Analisis pengaruh corporate social responsibility terhadap citra dan loyalitas konsumen PT Indosiar Visual Mandiri Tbk
TERHADAP CITRA DAN LOYALITAS KONSUMEN
PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI TBK
RIZKY RAMADHANI
H24096049
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011(2)
Rizky Ramadhani. H24096049. Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Citra dan Loyalitas Konsumen PT Indosiar Visual Mandiri Tbk. Di bawah bimbingan H Musa Hubeis.
PT Indosiar Visual Mandiri (IVM) yang lebih dikenal dengan sebutan Indosiar, merupakan anak perusahaan dari PT Indosiar Karya Media (PT IDKM). PT IVM menyadari pentingnya program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bukan dianggap sebagai biaya, melainkan investasi. IDKM melakukan wujud nyata CSR melalui Program Peduli Kasih Indosiar (PPKI), yaitu salah satu wujud kepedulian Indosiar terhadap masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tidak mampu di Indonesia. Saat ini Indosiar telah membantu 13.113 pasien yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, Indosiar juga menjalin kerjasama dengan berbagai Rumah sakit swasta, Balai kesehatan masyarakat dan Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Indonesia.
Dalam penelitian ini digunakan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari pengamatan (observasi) di lapangan, wawancara dengan karyawan PT IVM dan wawancara terstruktur dengan konsumen melalui kuesioner, sedangkan data sekunder melalui studi literatur, penelitian terdahulu dan internet. Dalam hal pengambilan contoh diperoleh 100 (seratus) orang yang didapatkan dengan teknik penarikan contoh Convenience Sampling (pengambilan contoh secara kebetulan). Lingkup populasi yang diteliti pada penelitian ini adalah masyarakat kota Jakarta. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan analitik dengan regresi linear sederhana.
Karakteristik responden dominan dalam penelitian ini adalah dari jenis kelamin (59% perempuan), usia (34% berusia 26–35 tahun), pekerjaan (56% karyawan swasta), pendidikan (49% sarjana), wilayah domisili (33% Jakarta Selatan) dan pendapatan (30% berpendapatan Rp 2.000.001-Rp 3.000.000). Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai baik citra perusahaan yang dibangun melalui kegiatan CSR Peduli Kasih, yaitu masuk dalam kategori baik terhadap citra PT IVM (skor 3,14–3,69), atau secara keseluruhan nilai skor rataan 3,50 dan pengukuran terhadap loyalitas konsumen Indosiar sebagai dampak dari kegiatan CSR Peduli Kasih hasilnya 52% konsumen loyal, 39% konsumen netral dan 9% konsumen tidak loyal.
Hasil analisis regresi linear sederhana terhadap 6 (enam) dimensi citra perusahaan yaitu dynamic, cooperative, business, character, successful dan withdrawn, diperoleh hasil nyata PPKI terhadap keenam dimensi tersebut. PPKI memberikan pengaruh paling besar pada dimensi dynamic (33,2%) dan pengaruh paling kecil pada dimensi withdrawn (7,7%). Dari analisis regresi linear sederhana didapatkan hasil nyata program CSR Peduli Kasih terhadap citra PT IVM dengan nilai R2 (koefisien determinan) = 0,300 dan pengaruh nyata kegiatan Peduli Kasih terhadap loyalitas konsumen PT IVM dengan nilai R2 = 0,083.
(3)
PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI TBK
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
RIZKY RAMADHANI
H24096049
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
(4)
Nama : Rizky Ramadhani
NIM : H24096049
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing,DEA) NIP 195506261980031002
Mengetahui Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP 196101231986011002
(5)
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjungpinang pada tanggal 20 Mei 1985 sebagai anak dari Bapak Amsirwan dan Ibu Jusmawati, SPd. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara yang mengawali pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 015 Tanjungpinang Timur, Kepulauan Riau dan lulus pada tahun 1997. Pendidikan tingkat menengah pertama dapat diselesaikan pada tahun 2000 di SLTP Negeri 4 Tanjungpinang. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis di SMU Negeri 2 Tanjungpinang pada tahun 2003.
Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian melalui jalur USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB). Pendidikan diploma III tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2006. Tahun 2007 penulis diterima sebagai salah satu peserta pemagangan bakti PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bagian Customer Service Officer (CSO). Penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB pada tahun 2009 dan mengikuti pemagangan bakti BCA kembali di Bogor sebagai Teller.
Pada bulan September 2010, penulis mendapatkan kesempatan magang sebagai akunting pada Departemen Akunting dan Sistem Informasi Eksekutif,
Indonesian Exim Bank, Jakarta selama dua bulan. Bulan Oktober 2010 hingga saat ini, penulis kemudian diterima sebagai staff di bagian Teller pada Standard Chartered Bank, Jakarta. Selama menjadi mahasiswi di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB, penulis pernah tergabung dalam Himpunan Profesi Extension of Management (EXOM) sebagai wakil sekretaris umum periode Mei 2010 – April 2011.
(6)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Citra dan Loyalitas Konsumen PT Indosiar Visual Mandiri Tbk sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT Indosiar Visual Mandiri Tbk terhadap citra perusahaan di mata masyarakat dan dampaknya terhadap loyalitas konsumen. CSR telah menjadi salah satu faktor penting keberlangsungan hidup perusahaan dan menjadi salah satu keunggulan perusahaan dalam menghadapi persaingan di era globalisasi seperti saat ini, sehingga tidak lagi dianggap sebagai biaya, tetapi merupakan investasi jangka panjang perusahaan dalam bentuk kepedulian terhadap lingkungan alam maupun sosial.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
Bogor, Juli 2011
(7)
v
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan segenap waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.
2. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc. dan Nurhadi Wijaya, STP, MM selaku dosen penguji dan telah memberikan saran, serta kritik yang membangun kepada penulis.
3. Kedua orang tua dan keluarga tercinta atas motivasinya, baik materil maupun non materil, doa dan kasih sayang yang tiada henti.
4. Mas Gustaf sebagai salah satu tim di Program Peduli Kasih Indosiar yang telah banyak membantu saya dalam pengumpulan data dan informasi sebagai bahan masukan untuk skripsi ini.
5. Pihak sekretariat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen yang telah membantu saya dalam berbagai informasi perkuliahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Triwinarsih, teman sekaligus saudara yang memperkenalkan saya dengan Program Peduli Kasih Indosiar dan membantu saya dalam pengumpulan data. 7. Rio Naldo atas motivasi dan bantuan, baik secara materil maupun non materil
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Indra, Frida, Niken dan Taruna atas kesediaannya membantu saya dalam pengolahan data skripsi ini.
9. Yusuf, Davy, Mila, Yunan dan rekan-rekan eksman angkatan 6 seperjuangan lainnya yang membantu saya dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala amal kebaikan Bapak/Ibu dan rekan-rekan mendapat balasan yang baik pula.Amin.
(8)
vi DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR TABEL... ... viii
DAFTAR GAMBAR... .... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
I. PENDAHULUAN... ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA... ... 8
2.1 Corporate Social Responsibility ... 8
2.1.1 Definisi ... 8
2.1.2 Landasan Hukum ... 10
2.1.3 Kategori Aktivitas ... 11
2.1.4 Pendekatan ... 15
2.2 Citra Perusahaan ... 16
2.3 Loyalitas ... 18
2.4 Shareholder dan Stakeholder ... 20
2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 21
III. METODE PENELITIAN ... ... 23
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
3.3 Pengumpulan Data ... 26
3.4 Pengolahan dan Analisis Data ... 28
3.4.1 Uji Validitas ... 28
3.4.2 Uji Reliabilitas ... 28
3.4.3 Analisis Deskriptif ... 29
3.4.4 Analisis Citra Perusahaan ... 30
3.4.5 Analisis Tabulasi Sederhana Loyalitas Konsumen. ... 31
(9)
vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... ... 34
4.1 Gambaran Umum PT Indosiar Visual Mandiri ... 34
4.1.1 Sejarah Singkat PT IVM ... 34
4.1.2 Struktur Organisasi PT IVM ... 37
4.1.3 Program CSR PT IVM ... 38
4.2 Program Peduli Kasih Indosiar (PPKI) ... 39
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 43
4.4 Karakteristik Responden ... 44
4.5 Persepsi Responden Terhadap Citra PT IVM ... 47
4.6 Tabulasi Sederhana Loyalitas Konsumen ... 48
4.7 Pengaruh Program Peduli Kasih Terhadap Citra PT IVM ... 49
4.8 Pengaruh Program Peduli Kasih Terhadap Loyalitas Konsumen ... 52
4.9 Implikasi Manajerial ... 54
KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 55
1. Kesimpulan ... 55
2. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 57
(10)
viii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Klasifikasi stakeholder ... 21 2. Rincian hipotesis yang akan digunakan pada penelitian ... 33 3. Peringkat stasiun televisi swasta nasional berdasarkan
TV share, all marketsand all hours ... 37 4. Rekapitulasi penilaian responden terhadap citra PT IVM
yang dibangun melalui kegiatan CSR Peduli Kasih ... 47 5. Hasil penilaian responden untuk setiap indikator pada
pengukuran loyalitas (dalam persen) ... 49 6. Rekapitulasi hasil perhitungan pengaruh PPKI terhadap setiap
dimensi pada pengukuran citra perusahaan ... 50 7. Hasil perhitungan nilai t-hitung pada masing-masing dimensi citra
perusahaan ... 50 8. Hasil uji Anova program CSR Peduli Kasih terhadap
citra perusahaan ... 51 9. Hasil uji nilai R program CSR Peduli Kasih terhadap
citra perusahaan ... 51 10. Hasil uji koefisien regresi program CSR Peduli Kasih
terhadap citra perusahaan ... 52 11. Hasil uji Anova program CSR Peduli Kasih terhadap
loyalitas konsumen ... 53 12. Hasil uji nilai r program CSR Peduli Kasih terhadap
(11)
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Empat kategori perusahaan berdasarkan pendekatan proporsi
keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran CSR ... 13
2. Empat kategori perusahaan berdasarkan pendekatan tujuan CSR promosi atau pemberdayaan masyarakat ... 14
3. Kerangka pemikiran penelitian ... 25
4. Struktur organisasi PT IVM ... 38
5. Proporsi responden berdasarkan usia ... 45
6. Proporsi responden berdasarkan pekerjaan ... 45
7. Proporsi responden berdasarkan pendidikan ... 46
8. Proporsi responden berdasarkan domisili ... 46
(12)
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Kuesioner penelitian ... 59
2. Rincian kegiatan PPKI 2009 – 2010 ... 64
3. Audit keuangan PPKI tahun 2008 dan 2009 ... 66
4. Hasil uji validitas kuesioner ... 67
5. Hasil uji reliabilitas kuesioner ... 70
6. Hasil regresi pengaruh PPKI terhadap citra perusahaan ... 71
7. Hasil regresi pengaruh PPKI terhadap masing-masing dimensi citra perusahaan ... 72
8. Hasil regresi pengaruh PPKI terhadap loyalitas konsumen ... 75
(13)
1.1 Latar Belakang
Globalisasi telah menimbulkan persaingan di bisnis global sehingga kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Saat ini Indonesia telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas oleh Asean Free Trade Area (AFTA) di tahun 2003 dan diikuti dengan Asia Pacific Economic Corporation (APEC) di tahun 2010 ini dan World Trade Organization (WTO) di tahun 2020 nanti. Dengan adanya globalisasi ini diharapkan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya peluang yang ada untuk meningkatkan efisiensi ekonomi dan dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini menyebabkan semua perusahaan menghadapi persaingan ketat.
Berbagai upaya dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing dalam persaingan bisnis global ini, agar perusahaan mampu bertahan dan keuntungan terus meningkat. Pengoptimalan keuntungan ini dilakukan perusahaan dengan menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan bahkan terkadang perusahaan mengeksploitasi sumber-sumber alam yang berdampak pada krisis lingkungan dan masyarakat sosial.
Beberapa perusahaan di Indonesia telah mengalami permasalahan dalam pengelolaan lingkungan hidup yang berdampak pada kerugian, baik secara materi maupun non materi (kepercayaan). PT Lapindo Brantas di Sidoarjo adalah salah satu perusahaan yang bermasalah dengan pengelolaan lingkungan. Perusahaan yang merupakan bekas tambang minyak ini menjadi bukti nyata perlunya pengelolaan lingkungan yang baik, agar terjadi keseimbangan antara alam dan manusia, sehingga eksistensi perusahaan tetap terjaga. Lumpur yang menjadi bencana menyebabkan kerugian tidak hanya pada perusahaan, tetapi juga pada masyarakat sekitar.
(14)
Pada tanggal 22 Februari 2006 terjadi permasalahan yang disebabkan tidak pekanya perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Dalam hal ini 500 warga Kampung Kali Kabur dan Banti, Tembagapura, menutup ruas jalan dan pemukiman karyawan PT Freeport Indonesia ke lokasi pengolahan dan penambangan Grazberg. Akibatnya, PT Freeport Indonesia menutup sementara kegiatan kantornya dan menghentikan produksi. Kerusakan lingkungan yang sangat tragis terjadi pula pada lokasi penambangan timah inkonvensional di bibir pantai Pulau Bangka, Belitung, dengan terjadinya pencemaran air di permukaan laut dan perairan umum. Selain itu, lahan menjadi tandus, sehingga terjadi abrasi pantai, dan kerusakan cagar alam yang diperkirakan butuh waktu 150 tahun untuk pemulihannya (Sutopoyudo, 2009).
Permasalahan lingkungan yang dihadapi perusahaan-perusahaan tersebut harus menjadi perhatian bagi perusahaan lain. Semakin berkembang suatu perusahaan, maka kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan semakin besar, karena perusahaan membutuhkan sumber daya yang lebih banyak lagi dari lingkungan sekitarnya. Sumber daya tersebut tidak hanya berupa bahan baku produksi berupa material, tetapi juga tenaga kerja.
Eksploitasi sumber-sumber alam yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan, telah memicu kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini. Penerapan tanggungjawab sosial atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi salah satu cara perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut. CSR menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya memikirkan kepentingan perusahaan, tetapi juga kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas. Pihak-pihak tersebut adalah semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, yaitu pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik, pemerintah dan pemasok bahkan pesaing. Program-program sosial tersebut dapat berupa bantuan kesehatan, pembangunan sarana-prasarana umum, pemberian bantuan secara tunai, pemberian beasiswa dan berbagai jenis bantuan sosial lainnya.
(15)
Program CSR di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2007 dengan adanya Undang-Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pasal 74 UU PT menyatakan, (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam (SDA) wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan (TJSL), (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran, (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (www.hukumonline.com, 2010).
Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR pun terdapat didalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41 ayat (1) yang menyatakan barangsiapa yang melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah (Sutopoyudo, 2009). Berdasarkan Undang-Undang tersebut CSR menjadi satu prasyarat penting bagi kelangsungan bisnis suatu perusahaan.
Penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) menjadi salah satu landasan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan CSR. Salah satu prinsip pada GCG adalah responsibility yang dijadikan perusahaan pedoman dalam kepatuhan pada peraturan perundang-undangan tentang proteksi kesehatan, keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan. Kesadaran perusahaan akan pentingnya penerapan GCG tidak lagi pada tindakan reaktif tetapi sudah pada tindakan pencegahan maupun proteksi.
Setelah krisis tahun 1998, banyak masyarakat Indonesia yang mengalami kesulitan ekonomi. Biaya hidup yang semakin tinggi menjadi salah satu hal yang menyebabkan kesulitan ekonomi masyarakat. Biaya untuk pendidikan dan kesehatan juga dirasakan masih tinggi dan masih banyak masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan, tetapi tidak mampu mengeluarkan biaya untuk layanan tersebut. Tingginya biaya
(16)
pengobatan yang tidak terjangkau oleh masyarakat miskin telah mengakibatkan banyaknya masyarakat miskin ini memilih membiarkan penyakit yang mengidap keluarganya atau dirinya sendiri, meskipun penyakit tersebut, termasuk penyakit yang membahayakan jiwanya.
PT Indosiar Visual Mandiri Tbk (IVM) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyiaran, yaitu salah satu televisi swasta di Indonesia, menyadari pentingnya program CSR dilakukan oleh perusahaan. Penerapan CSR tidak lagi dianggap biaya oleh perusahaan, melainkan investasi. IVM melakukan wujud nyata CSR melalui program Peduli Kasih, yang berawal dari wujud kepedulian perusahaan kepada masyarakat yang mengalami kesulitan setelah terjadinya krisis 1998. Barang dan jasa menjadi mahal, sehingga biaya hidup semakin meningkat. Kesehatan menjadi salah satu faktor yang mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat miskin. Krisis telah menyebabkan kondisi masyarakat ekonomi lemah semakin meningkat.
Menyadari pentingnya kesehatan bagi masyarakat yang terkadang tidak dapat dijangkau oleh masyarakat miskin, membuat PT IVM melakukan program Peduli Kasih ini. Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari masyarakat yang ikut membantu dengan menyalurkan bantuan melalui rekening yang telah disediakan perusahaan sebagai wadah bantuan kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membantu biaya pengobatan kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu. Menanggapi respon positif ini, PT IVM melakukan program Peduli kasih secara terus menerus hingga saat ini.
Kegiatan ini sebagai bentuk CSR Indosiar kepada masyarakat Indonesia yang merupakan konsumen perusahaan, khususnya masyarakat ekonomi lemah yang menderita penyakit yang dapat disembuhkan melalui prosedur operasi. Program Peduli Kasih sampai saat ini (Maret 2011) telah membantu 13.113 pasien dari berbagai penyakit yang dapat dioperasi dan memberikan alat-alat bantu, seperti alat bantu pendengaran maupun kacamata baca.
(17)
PT IVM sebagai perusahaan profit oriented tidak dapat mengandalkan dana dari perusahaan sepenuhnya. Hal ini dapat dipahami, karena PT IVM bukanlah lembaga sosial yang dapat memenuhi semua tuntutan masyarakat akan biaya kesehatan (pengobatan) gratis terhadap penyakit yang dideritanya. Oleh karena itu, selain menggunakan dana perusahaan, PT IVM juga melakukan penggalangan dana dari masyarakat melalui program tayangan di Indosiar. Dalam hal ini, masyarakat dapat melakukan bantuan dana dengan cara mentransfer melalui rekening-rekening pada beberapa bank yang telah ditunjuk.
Dana perusahaan yang digunakan untuk melakukan program ini dihitung sebagai biaya dalam pengeluaran perusahaan, selain dianggap sebagai investasi jangka panjang. Pengelolaan biaya untuk CSR yang tepat berdampak pada efisiensi terhadap biaya itu sendiri dan maksimalisasi keuntungan, baik berupa materi maupun citra perusahaan itu sendiri. Selain itu, kegiatan CSR ini diharapkan dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Untuk melihat efektifitas program Peduli Kasih terhadap citra perusahaan dan loyalitas konsumen PT IVM, dilakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Citra dan Loyalitas Konsumen PT Indosiar Visual Mandiri Tbk”.
1.2 Perumusan Masalah
Konsep CSR semakin banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia sebagai salah satu bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Keberhasilan dalam penyelesaian masalah-masalah lingkungan menjadi isu yang semakin kompetitif dan dapat dijadikan sebagai alat promosi perusahaan yang dapat meningkatkan citra, bahkan mungkin profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan CSR dianggap sebagi investasi perusahaan jangka panjang melalui pembentukkan citra positif, sehingga perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya dalam persaingan.
(18)
Peraturan terhadap lingkungan yang semakin ketat dengan adanya hukuman bagi perusahaan yang melanggar undang-undang mengenai PT maupun undang-undang mengenai Lingkungan Hidup, telah membuat perusahaan wajib melaksanakan CSR. Dalam hal ini, perusahaan membutuhkan anggaran tersendiri untuk program CSR atau masuk dalam biaya lingkungan. Manajemen biaya lingkungan yang baik dan tepat akan berdampak positif bagi perusahaan. Menekan biaya dengan pemilihan metode yang paling tepat dalam memilih program CSR menjadi salah satu indikasi manajemen biaya lingkungan yang baik dan selain itu dapat meningkatkan citra positif di masyarakat terhadap produk yang dihasilkannya, sehingga tercipta loyalitas konsumen.
Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik konsumen PT IVM pada Program Peduli Kasih Indosiar (PPKI) ?
2. Bagaimana penilaian konsumen terhadap PPKI dari sisi citra dan loyalitas konsumen ?
3. Apakah terdapat pengaruh PPKI terhadap citra perusahaan dan juga pengaruh PPKI terhadap loyalitas konsumen ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen PT IVM pada PPKI.
2. Mengidentifikasi penilaian konsumen terhadap PPKI dari sisi citra dan loyalitas konsumen.
3. Menganalisis pengaruh PPKI terhadap citra perusahaan dan pengaruh PPKI terhadap loyalitas konsumen.
(19)
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dibatasi pada penganalisaan pengaruh program CSR terhadap citra perusahaan dan loyalitas konsumen dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis citra perusahaan, tabulasi sederhana untuk pengukuran loyalitas konsumen dan analisis regresi linear sederhana. Lingkup populasi yang akan diteliti pada penelitian adalah masyarakat kota Jakarta dengan jumlah contoh 100 (seratus) orang.
(20)
2.1 CorporateSocial Responsibility 2.1.1 Definisi
CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnisnya dan dalam interaksi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana, 2005). CSR sering disebut dengan istilah amal perusahaan (Corporate Giving/Charity), kedermawanan perusahaan (Corporate philanthropy), relasi kemasyarakatan perusahaan (Corporate Community/Public Relations) dan pengembangan masyarakat (Community Development). Keempat istilah tersebut dapat menjadi acuan dimensi atau pendekatan CSR yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam konteks Investasi Sosial Perusahaan (Corporate Social Investment/Investing). Motif perusahaan melakukan suatu CSR dapat dikategorikan dari empat istilah tersebut.
Menurut Schermerhorn dalam Suharto (2007), CSR adalah suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-caranya sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Jadi CSR tidak hanya diwujudkan dalam bentuk kepedulian terhadap eksternal perusahaan, seperti masalah pencemaran lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakat sekitar, tetapi juga diwujudkan dalam bentuk kepedulian terhadap lingkungan internal perusahaan, yaitu kepada para stakeholder.
Edi Suharto dalam Jatmiko (2010), mendefinisikan CSR sebagai tanggungjawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh (draft 3 ISO 26000). International Organization for Standardization
(21)
(ISO), organisasi standardisasi internasional menghasilkan panduan dan standardisasi untuk tanggungjawab sosial, yang diberi nama ISO 26000.
CSR pada ISO 26000 dalam Jalal (2008) merupakan tanggungjawab organisasi terhadap dampak keputusan maupun aktivitas yang dilakukan organisasi tersebut terhadap masyarakat dan lingkungan. Hal-hal yang diatur dalam ISO 26000 mengenai CSR ini mencakup :
1. Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
2. Memperhatikan kepentingan dari para konsumen.
3. Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional.
4. Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, baik kegiatan produk maupun jasa.
Terdapat 7 (tujuh) isu pokok mengenai CSR dalam ISO 26000. Isu tersebut adalah :
1. Pengembangan masyarakat. 2. Konsumen.
3. Praktek kegiatan institusi yang sehat. 4. Lingkungan.
5. Ketenagakerjaan. 6. Hak Asasi Manusia.
7. Organizational Governance (Organisasi Kepemerintahan).
Menurut Poerwanto (2010), CSR atau tanggungjawab sosial (TJS) perusahaan adalah jiwa perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan bisnis yang mencakup citra perusahaan, promosi, meningkatkan penjualan, membangun percaya diri, loyalitas karyawan, dan keuntungan. Dalam konteks lingkungan eksternal, TJS berperan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat seperti kesempatan kerja dan stabilitas sosial, ekonomi dan budaya. Berdasarkan definisi ini disimpulkan bahwa CSR tidak hanya diwujudkan ke lingkungan eksternal perusahaan, tetapi juga ke lingkungan internal perusahaan. Dalam konteks operasional bisnis, CSR merupakan komitmen organisasi terhadap peningkatan
(22)
mutu hidup bagi para pekerja, keluarga, pelanggan, pemasok, masyarakat dan lingkungan.
Banyak pihak yang mengartikan CSR sama dengan etika perusahaan atau etika bisnis. Menurut Hirt and Ferrell (2006), CSR berbeda dengan etika. Dalam hal ini, etika bisnis berhubungan dengan keputusan individu-individu atau kelompok kerja yang oleh masyarakat dinilai sebagai salah atau benar, sedangkan CSR adalah konsep yang lebih luas berkenaan dampak dari aktivitas-aktivitas bisnis secara keseluruhan terhadap masyarakat.
2.1.2 Landasan Hukum
Peraturan mengenai prinsip-prinsip CSR tertuang dalam Undang-Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT). Pada Pasal 74 UU PT disebutkan bahwa :
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan SDA wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
2. TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selain UU PT tersebut, UU Republik Indonesia No 25 tahun 2007 juga menjadi landasan setiap perusahaan untuk melakukan program CSR. Pasal 15 (b) tentang Penanaman Modal pada UU RI No 25 Tahun 2007 tersebut menyatakan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan TJS perusahaan. Berdasarkan dua landasan hukum di atas, maka CSR merupakan kewajiban bagi setiap perusahaan dimana terdapat sanksi hukum, jika perusahaan tidak menerapkannya.
(23)
2.1.3 Kategori Aktivitas
Terdapat 6 (enam) kategori aktivitas CSR (Kotler and Lee, 2005), yaitu : 1. Cause Promotions
Cause Promotions adalah aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan dengan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu kegiatan sosial, atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu. Contoh kasus cause promotion ini dapat dilihat pada Perusahaan DELL yang mensponsori pengumpulan komputer bekas untuk didonasikan kepada organisasi non-profit dan organisasi publik.
2. Cause-Related Marketing
Aktivitas CSR cause-related marketing adalah perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan persentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk. Contoh perusahaan yang melakukan CSR kategori ini adalah Danone melalui produk aqua, dimana setiap 1 ℓ aqua yang terjual perusahaan akan menyumbangkan 10 ℓ air bersih untuk daerah-daerah yang masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih.
3. Corporate Social Marketing
Perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Contoh perusahaan yang melakukan CSR ini adalah PT Unilever melalui produk lifebuoy dengan program ‘Lifebuoy Berbagi Sehat’. Program ini mengkampanyekan hidup sehat salah satunya dengan mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Perusahaan membagikan produk dan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk mensuskseskan program CSR ini.
(24)
4. Corporate Phylanthropy
Hal ini yang dilakukan oleh PT IVM dalam penerapan CSR perusahaan. Perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Bantuan untuk kesehatan masyarakat meliputi biaya pengobatan, perawatan hingga penyembuhan melalui PPKI dan mendirikan fasilitas umum, serta menyediakan alat-alat berat untuk membantu evakuasi saat terjadi bencana alam melalui Program Kita Peduli.
5. Community Volunteering
Perusahaan mendukung dan mendorong para karyawan, rekan pedagang eceran, atau para pemegang franchise agar menyisihkan waktunya secara sukarela guna membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang jadi sasaran program. Standard Chartered Bank melakukan CSR kategori ini sebagai wujud TJS perusahaan. Setiap karyawan akan diberi reward berupa cuti kerja untuk waktu yang digunakan dalam setiap kegiatan CSR perusahaan.
6. Social Responsible Business Practice
Perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas, serta memelihara lingkungan hidup. McDonald menggunakan material berbahan daur ulang pada pengemasannya sebagai wujud CSR perusahaan sebagai contoh CSR kategori ini.
Menurut Suharto dalam Kusumadilaga (2010) yang berkaitan dengan pelaksanaan CSR, perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Meskipun cenderung menyederhanakan realitas, tipologi ini menggambarkan kemampuan dan komitmen perusahaan dalam menjalankan CSR. Pengelompokkan ini dapat memotivasi perusahaan dalam mengembangkan program CSR dan dapat pula dijadikan cermin, serta panduan untuk menentukan model CSR yang tepat. Dengan menggunakan dua pendekatan, sedikitnya ada delapan kategori perusahaan. Pendekatan pertama berdasarkan proporsi
(25)
keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran CSR. Dalam hal ini, terdapat 4 (empat) kategori perusahaan dalam pendekatan ini yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Profit
Perusahaan Perusahaan Ekonomis Perusahaan Reformis
(Pelit) (Maju)
Perusahaan Minimalis Perusahaan Humanis
(Kecil-Lemah) (Baik Hati-Dermawan)
Anggaran CSR
Gambar 1. Empat (4) kategori perusahaan berdasarkan pendekatan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran CSR (Suharto dalam Kusumadilaga, 2010)
Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran CSR, perusahaan terdiri atas 4 (empat) kategori berikut (Suharto dalam Kusumadilaga, 2010) :
1. Perusahaan Minimalis, yaitu perusahaan yang memiliki profit dan anggaran CSR yang rendah. Perusahaan kecil dan lemah biasanya termasuk kategori ini.
2. Perusahaan Ekonomis adalah perusahaan yang memiliki keuntungan tinggi, namun anggaran CSR rendah. Perusahaan yang termasuk kategori ini adalah perusahaan besar, namun pelit.
3. Perusahaan Humanis merupakan perusahaan yang meskipun profit rendah, proporsi anggaran CSR relatif tinggi. Perusahaan pada kategori ini disebut perusahaan dermawan atau baik hati.
4. Perusahaan Reformis adalah perusahaan ini memiliki profit dan anggaran CSR tinggi. Perusahaan seperti ini memandang CSR bukan sebagai beban, melainkan sebagai peluang untuk lebih maju.
(26)
Pendekatan kedua adalah berdasarkan tujuan CSR yang dilakukan perusahaan, apakah untuk promosi atau pemberdayaan masyarakat (Suharto dalam Kusumadilaga, 2010). Terdapat 4 (empat) kategori perusahaan dalam pendekatan ini, yaitu :
1. Perusahaan Pasif, dimana perusahaan yang menerapkan CSR tanpa tujuan jelas, yaitu bukan untuk promosi, bukan pula untuk pemberdayaan, tetapi sekadar melakukan kegiatan kreatif perusahaan sebagai bentuk promosi dan hal yang kurang bermanfaat bagi perusahaan.
2. Perusahaan Impresif, dimana perusahaan lebih mengutamakan CSR untuk promosi daripada untuk pemberdayaan masyarakat. Perusahaan seperti ini lebih mementingkan tebar pesona daripada tebar karya.
3. Perusahaan Agresif merupakan perusahaan yang kegiatan CSR lebih ditujukan untuk pemberdayaan daripada promosi. Perusahaan seperti ini lebih mementingkan karya nyata daripada tebar pesona.
4. Perusahaan Progresif adalah perusahaan yang menerapkan CSR untuk tujuan promosi dan sekaligus pemberdayaan. Promosi dan CSR dipandang sebagai kegiatan yang bermanfaat dan menunjang satu-sama lain bagi kemajuan perusahaan (Gambar 2).
Promosi
Perusahaan Impresif Perusahaan Progresif (Tebar Pesona) (Tebar Pesona dan Karya)
Perusahaan Pasif Perusahaan Agresif (Tidak Tebar Pesona (Tebar Karya)
dan Karya)
Pemberdayaan
Masyarakat Gambar 2. Empat (4) kategori perusahaan berdasarkan pendekatan tujuan
CSR (promosi atau pemberdayaan masyarakat) (Suharto dalam Kusumadilaga, 2010)
(27)
2.1.4 Pendekatan
Menurut Poerwanto (2010), secara konseptual terdapat 3 (tiga) pendekatan dalam pembentukkan CSR, yaitu :
1. Pendekatan moral, yaitu kebijakan atau tindakan yang didasarkan pada prinsip kesantunan dan nilai-nilai positif yang berlaku, dengan pengertian bahwa apa yang dilakukan tidak melanggar atau merugikan pihak-pihak lain.
2. Pendekatan kepentingan bersama, yaitu menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan moral harus didasarkan pada standar kebersamaan, kewajaran, keterbukaan dan kebebasan.
3. Pendekatan manfaat adalah konsep TJS yang didasarkan pada nilai-nilai bahwa apa yang dilakukan oleh organisasi harus dapat menghasilkan manfaat besar bagi pihak-pihak berkepentingan secara adil.
Berdasarkan pendekatan tersebut, CSR tidak dapat disebut sebagai beban perusahaan karena CSR merupakan bentuk moral atau etika perusahaan yang menjadi kepentingan bersama berbagai pihak terkait yang akan menunjang keberlangsungan usaha suatu perusahaan. Hal ini tentu saja akan membawa manfaat bagi perusahaan dalam jangka panjang, sehingga CSR dapat dikategorikan dalam tiga aktivitas yang dikenal dengan Triple Bottom Lines meliputi 3P, yaitu profit, people dan planet. Profit berarti perusahaan memberikan manfaat keuntungan kepada shareholder, people diwujudkan dalam bentuk kepedulian terhadap stakeholder dan masyarakat sekitar, serta planet merupakan bentuk aktivitas CSR perusahaan sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan.
(28)
2.2 Citra Perusahaan
Menurut Kotler dalam http://frommarketing.blogspot.com (2010), corporate image is the consumer’s response to the total offering and is defined as a sum the belief, ideas, and impressions that a public has an organization. Pengertian tersebut mendefinisikan citra perusahaan sebagai respon konsumen pada keseluruhan penawaran yang diberikan perusahaan dan didefinisikan sebagai sejumlah kepercayaan, ide-ide dan kesan masyarakat pada suatu organisasi. Citra tersebut terbentuk di benak konsumen karena adanya pengalaman, kepercayaan, informasi dan pengetahuan yang pernah diperoleh oleh konsumen.
Kasali (2007) menyatakan citra adalah kesan suatu obyek terhadap obyek lain yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu dari berbagai sumber terpercaya. Terdapat tiga (3) hal penting dalam citra, yaitu kesan obyek, proses terbentuknya citra dan sumber terpercaya. Obyek tersebut dapat berupa individu maupun perusahaan yang terdiri dari sekelompok orang di dalamnya. Citra suatu obyek terhadap obyek lain dapat berubah seiring informasi yang terus berubah dari waktu ke waktu dan ditentukan pula oleh faktor kepercayaan terhadap informasi tersebut. Citra menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan untuk kelangsungan hidup dan pengembangan kreativitas pihak-pihak di dalam perusahaan itu sendiri.
Pentingnya citra perusahaan dikemukakan oleh Gronroos dalam Suwandi (2010) adalah :
1. Menceritakan harapan bersama kampanye eksternal. Citra positif memudahkan perusahaan mengkomunikasikan tujuan perusahaan, sedangkan citra negatif sebaliknya.
2. Citra perusahaan berfungsi sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi kegiatan perusahaan. Citra perusahaan yang positif di mata konsumen dapat menjadi pelindung kesalahan-kesalahan kecil, mutu teknis atau fungsional perusahaan dan citra yang negatif dapat memperbesar kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
(29)
3. Citra perusahaan berfungsi sebagai pengalaman dan harapan konsumen atas mutu pelayanan perusahaan.
4. Citra perusahaan mempunyai pengaruh penting terhadap manajemen atau dampak internal. Citra perusahaan yang kurang jelas dan nyata mempengaruhi sikap karyawan terhadap perusahaan.
Citra perusahaan terbentuk oleh banyak hal. Menurut Jefkins dalam Indarwati (2007), hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra perusahaan adalah :
1. Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang. 2. Keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya. 3. Keberhasilan ekspor.
4. Hubungan industri yang baik.
5. Reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar. 6. Kesediaan turut memikul tanggungjawab sosial.
7. Komitmen mengadakan penelitian.
Penelitian ini mengambil 2 (dua) dari 7 (tujuh) faktor di atas yang dapat meningkatkan citra perusahaan, yaitu ketersediaan turut memikul tanggungjawab sosial dan komitmen mengadakan penelitian. Ketersediaan turut memikul tanggungjawab sosial melalui kegiatan CSR PT IVM Program Peduli Kasih Indosiar (PPKI) menjadi faktor utama dalam pembentukkan citra perusahaan yang akan diteliti pada penelitian ini. Selain itu, komitmen mengadakan riset juga menjadi faktor lain yang menunjang citra perusahaan, karena sebelum mengadakan program CSR, PT IVM melakukan riset terhadap bentuk kegiatan dan para penerima bantuan untuk program CSR yang akan dilakukan.
(30)
2.3 Loyalitas
Menurut Mowen dan Minor dalam Mustikawati (2009), loyalitas merupakan sikap positif terhadap produk, memiliki komitmen terhadap produk dan melakukan pembelian berulang. Kunci utama pada pengertian tersebut adalah konsumen yang loyal terhadap suatu produk atau perusahaan akan melakukan pembelian produk atau menggunakan jasa perusahaan kembali. Selain itu konsumen yang loyal akan mereferensikan produk baik barang maupun jasa yang dihasilkan suatu perusahaan kepada orang lain.
Menurut Palilati dalam Seravina (2009), terdapat lima (5) indikator peubah yang dapat mengukur loyalitas konsumen. Pada penelitian ini digunakan empat (4) dari lima (5) indikator peubah tersebut. Satu (1) indikator adalah kesediaan menerima bunga yang rendah atau biaya yang tinggi pada lima (5) indikator tersebut lebih dikhususkan pada penelitian perbankan. Empat (4) indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Pembelian ulang, dimana dalam penelitian ini faktor pembelian ulang dapat dinilai dari konsumen yang tetap setia menonton tayangan Indosiar tidak hanya pada PPKI tetapi juga berbagai tayangan. Konsumen juga bersedia untuk memberikan bantuan berulang kepada program ini.
2. Rekomendasi.
3. Menceritakan hal positif.
4. Menambah tontonan lain di Indosiar.
Loyalitas pelanggan terhadap produk atau jasa merupakan salah satu dari aset produk yang menunjukkan mahalnya nilai sebuah loyalitas (Aaker dalam Rahmatillah, 2009). Hal ini dikarenakan untuk membangun sebuah loyalitas dibutuhkan waktu yang cukup lama dan terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi. Banyak manfaat yang diperoleh dari loyalitas konsumen, diantaranya : 1. Mengurangi biaya pemasaran, karena berdasarkan beberapa penelitian,
biaya untuk memperoleh pelanggan baru 6 (enam) kali lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mempertahankan pelanggan yang telah ada.
(31)
2. Trade leverage, artinya sebuah produk yang memiliki pelanggan setia lebih banyak akan menarik distributor untuk menyediakan ruangan yang lebih luas dibandingkan dengan produk lain yang pelanggan setianya lebih sedikit.
3. Menarik pelanggan baru, karena pelanggan yang telah setia terhadap suatu produk atau perusahaan biasanya akan mereferensikan kepada orang lain yang akan menjadi pelanggan baru perusahaan tersebut.
4. Merespon ancaman pesaing jika para pesaing menghasilkan produk yang lebih baik. Hal ini dikarenakan pelanggan yang setia sulit dipengaruhi, sehingga perusahaan memiliki kesempatan untuk menghasilkan produk yang lebih baik lagi dari pesaing dalam jangka waktu tertentu tanpa takut pelanggan tersebut beralih ke produk pesaing.
5. Nilai kumulatif bisnis yang berkelanjutan, karena dengan adanya pelanggan yang setia akan mendorong perusahaan untuk terus menghasilkan produk yang konstan dibutuhkan secara teratur dengan harga lebih rendah.
6. Word of mouth communication (oral) yang berdampak besar terhadap citra perusahaan. Pelanggan yang setia akan menceritakan hal-hal baik tentang perusahaan dan produknya kepada konsumen lain yang jauh lebih persuasif daripada iklan.
Loyalitas konsumen menjadi faktor penting karena manfaat-manfaat yang disebutkan di atas serta dapat membangun maupun mengembangkan citra positif perusahaan. Menurut Durianto et al dalam Rahmatillah (2009), pengukuran loyalitas konsumen dapat dilakukan berdasarkan beberapa tingkatan, yaitu :
1. Switcher Buyer (pembeli yang berpindah-pindah), merupakan tingkat loyalitas yang paling dasar. Semakin sering konsumen berpindah dari satu merek ke merek lain menunjukkan konsumen tersebut tidak loyal. Konsumen pada tingkatan ini biasanya melakukan pembelian karena banyak orang membeli produk tersebut disebabkan harganya murah.
2. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan), yaitu pembeli yang tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi suatu merek
(32)
produk. Tidak ada alasan kuat bagi konsumen pada tingkatan ini untuk membeli merek produk lain atau berpindah merek, terutama jika peralihan tersebut membutuhkan biaya, usaha, atau pengorbanan lain.
3. Satisfied Buyer (pembeli yang merasa puas), yaitu kategori pembeli yang merasa puas dengan merek yang mereka konsumsi, tetapi dapat beralih merek meskipun butuh waktu, biaya, atau risiko lain akibat peralihan tersebut.
4. Liking the Brand (menyukai merek), merupakan kategori pembeli yang benar-benar menyukai merek tersebut. Rasa suka tersebut dapat timbul karena berkaitan dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakan merek tersebut sebelumnya, atau persepsi mutu yang tinggi. 5. Commited Buyer (pembeli yang berkomitmen), yaitu kategori pembeli
yang setia dan memiliki kebanggan dalam menggunakan suatu merek. Merek tersebut bahkan menjadi sangat penting, baik dari segi fungsi maupun ekspresi siapa sebenarnya penggunanya. Ciri konsumen pada kategori ini adalah tindakan konsumen tersebut untuk merekomendasikan atau mempromosikan merek yang digunakan kepada orang lain.
2.4 Shareholder dan Stakeholder
Shareholder adalah pihak-pihak yang memiliki saham atau modal (harta/kekayaan) suatu perusahaan. Shareholder merupakan bagian dari stakeholder, karena stakeholder adalah anggota komunitas, atau kelompok individu, masyarakat (tidak semua) yang berasal dari wilayah perusahaan tersebut berdiri, wilayah negara dan bisa juga negara lain (global) yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya suatu perusahaan (Prasetijo, Budimanta dan Rudito, 2004). Sedangkan menurut Solihin (2008), stakeholders atau pemangku kepentingan adalah orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan. Jones dalam Jatmiko (2010), mengklasifikasikan stakeholder atas inside dan outside stakeholders. Perbedaan kedua kelompok tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
(33)
Tabel 1. Klasifikasi Stakeholder menurut Jones dalam Jatmiko (2010)
No Klasifikasi
Stakeholder Pengertian
Contoh Pihak-Pihak dalam Kategori Stakeholder
1 Inside Stakeholders
orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan, serta berada di dalam organisasi perusahaan
pemegang saham
(stockholders/shareholders), para manajer (managers), dan karyawan (employees) 2 Outside
Stakeholders
orang-orang maupun pihak-pihak (constituencies) yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan dan bukan pula karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan terhadap
perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan, serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
pelanggan (customers), pemasok (suppliers), pemerintah (government), masyarakat lokal (local communities) dan masyarakat secara umum (general
public)
2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu pada penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) rujukan. Rujukan penelitian pertama dari Indra Jatmiko, dengan skripsi berjudul Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan Corporate Social Responsibility pada Bank “X” Bogor pada tahun 2011. Penelitian ini meneliti hubungan antara TJS yang dilakukan perusahaan terhadap citra perusahaan setelah dilakukan program TJS tersebut. Penelitian tersebut menggunakan analisis faktor, dengan hasil responden menilai citra yang dibangun oleh Bank “X” melalui program CSR sudah baik. Penelitian ini menggunakan enam (6) dimensi untuk menjelaskan hubungan antara citra perusahaan melalui kegiatan CSR. Keenam (6) dimensi tersebut adalah successful (90,4%), business wise (89,1%), character (89%), cooperative (73,2%), withdrawn (70,4%) dan dynamic (67,2%). Setelah dilakukan analisis faktor, keenam (6) dimensi tersebut mampu menjelaskan variasi 64,745%.
Rujukan penelitian kedua (2) adalah penelitian yang dilakukan oleh Rimba Kusumadilaga, dengan skripsi berjudul Pengaruh Corporate SocialResponsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
(34)
Indonesia) pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas perusahaan sebagai peubah moderating dan perbedaan luas pengungkapan CSR periode sebelum dan sesudah berlakunya UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Contoh penelitian ini adalah pengungkapan pertanggungjawaban sosial pada sektor manufaktur tahun 2006 dan 2008, dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu 21 perusahaan pada tahun 2006 dan 42 perusahaan pada tahun 2008 yang memenuhi kriteria sebagai contoh penelitian.
Metode analisis pada penelitian tersebut adalah analisis regresi linear sederhana dan berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh nyata terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas sebagai peubah moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan. Dalam hal ini, terdapat perbedaan luas pengungkapan CSR periode sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Rujukan penelitian ketiga (3) adalah penelitian yang dilakukan oleh Marisa Seravina, dalam skripsi berjudul Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Britama (Studi Kasus pada Nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor) pada tahun 2008. Penelitian ini meneliti sikap nasabah terhadap kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan dan hubungannya dengan loyalitas nasabah pengguna tabungan Britama. Pengukuran loyalitas pada penelitian ini menggunakan 5 (lima) indikator, yaitu pembelian ulang, rekomendasi, menambah jumlah tabungan, menceritakan hal positif dan kesediaan menerima bunga yang rendah atau biaya yang tinggi. Penelitian tersebut menggunakan analisis Rank Spearman dan analisis Regresi Linear Sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara penerapan program CSR perusahaan dengan loyalitas nasabah, nilai 0,315 untuk nasabah yang telah mengetahui program CSR BRI dan nilai 0,174 untuk nasabah yang belum mengetahui program CSR BRI.
(35)
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Penelitian mengenai hubungan antara CSR terhadap citra perusahaan dan loyalitas konsumen ini diawali dengan mengetahui visi dan misi perusahaan. Visi PT IVM adalah menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan berkualitas yang bersumber pada in-house production, kreativitas dan sumber daya manusia (SDM) yang handal. Sedangkan misi perusahaan adalah berorientasi maju dengan terobosan baru (futuristic), menjadi trendsetter dengan ide orisinil (innovative), mengutamakan kepuasan stakeholders (satisfactory) dan peduli terhadap lingkungan sekitar (humanity). CSR menjadi salah satu aspek korporasi yang mampu menumbuhkan perusahaan secara simultan sesuai dengan salah satu misi perusahaan, yaitu peduli terhadap lingkungan sekitar.
Berbagai kegiatan perusahaan dilakukan berlandaskan pada visi dan misi perusahaan agar tercapai tujuan perusahaan tersebut. Setelah mengetahui visi dan misi perusahaan, penelitian ini selanjutnya menganalisis program CSR PT IVM itu sendiri. Mengacu pada UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan untuk melakukan tanggungjawab sosial dan lingkungan, maka PT IVM mengadakan program Peduli Kasih sebagai wujud tanggungjawab perusahaan. Program yang diawali pada tahun 2000 ini merupakan wujud tanggungjawab perusahaan terhadap masyarakat yang kemudian mendapat respon positif dari masyarakat pada awal diadakannya program ini.
Penilaian masyarakat terhadap program CSR terhadap citra perusahaan dan loyalitas konsumen dilakukan dengan pemilihan contoh. Hasil penilaian ini dijabarkan dengan menggunakan analisis deskriptif. Hal ini dilakukan agar diketahui karakteristik populasi yang diwakili oleh contoh. Populasi yang menjadi fokus penelitian ini adalah masyarakat kota Jakarta yang diwakili dengan 100 contoh. Karakteristik contoh diketahui melalui penyebaran kuesioner, dimana pemilihan contoh untuk dijadikan
(36)
responden dilakukan dengan metode Convenience Sampling (pengambilan contoh secara kebetulan) yang masuk ke dalam teknik pengambilan contoh non peluang. Metode ini dipilih karena tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Contoh yang menjadi responden adalah contoh yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti, sehingga dapat mengurangi bias penelitian (Simamora, 2004).
Analisis deskriptif digunakan dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi citra perusahaan dan loyalitas konsumen. Hasil analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis citra perusahaan yang diukur dengan analisis citra perusahaan dan loyalitas konsumen yang diukur dengan analisis loyalitas konsumen. Kemudian untuk melihat pengaruh peubah independen (X), yaitu pelaksanaan CSR terhadap peubah dependen (Y) yang merupakan citra perusahaan dan loyalitas konsumen digunakan analisis regresi linear sederhana.
Hasil analisis pengaruh CSR terhadap citra perusahaan dan loyalitas konsumen menjadi tujuan akhir penelitian ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi manajerial kepada perusahaan. Implikasi manajerial ini merupakan penilaian terhadap kegiatan CSR perusahaan yang kemudian dapat dijadikan perusahaan sebagai bahan masukan agar dapat melakukan kegiatan ini lebih efektif dan efisien ke depannya. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
(37)
Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian
Pengaruh CSR PT IVM terhadap Citra Perusahaan dan Loyalitas
Konsumen
Program CSR (Peduli Kasih) PT IVM
Persepsi Masyarakat terhadap Program CSR (Peduli Kasih)
PT IVM
Karakteristik Responden (Analisis Deskriptif) Visi dan Misi PT IVM
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Perusahaan
Analisis Citra Perusahaan
Analisis Regresi Linear Sederhana
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen
Tabulasi Sederhana Loyalitas Konsumen
(38)
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT IVM Jakarta yang beralamat di Jalan Damai No 11 Daan Mogot, Jakarta Barat, 11510. Periode penelitian selama tiga (3) bulan dari bulan Februari – April 2011.
3.3 Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer sebagian besar diperoleh dari pengamatan (observasi) di lapangan, wawancara dengan karyawan PT IVM khusus program Peduli Kasih dan wawancara terstruktur dengan konsumen melalui kuesioner (Lampiran 1). Pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya telah disediakan, sehingga responden hanya dapat memilih alternatif jawaban yang menurutnya paling sesuai.
Pertanyaan dalam kuesioner untuk pada penelitian ini menggunakan Skala Likert. Menurut Rangkuti (2002), Skala Likert digunakan dalam kuesioner dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai pertanyaan yang diajukan. Bobot dalam Skala Likert dibuat ke dalam lima (5) penilaian, yaitu :
a. Jawaban sangat setuju diberi bobot 5 b. Jawaban setuju diberi bobot 4
c. Jawaban ragu-ragu diberi bobot 3 d. Jawaban tidak setuju diberi bobot 2 e. Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1
Setiap jawaban responden dikalikan dengan bobotnya. Jawaban tersebut kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui dimana letak rataan penilaian responden terhadap setiap unsur. Rentang skala tersebut adalah :
1,00 – 1,80 = sangat tidak berpengaruh 1,80 – 2,60 = tidak berpengaruh 2,60 – 3,40 = cukup berpengaruh
(39)
3,40 – 4,20 = berpengaruh
4,21 – 5,00 = sangat tidak berpengaruh
Data sekunder adalah data primer yang diolah lebih lanjut baik yang dilakukan langsung oleh pihak pengumpul data primer maupun pihak lainnya. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh melalui studi literatur, penelitian-penelitian terdahulu dan internet.
Contoh yang diambil pada penelitian ini adalah masyarakat kota Jakarta dengan jumlah contoh 100 orang. Jumlah ini diperoleh dengan menggunakan Rumus Slovin dengan nilai e sebesar 10% (nilai kritis untuk penelitian deskriptif). Rumus Slovin digunakan dengan asumsi bahwa populasi yang digunakan dalam penelitian terdistribusi secara normal, yaitu : ) Ne (1 N n 2 +
= ………...(1)
dimana :
n = jumlah contoh
N = jumlah populasi di Kota Jakarta tahun 2010, yaitu 9.588.198 (Hasil Sensus Penduduk Kota Jakarta, www.bps.go.id, 2010) e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh
yang masih ditolerir (10%).
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, diketahui jumlah penduduk Kota Jakarta yaitu 9.588.198, sehingga diperoleh contoh sejumlah : 100 9989 , 99 ) (0,1) 9.588.198 (1 198 . 588 . 9
n 2 = ≈
+
(40)
3.4 Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1 Uji Validitas
Pengujian kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pertanyaan dalam kuesioner dapat dimengerti oleh responden. Uji pendahuluan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian kuesioner. Kuesioner diuji validitasnya untuk mengetahui bagaimana alat ukur (instrument) mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment Pearsons berikut :
... (2)
Keterangan : r = Koefisien reliabilitas yang dicari N = Jumlah responden
X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor total
Berdasarkan hasil perhitungan, jika hitung lebih besar daripada r-tabel, maka kuesioner dinyatakan valid.
3.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji keterandalan instrumen yang digunakan dalam riset. Uji reliabilitas ini dilakukan pada saat sebelum penelitian untuk mengetahui apakah instrumen pengumpulan data tersebut sebuah reliabel (dapat diandalkan) atau belum. Apabila ternyata hasilnya tidak reliabel, maka hal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki kuesioner. Jika hasilnya reliabel, maka penelitian akan dilanjutkan dengan menyebarkan kuesioner. Uji reliabilitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan rumus berikut :
− −
=
∑
22 δ δ 1 1 k k
(41)
Jika :
N N
Xi) ( Xi δi
2 2
2
∑
∑
−
= ……....……….. (4)
Keterangan : r = koefisien reabilitas yang dicari k = jumlah butir pertanyaan
2
i
δ = ragam butir-butir pertanyaan
i
δ = ragam skor tes
∑
Xi = jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke nN = jumlah populasi
Apabila r hitung positif dan lebih dari nilai r tabel dan nilai alpha cronbach minimum adalah 0,6 maka pernyataan dalam kuesioner reliabel. Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan software SPPS (Statistical Package for Social Sciences) versi 11.50 for Windows.
3.4.3 Analisis Deskriptif
Subagyo dalam Jatmiko (2010), analisis deskriptif adalah cara pengumpulan data yang kemudian disajikan dengan menentukan nilai-nilai statistika dan membuat diagram atau menampilkan gambar yang merupakan informasi hasil pengolahan data, penyajian ini dilakukan agar lebih mudah dipahami dan dibaca. Analisis deskriptif pada penelitian ini meliputi karakteristik responden, faktor-faktor yang mempengaruhi citra perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen.
(42)
3.4.4 Analisis Citra Perusahaan
Spector dalam Jatmiko (2010) mengemukakan 6 (enam) faktor utama untuk mengukur dimensi utama calon responden untuk mengekspresikan citra suatu organisasi. Parameter atau dimensi pengukuran citra perusahaan ini akan digunakan untuk instrumen penelitian melalui kuesioner. Keenam (6) faktor utama tersebut adalah : 1. Dynamic (pioneering, attention-getting, active dan goal oriented),
yaitu organisasi atau perusahaan harus dinamis, menjadi pelopor, menarik perhatian, aktif dan berorientasi pada tujuan.
2. Cooperative (friendly, well-liked dan eager to please good relations), yaitu sebuah organisasi harus mampu bekerjasama (ramah, disukai, membuat senang orang lain dan memiliki hubungan baik dengan orang lain).
3. Business (wise, smart, persuade dan well-organized), yaitu organisasi harus memiliki karakter bisnis (bijak, cerdas, persuasif dan terorganisir dengan baik).
4. Character (ethical, reputable dan respectable), yaitu sebuah organisasi yang baik, harus memiliki karakter yang baik pula seperti memiliki etika yang baik, reputasi baik dan terhormat.
5. Successful (financial performance dan self-confidence). Ciri yang dimiliki organisasi sukses adalah kinerja keuangan yang baik dan memiliki rasa percaya diri.
6. Withdrawn (aloof, secretive dan cautious), yaitu organisasi harus mampu menahan diri (ketat, menjaga rahasia dan berhati-hati). Pengujian penilaian responden terhadap program CSR PT IVM yaitu Program Peduli Kasih sendiri dilakukan dengan memberikan delapan pertanyaan. Berdasarkan jawaban dari responden tersebut, kemudian dilakukan penilaian citra perusahaan yang disebabkan oleh PPKI. Menurut Umar (2003), kriteria penilaian berdasarkan Skala Likert berikut :
1,00 – 1,80 artinya sangat buruk 1,81 – 2,60 artinya buruk
(43)
3,41 – 4,20 artinya baik
4,21 – 5,00 artinya sangat baik
3.4.5 Analisis Tabulasi Sederhana Loyalitas Konsumen
Indikator yang digunakan untuk mengetahui loyalitas konsumen Indosiar sebagai dampak dari kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan adalah yang bersedia menonton ulang tayangan Indosiar, khususnya PPKI serta bersedia ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, rekomendasi, menceritakan hal positif dan menambah tontonan lain di Indosiar. Berdasarkan indikator tersebut disusun lima (5) pertanyaan pada kuesioner untuk mengukur loyalitas konsumen pada penelitian ini.
Pengukuran hubungan CSR PT IVM terhadap loyalitas konsumen dilakukan dengan tabulasi sederhana atau tabel satu peubah. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan ciri-ciri atau karakteristik dari suatu peubah dan melihat persentase responden dalam memilih suatu kategori. Setelah mengetahui persentase kategori yang dipilih oleh responden tersebut, maka dilakukan tabulasi sederhana dengan menggunakan rumus berikut :
fi
P = x 100 % ... (5) ∑fi
Keterangan : p = persentase responden yang memilih kategori tertentu fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑fi = banyaknya jumlah responden
(44)
3.4.6 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang dianggap berpengaruh pada suatu objek yang akan diteliti. Analisis regresi dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu analisis regresi linear sederhana dan berganda. Menurut Uyanto (2006), analisis regresi linear sederhana digunakan untuk memprediksi nilai suatu peubah dependen (terikat atau y) berdasarkan nilai peubah independen (bebas atau x) lainnya, sedangkan analisis regresi linear berganda merupakan pengembangan dari analisis linear sederhana, dimana terdapat lebih dari satu peubah bebas (xi).
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk mengukur sikap konsumen dengan adanya program CSR Peduli Kasih Indosiar terhadap citra PT IVM dan loyalitas konsumen. Perumusan model analisis regresi linear sederhana pada penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Y1 = a + bX + e ... (6) b. Y2 = a + cX + e ... (7) Keterangan : Y1 = Citra Perusahaan
Y2 = Loyalitas Konsumen
a = Konstanta
b dan c = Koefisien Regresi
X = Program Peduli Kasih Indosiar (CSR PT IVM) e = Galat (Peubah lain yang tidak diteliti)
Berdasarkan persamaan regresi yang telah dibuat, maka disusun hipotesis yang akan digunakan pada penelitian, yaitu H0 dan H1. Rincian hipotesis yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.
(45)
Tabel 2. Rincian hipotesis yang akan digunakan pada penelitian
No Kategori Hipotesis
1
Pengaruh kegiatan CSR PT IVM melalui
Program Peduli Kasih terhadap citra
perusahaan
H0 : Tidak terdapat pengaruh kegiatan CSR PT IVM melalui Program Peduli Kasih terhadap citra perusahaan
H1 : Terdapat pengaruh kegiatan CSR PT IVM melalui Program Peduli Kasih terhadap citra perusahaan
2
Pengaruh kegiatan CSR PT IVM (Program Peduli Kasih) terhadap loyalitas konsumen
H0 : Tidak terdapat pengaruh kegiatan CSR PT IVM melalui Program Peduli Kasih terhadap loyalitas konsumen
H1 : Terdapat pengaruh kegiatan CSR PT IVM melalui Program Peduli Kasih terhadap loyalitas konsumen
(46)
4.1 Gambaran Umum PT Indosiar Visual Mandiri (PT IVM) 4.1.1 Sejarah Singkat PT IVM
PT IVM yang lebih dikenal dengan sebutan Indosiar, merupakan anak perusahaan dari PT Indosiar Karya Media (PT IDKM). Awalnya perusahaan ini berdiri dengan nama PT Indovisual Citra Persada (PT ICP) pada tahun 1991 yang bergerak di bidang jasa penyiaran televisi. Perusahaan ini kemudian menjadi salah satu televisi swasta nasional kelima di Indonesia, yang mulai beroperasi dengan menayangkan siaran perdana pada tanggal 11 Januari 1995. Indosiar menjadi stasiun televisi pertama yang mencatatkan sahamnya di Indonesia pada tahun 2001. PT ICP kemudian berganti nama menjadi PT IDKM di tahun 2003 setelah melalui restrukturisasi pada perusahaan tersebut. Pada tahun 2004 PT IDKM terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham IDKM, sedangkan untuk PT IVM yang merupakan anak perusahaan PT IDKM menjadi perusahaan tertutup pada tahun tersebut.
Indosiar memiliki visi yaitu menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan berkualitas yang bersumber pada in-house production, kreativitas dan SDM yang handal. Sedangkan misi perusahaan adalah berorientasi maju dengan terobosan baru (futuristic), menjadi trendsetter dengan ide orisinil (innovative), mengutamakan kepuasan stakeholders (satisfactory) dan peduli terhadap lingkungan sekitar (humanity). Perusahaan selalu berusaha melakukan terobosan dan inovasi baru yang mengutamakan kepentingan stakeholders dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar sesuai dengan misi perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan mampu bersaing diantara stasiun televisi lainnya, sehingga perusahaan mampu bertahan sebagai salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia.
