1.000 penduduk mencapai 18,73. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2009 yaitu 12,98.
15
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan bahwa pada tahun 2010 jumlah kasus diare diperkirakan sebanyak 7.261 kasus dan yang ditangani
adalah sebanyak 2.374 kasus 32,70
12
. Bila dilihat per kelompok umur diare tersebar di semua kelompok umur dengan insidensi tertinggi terdeteksi pada anak
balita 1-4 tahun yaitu 16,7.
15
Berdasarkan data kesakitan diare yang didapat dari Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2011, diperoleh
753 penderita diare dan 366 diantaranya adalah balita. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun
2012.
1.2. Rumusan Masalah
Belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun
2012.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik anak balita meliputi umur, jenis kelamin, ASI
eksklusif, status imunisasi, dan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012.
b. Untuk mengetahui karakteristik ibu balita meliputi pendidikan dan pekerjaan di
wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012. c.
Untuk mengetahui karakteristik lingkungan tempat tinggal anak balita meliputi sanitasi lingkungan, higiene perorangan, penyediaan air bersih, dan ketersediaan
jamban di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012. d.
Untuk mengetahui insidens rate diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012.
e. Untuk mengetahui hubungan umur anak balita dengan kejadian diare pada anak
balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012. f.
Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012.
g. Untuk mengetahui hubungan status ASI eksklusif dengan kejadian diare pada
anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
h. Untuk mengetahui hubungan status imunisasi dengan kejadian diare pada anak
balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012. i.
Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012.
j. Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare pada anak
balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012. k.
Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012.
l. Untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada
anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012.
m. Untuk mengetahui hubungan higiene perorangan dengan kejadian diare pada
anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012.
n. Untuk mengetahui hubungan penyediaan air bersih dengan kejadian diare pada
anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul tahun 2012.
o. Untuk mengetahui hubungan ketersediaan jamban dengan kejadian diare pada
anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Dolok Sanggul tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak Puskesmas Matiti
Kecamatan Doloksanggul dalam rangka penanggulangan dan pencegahan penyakit diare pada anak balita.
1.4.2. Sebagai sarana bagi penulis untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan
tentang faktor-faktor yang berhubungan kejadian diare pada anak balita dan sebagai kesempatan bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh
selama pendidikan di FKM USU. 1.4.3.
Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan FKM-USU Medan dan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Diare
Diare adalah pengeluaran tinja dengan frekuensi yang tidak normal dan konsistensi lembek atau cair. Menurut Edward 2000, berat ringannya diare tidak
diukur dari frekuensinya, tetapi berdasarkan kuantitas tinja yang dikeluarkan. Diare sering menyebabkan tubuh kehilangan sebagian besar cairan dan berbagai elektrolit
sehingga mengganggu sistem keseimbangan cairan tubuh. Tubuh dapat kekurangan cairan dehidrasi dan berakibat fatal terlebih pada balita.
16
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume,
keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, yaitu pada anak lebih dari 3 kalihari dan pada neonatus lebih dari 4 kalihari.
17
Menurut defenisi Hippocrates, diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal meningkat dan
konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair.
18
Menurut Ngastiyah 1997 bahwa diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dimana konsistensi
feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Penyakit diare disebabkan oleh berbagai faktor sehingga sering disebut
sebagai penyakit yang multifaktoral. Menurut Sulaiman EJ 2001 diare adalah keluarnya tinja berair dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari.
19
Universitas Sumatera Utara