Karakteristik Penilaian Otentik Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Otentik

sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Ketiga, keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. 3 Penilaian portofolio Penilaian portofolio adalah penilaian kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dunia nyata. 4 Penilaian tertulis Penilaian tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, dan lain sebagainya. Tes tertulis bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

2.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008 karakter merupakan sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan dengan yang lain. Dengan demikian, karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku Kementerian Pendidikan Nasional, 2010. Menurut Muchlas Samani 2012:44, pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengemban karakter mulia dari peserta didik dengan mempraktikkkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhan. Sedangkan menurut Doni Koessoma. A 2010:4, menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah bantuan sosial agar individu itu dapat bertumbuh dalam menghayati kebebasan dalam hidup bersama dengan orang lain dalam dunia. Udin S 2011:4.44 menjelaskan bahwa proses pembelajaran berbasis budaya bukan sekedar mentransfer serta menyampaikan budaya kepada siswa tetapi menggunakan budaya untuk menjadikan siswa mampu menciptakan makna, menembus batas imajinasi dan kreativitas untuk mencapai pemahaman terpadu tentang ilmu dalam konteks budaya. Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas pendidikan karakter berbasis budaya lokal dapat diartikan sebagai pembentukan karakter pada siswa melalui nilai-nilai yang terdapat pada budaya sekitar untuk menciptakan makna sehingga menciptakan pemahaman tentang ilmu dalam konteks budaya pada siswa. Kemendiknas 2011 juga mengidentifikasi 25 butir nilai karakter sebagai prioritas penanaman karakter di sekolah yang bersumber dari agama, Pancasilan, budaya, dan tujuan pendidikan nasional dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter dalam satuan pendidikan. Adapun ke 25 butir nilai karakter tersebut adalah: 1 Kereligiusan, 2 Kejujuran, 3 Kecerdasan, 4 Tanggung jawab, 5 Kebersihan dan kesehatan, 6 Kedisiplinan, 7 Tolong-menolong, 8 Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, 9 Kesantunan, 10 Ketangguhan, 11 Kedemokratisan, 12 Kemandirian, 13 Keberanian mengambil risiko, 14 Berorientasi pada tindakan, 15 Berjiwa kepemimpinan, 16 Kerja keras, 17 Percaya diri, 18 Keingintahuan, 19 Cinta ilmu, 20 Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, 21 Kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, 22 Menghargai karya dan prestasi orang lain, 23 Kepedulian terhadap lingkungan, 24 Nasionalisme, 25 Menghargai keberagaman.