(47)
Perkembangan Indosiar saat ini sudah semakin pesat dibandingkan dengan awal berdirinya. Hal ini dibuktikan dengan jangkauan siaran yang sudah dapat diakses mencapai 80% dari total penduduk Indonesia melalui 34 stasiun pemancar di Indonesia pada tahun 2005. Saat ini Indosiar telah membangun stasiun pemancar baru di Jakarta dengan tinggi kurang lebih 400 m untuk meningkatkan mutu penerimaan siaran di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang mulai mengalami gangguan, karena pembangunan gedung-gedung tinggi dalam lima (5) tahun terakhir.
Perkembangan Indosiar juga dilihat dari jumlah jam tayang untuk program produksi sendiri. Pada tahun 2002, tercatat peningkatan jam tayang untuk program produksi sendiri yaitu 4.023 jam, dibandingkan pada tahun 2001 yang hanya 3.819 jam dan tahun 2000 sebanyak 3.846 jam. Selain itu, program siaran langsung juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2000 tercatat 1.520 jam, tahun 2001 mengalami peningkatan menjadi 1.814 jam dan meningkat lagi di tahun 2002 mencapai 1.910 jam.
Misi perusahaan yang selalu menghasilkan terobosan baru dengan ide orisinil yang mampu memenuhi kepentingan stakeholders dengan tetap peduli terhadap lingkungan sekitar selalu dijadikan landasan dalam setiap kegiatan perusahaan. Berbagai terobosan baru dengan ide orisinil telah dihasilkan Indosiar, diantaranya strategi penayangan program pada hari berurutan (strip in), penulisan lirik lagu (subtitle) untuk karaoke pemirsa di rumah, pembuatan program sekaligus media promosi (promotainment), jajak pendapat jarak jauh (telepolling), sponsor produk dalam sebuah program (built in sponsorship) dan penggalangan dana bantuan yang terintegrasi antara telepon, ATM dan program televisi (telethon) yang mendapat respon baik dari masyarakat.
(1)
Lanjutan Lampiran 9.
No
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
D10
D11
D12
D13 D14
D15
D16
D17
D18
D19
Total Rataan53
2
3
3
3
2
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
2
2
4
62 3.2654
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
2
3
65 3.4255
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
2
4
63 3.3256
4
4
4
3
2
4
3
4
4
4
3
4
3
4
2
3
4
2
3
64 3.3757
3
2
3
3
4
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
1
3
2
4
56 2.9558
4
4
5
4
3
4
4
5
3
4
4
5
4
4
5
3
2
2
4
73 3.8459
3
4
5
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
3
69 3.6360
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
1
4
76 4.0061
5
4
3
4
3
5
4
4
3
4
4
4
4
5
3
2
3
2
4
70 3.6862
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
3
4
77 4.0563
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
72 3.7964
3
3
4
2
2
2
4
3
2
1
3
2
2
3
2
1
3
2
4
48 2.5365
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
78 4.1166
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
2
3
68 3.5867
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
74 3.8968
4
4
5
4
4
5
3
5
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
76 4.0069
2
2
4
2
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
2
2
3
58 3.0570
3
3
4
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
62 3.2671
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3
4
3
2
4
3
4
65 3.4272
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
46 2.4273
4
3
2
3
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
2
4
70 3.68(2)
82
Lanjutan Lampiran 9.
No
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
D10
D11
D12
D13 D14
D15
D16
D17
D18
D19
Total Rataan75
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
2
3
66 3.4776
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
65 3.4277
2
3
3
3
3
2
2
3
3
4
4
3
3
2
4
4
2
3
4
57 3.0078
3
3
1
1
3
3
4
4
4
3
4
2
3
3
2
3
3
1
3
53 2.7979
3
3
3
3
4
4
5
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
2
3
65 3.4280
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
2
4
71 3.7481
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
3
3
4
4
3
69 3.6382
4
3
3
4
3
3
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
69 3.6383
4
2
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
66 3.4784
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
4
5
4
3
4
3
3
4
3
68 3.5885
4
3
5
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
3
2
3
67 3.5386
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
2
3
61 3.2187
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
74 3.8988
4
3
3
3
4
2
3
3
3
4
2
3
3
4
3
3
3
2
3
58 3.0589
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
2
3
67 3.5390
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
74 3.8991 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 70 3.68
92 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 65 3.42
93 2 2 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 58 3.05
94 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 66 3.47
95 3 2 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 57 3.00
96 3 3 3 2 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 2 65 3.42
(3)
Lanjutan Lampiran 9.
No D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 D15 D16 D17 D18 D19 Total Rataan
98 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 73 3.84
99 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 70 3.68
100 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 71 3.74
(4)
84
Lanjutan Lampiran 9.
No E1 E2 E3 E4 E5 Total Rataan
1 4 4 3 4 2 17 3.4
2 3 3 4 4 2 16 3.2
3 4 4 3 3 3 17 3.4
4 4 4 4 4 3 19 3.8
5 4 3 3 4 3 17 3.4
6 3 3 3 3 3 15 3
7 4 5 4 4 3 20 4
8 5 4 4 4 5 22 4.4
9 3 3 3 3 3 15 3
10 4 4 4 5 5 22 4.4
11 4 5 5 5 5 24 4.8
12 2 4 4 4 4 18 3.6
13 5 4 5 5 5 24 4.8
14 4 4 4 4 4 20 4
15 3 3 3 4 4 17 3.4
16 5 4 4 4 4 21 4.2
17 4 4 4 4 4 20 4
18 3 3 3 4 3 16 3.2
19 4 4 4 4 4 20 4
20 3 4 3 3 3 16 3.2
21 3 4 3 4 3 17 3.4
22 2 3 4 4 3 16 3.2
23 4 4 3 3 2 16 3.2
24 4 5 4 4 4 21 4.2
25 4 4 4 4 4 20 4
26 3 3 2 2 2 12 2.4
27 4 4 4 3 3 18 3.6
28 3 3 4 3 3 16 3.2
29 3 3 3 4 3 16 3.2
30 3 3 4 3 2 15 3
31 3 4 3 3 4 17 3.4
32 4 4 4 4 2 18 3.6
33 3 3 3 3 3 15 3
34 3 3 3 4 3 16 3.2
35 4 3 4 3 4 18 3.6
36 4 4 4 4 4 20 4
37 3 3 3 4 3 16 3.2
38 2 2 3 2 2 11 2.2
39 3 3 3 4 3 16 3.2
40 3 3 3 3 4 16 3.2
41 4 4 4 4 4 20 4
42 4 4 2 4 1 15 3
(5)
85
Lanjutan Lampiran 9.
No E1 E2 E3 E4 E5 Total Rataan
44 4 4 3 3 3 17 3.4
45 4 4 3 4 4 19 3.8
46 4 4 4 4 4 20 4
47 4 4 4 4 4 20 4
48 4 3 4 3 3 17 3.4
49 3 3 2 2 2 12 2.4
50 4 4 3 4 2 17 3.4
51
4
4
3
4
4
19 3.852
3
4
3
4
3
17 3.453
2
2
2
4
2
12 2.454
4
3
3
4
3
17 3.455
4
4
4
4
4
20 456
4
4
4
4
2
18 3.657
2
3
3
1
1
10 258
4
4
3
4
4
19 3.859
4
4
4
3
3
18 3.660
4
5
5
5
4
23 4.661
3
3
3
4
4
17 3.462
3
3
4
4
3
17 3.463
4
4
4
4
3
19 3.864
4
4
4
4
3
19 3.865
4
4
4
4
4
20 466
5
4
4
4
4
21 4.267
4
4
4
4
4
20 468
3
3
4
3
3
16 3.269
3
3
3
2
2
13 2.670
3
4
3
3
3
16 3.271
3
4
3
2
2
14 2.872
3
3
3
3
3
15 373
4
4
2
4
2
16 3.274
3
3
3
3
3
15 375
3
3
3
3
3
15 376
3
3
3
3
3
15 377
3
2
3
3
2
13 2.678
4
4
3
3
2
16 3.279
4
4
3
4
4
19 3.880
3
4
4
4
4
19 3.881
5
4
4
4
4
21 4.282
4
4
4
4
4
20 483
4
4
4
3
3
18 3.684
3
4
4
4
5
20 4(6)
86
Lanjutan Lampiran 9.
No
E1
E2
E3
E4
E5
Total Rataan86
3
3
3
4
4
17 3.487
4
4
4
4
3
19 3.888
4
3
4
4
4
19 3.889
4
4
4
4
4
20 490
3
3
3
4
3
16 3.291 3 3 3 3 3 15 3
92 3 3 3 4 3 16 3.2
93 3 3 2 3 2 13 2.6
94 3 4 3 4 2 16 3.2
95 3 3 3 3 3 15 3
96 4 4 4 2 3 17 3.4
97 3 3 3 3 4 16 3.2
98 4 4 4 4 4 20 4
99 3 4 3 3 3 16 3.2
100 3 3 3 3 3 15 3