita yang mengalami diare pada anak balita yang memiliki penyediaan air
bersih dalam kategori baik adalah 26,4. Penyedian air bersih dalam kategori buruk dalam penelitian ini disebabkan karena sebagian besar sumber air keluarga berasal
dari PAM dan kadang-kadang airnya tidak bersih. Selain itu, sumber air keluarga pada daerah penelitian ini adalah dari air sumur dengan kondisi sebagian besar sumur
tersebut memiliki jarak kurang dari sepuluh meter dari septik tank dan sebagian sumur tersebut juga memiliki jarak kurang dari sepuluh meter dari kandang ternak.
Sehingga dengan keadaan yang seperti ini tingkat pencemaran pada sumber air bersih kemungkinan besar tinggi. Keadaan ini menjadi suatu faktor resiko terjadinya
kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Amzal di Kecamatan Blang pidie Kabupaten Aceh barat Daya tahun 2003 dengan desain cross sectional
didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara penyediaan air bersih dengan kejadian diare pada anak balita, dengan nilai p = 0,000 p 0,05.
33
6.2.11. Hubungan Ketersediaan Jamban dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita