Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tazkiyyatul M 2011 di Kelurahan Bandarharjo KotaSemarang dengan desain cross sectional menunjukkan
tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian imunisasi campak dengan kejadian diare pada anak balita dimana nilai p 0,05.
42
6.2.5. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa proporsi diare pada anak balita yang status gizinya tidak baik yaitu 56,7, sedangkan pada anak balita yang status
gizinya baik yaitu 26,5 Tabel 5.13..
Gambar 6.6. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Status Gizi Anak Balita Dengan Kejadian diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Matiti Tahun 2012 Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai
p = 0,003 p 0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
status gizi dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
Ratio Prevalence diare pada anak balita yang berstatus gizi tidak baik dan
status gizi baik adalah 2,138 dengan Confidence Interval CI 1,329-3,440. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi tidak baik merupakan faktor risiko kejadian diare
pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti tahun 2012. Artinya, anak balita dengan status gizi tidak baik kemungkinan beresiko mengalami diare 2,1 kali lebih
besar dibandingkan anak balita dengan status gizi baik. Keadaan gizi yang tidak baik muncul sebagai faktor yang penting untuk
terjadinya suatu infeksi. Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat
kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi. Semakin buruk keadaan gizi anak, semakin sering dan semakin berat diare yang dideritanya.
30
Menurut Scrimsham 1999 ada hubungan yang erat antara infeksi penyebab diare dengan status gizi terutama pada anak balita karena adanya tekanan interaksi
yang sinergis. Mekanisme patologisnya dapat secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, yaitu penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan,
menurunnya absorpsi, kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit, dan peningkatan kehilangan cairangizi akibat penyakit diare ysng terus menerus sehingga tubuh
lemas. Begitu juga sebaliknya, ada hubungan antara status gizi dengan infeksi diare pada anak balita. Apabila masukan makanan atau zat gizi kurang akan terjadi
penurunan metabolisme sehingga tubuh akan mudah terserang penyakit. Hal ini dapat terjadi pada anak balita yang menderita penyakit diare. Oleh sebab itu, masukan
makanan atau zat gizi harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan metabolisme di dalam tubuh.
30
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa status gizi yang tidak baik gizi lebih, gizi kurang dan gizi buruk menjadi faktor resiko terjadinya diare pada anak balita.
Dan bila dibandingkan proporsi anak balita yang menderita diare, dua kali lipat jauh lebih besar pada anak balita yang status gizinya tidak baik 56,7 daripada yang
status gizinya baik 26,5. Pada penelitian ini tetap saja anak balita yang status gizinya baik gizi normal mengalami kejadian diare. Hal ini terjadi karena kejadian
diare tidak hanya disebabkan oleh status gizi yang tidak baik tetapi juga oleh karena faktor lain seperti : alergi makanan, minum air yang tidak bersih, menderita suatu
penyakit, terlalu banyak mengomsumsi obat dan yang lainnya. Dan faktor-faktor ini tentu saja bisa menyebabkan kejadian diare tanpa berpengaruh terhadap status gizi
anak. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sinthamurniwaty di wilayah kerja
Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang tahun 2006 dengan desain case control menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian
diare pada anak balita dengan nilai p = 0,001 p 0,05.
43
6.2.6. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita