2. Jenis Kelamin 3. ASI Eksklusif 4. Status Imunisasi

a.2. Jenis Kelamin

Penyakit diare akut lebih sering terjadi pada bayi daripada anak yang lebih besar. Kejadian akut pada anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan. 5 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 insidensi diare menurut jenis kelamin hampir sama, yaitu 8,9 pada laki-laki dan 9,1 pada perempuan. 9 Penelitian Kasman 2003 di Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tengah Kota Padang dengan desain cross sectional menunjukkan bahwa proporsi diare berdasarkan jenis kelamin pada balita perempuan 53,1 lebih tinggi dari pada proporsi diare pada balita laki-laki 46,9. 27

a.3. ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja kepada bayi baru lahir sampai bayi mencapai usia 6 bulan. Pemberian ASI penuh akan memberikan perlindungan diare 4 kali dari pada bayi dengan ASI disertai susu botol. Bayi dengan susu botol saja akan mempunyai risiko diare lebih berat dan bahkan 30 kali lebih banyak daripada dengan ASI penuh Sutoto, 1992. 28 Hasil Penelitian Mei Yati Simatupang 2003 tentang kejadian diare pada balita di Kota Sibolga yang menggunakan desain case control menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian Diare dimana nilai p = 0,000 dan nilai OR= 2,2 artinya anak balita yang menderita diare kemungkinan besar 2,2 kali tidak mendapat ASI Eksklusif dibandingkan dengan anak balita yang tidak menderita diare. 29 Universitas Sumatera Utara

a.4. Status Imunisasi

Berdasarkan laporan Ditjen PPM dan PLP tahun 2005 bahwa diare sering timbul menyertai campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu, anak harus segera diberi imunisasi campak setelah berumur 9 bulan. 22 Hasil penelitian Asny Olyfta 2010 tentang analisis kejadian diare pada anak balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang yang menggunakan desain cross sectional, menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara status imunisasi dengan kejadian diare dengan nilai p = 0.014. Hasil Ratio Prevalens kejadian diare pada anak balita yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif dibanding dengan anak balita yang mendapatkan ASI Eksklusif adalah 5,495 95 CI: 0,824- 36,642. Artinya tidak mendapatkan ASI Eksklusif merupakan faktor resiko terjadinya diare. 25

a.5. Status Gizi

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012

6 63 130

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIROTO TAHUN 2013.

0 5 13

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 1 18

FAKTOR – FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS BUGANGAN - UDiNus Repository

0 0 2

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ABELI BAGIAN PESISIR KOTA KENDARI TAHUN 2017

0 0 12

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEHIDRASI DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJUDAN

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS WINDUAJI KABUPATEN BREBES TAHUN 2017

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Diare - Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012

0 1 24

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MATITI KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2012 SKRIPSI

0 0 16