Manajemen Tabel.5.24 Analisis perkembangan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan menggunakan metode camel : studi kasus PT. Bank Perkreditan Rakyat [BPR] Shinta Bhakti Wedi, Klaten, Jawa Tengah.

3. Manajemen Tabel.5.24

Skor Faktor Manajemen Tahun 2002 sd 2006 Faktor Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Manajemen 86 100 100 100 100 Faktor manajemen yang terdiri dari manajemen umum yang mencakup strategisasaran, struktur, sistem, dan kepemimpinan; dan manajemen risiko yang mencakup risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum, dan risiko pemilik dan pengurus pada PT. BPR Shinta Bhakti Wedi termasuk dalam kondisi sehat, sebab berdasarkan kuesioner yang diajukan semua pertanyaanpernyataan dalam kondisi baik. Hanya pada tahun 2002 skor yang diperoleh oleh bank hanya 86, ini menunjukkan kondisi bank tidak terlalu baik. Setelah tahun 2002 yaitu tahun 2003 sampai tahun 2006 kondisi bank berada pada kondisi yang baik dengan skor sempurna yaitu 40 untuk manajemen umum dan 60 untuk manajemen risiko. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa manajemen umum yang terdiri dari aspek strategisasaran, aspek struktur, aspek sistem dan aspek kepemimpinan telah dijalankan dengan sebaik- baiknya. Hal demikian disebabkan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi selalu menggunakan rencana kerja tahunan sebagai dasar acuan kegiatan usaha bank selama 1 tahun, melaksanakan sistem kerja yang baik, terdapat pembagian tugas dan wewenang sesuai dengan jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi dan pimpinan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sedangkan untuk manajemen risiko, PT. BPR Shinta bhakti Wedi telah menjalankan risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus dengan baik. Hal ini terbukti dengan adanya penilaian aspek likuiditas yang sehat meskipun ada kemungkinan kecil kesulitan dalam memenuhi likuiditas jangka pendek. Untuk aspek risiko kredit, PT. BPR Shinta Bhakti Wedi telah menjalankan dengan baik yaitu selalu melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya, melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan dan bank selalu melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit, serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Aspek operasional telah dijalankan dengan baik dan maksimal yaitu dengan menerapkan kebijaksanaan pembentukan penyisihan penghapusan piutang berdasarkan prinsip kehati-hatian, tidak menetapkan persyaratan yang lebih ringan kepada pemilikpengurus bank untuk memperoleh fasilitas bank dan pimpinan selalu melakukan tindak lanjut secara efektif terhadap temuan hasil pemeriksaan oleh BI. Risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus juga telah dijalankan dengan baik Hal ini terbukti dari kegiatan bank yang berkaitan dengan perjanjian kredit telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dan juga pemilik dan pengurus bank tidak mencari keuntungan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga atau group nya masing-masing, melainkan pemilik bank mempunyai kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan permodalan bank. Selain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI itu dewan komisaris melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas direksi dalam batasan tugas dan wewenang yang jelas, yang dilakukan secara efektif.

4. Rentabilitas