Sejarah Berdirinya Bank Perkreditan Rakyat Shinta Bhakti wedi

35

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Bank Perkreditan Rakyat Shinta Bhakti wedi

Bank Perkreditan Rakyat BPR Shinta Bhakti wedi merupakan salah satu BPR yang ada di Klaten dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat sekitarnya. Adapun misi pokok dari Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah membantu pemerintah meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama dalam bidang sosial ekonomi pedesaan melalui jasa perbankan agar ruang gerak rentenir dapat dibatasi. Seiring dengan program pemerintah waktu itu, yakni dalam rangka menggalakkan kewiraswastaan maka daerah kecamatan Wedi yang merupakan sentra industri konveksi dan di samping itu juga usaha pertanian semakin berkembang karena kesuburan lahan, penyuluhan teknologi pertanian maka daerah Wedi sangat potensial untuk usaha perbankan dengan misi membantu permodalan sehingga usaha yang dikelola masyarakat dapat tumbuh dan berkembang. Apalagi karena para wiraswastawan tersebut kebanyakan terdiri dari pengusaha golongan ekonomi lemah. Melihat adanya peluang tersebut menimbulkan gagasan para pendiri yang terdiri dari: Bpk.Drs.E.Santoso, Bpk.A.Arwadi,BA, Bpk.Y.Suwondo, Bpk.Surandi dan Bpk.Ag.suhardjono untuk mendirikan Bank Perkreditan Rakyat. Realisasi dari gagasan tersebut dimulai dengan membuka pos pembantu PT.Bank Shinta Daya Kalasan di Kecamatan Wedi. Dalam perkembangannya pos PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kas pembantu tersebut semakin bertambah banyak dalam melayani nasabah. Melihat perkembangan pos kas pembantu yang begitu pesat, maka pada tanggal 19 Juni 1993, melalui notaries Soelanto,SH dengan akte notaries No.10 maka lahirlah PT. Bank Perkreditan Rakyat Shinta Bhakti Wedi, Klaten. Bentuk dari BPR Shinta Bhakti Wedi adalah Perseroan Terbatas PT, karena memiliki ciri-ciri positif, antara lain: 1. Memiliki jangka waktu hidup yang tak terbatas. 2. Kemungkinan terhimpunnya modal lebih besar dalam bentuk saham. 3. Pemisahan antara pimpinan perusahaan dengan pemilik modal. 4. Saham bersifat cair, sehingga dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan. 5. Lebih mandiri dalam memberikan pelayanan kepada nasabah. Ciri-ciri tersebut menjadi lebih bermakna setelah dilengkapi dengan nama diri yang dipilih yaitu “Shinta”. Berdasarkan falsafah pewayangan, Dewi Shinta adalah tokoh yang setia, jujur dan sangat percaya diri. Palimh tidak dari ketiga karakter tersebut diharapkan dapat menjadi semangat dalam pengabdian bagi prinsip usaha PT.BPR Shinta Bhakti Wedi dalam menjalin kerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat. Secara legal BPR Shinta Bhakti Wedi melakukan operasional perbankan melalui perijinan sebagai berikut: 1. Tanggal 23 November 1993: Izin prinsip dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No.S-1853MK.171993. 2. Tanggal 19 Juni 1993: Akte Notaris Pendirian Perseroan Terbatas PT No.10. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tanggal 9 September 1993: Akte Perubahan anggaran Dasar PT No.37 yang dibuat oleh Notaris Soejatno, SH yang berkedudukan di Jl. Pemuda Selatan Klaten. 3. Tanggal 7 Februari 1994: Pengesahan Akte Pendirian oleh Departemen Kehakiman Republik Indonesia No.C2-1992.HT.01-10 Tahun1994. 4. Tanggal 10 Maret 1994: Berita Negara Republik Indonesia No.201995, tambahan Berita Negara No.22771995. 5. Tanggal 24 Agustus 1994: Ijin Usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No.Kep-243KM.171994. 6. Tanggal 17 September 1994: BPR Shinta Bhakti Wedi Klaten mulai melakukan kegiatan operasional. 7. Tanggal 31 Juli 1995: Akte Notaris No.105 tentang penambahan modal disetor. 8. Tanggal 11 Agustus 1995: Akte Notaris No.6 tentang penambahan modal disetor. 9. Tanggal 16 Februari 1996: Akte Notaris No.24 tentang penambahan modal disetor. 10. Tanggal 14 Maret 1996: Akte Notaris No.5 tentang penambahan modal disetor. 11. Tanggal 12 Agustus 1996: Akte Notaris No.24 tentang pelimpahan saham dari para pendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BPR Shinta Bhakti Wedi ini bersifat menjual jasa perbankan dan sasaran utamanya adalah masyarakat atau pedagang golongan menengah kebawah, misalnya sector industri kecil, pedagang, garmen dan sebagainya. Visi dari BPR Shinta Bhakti Wedi adalah mewujudkan BPR yang sehat agar dapat memberikan layanan jasa perbankan kepada masyarakat pedesaan secara luas, efektif dan efisien serta berkelanjutan. Adapun misi dari BPR Shinta Bhakti Wedi adalah membantu serta mendorong pertumbuhan perekonomian pedesaan, membantu serta mendorong pertumbuhan pendapatan masyarakat pedsaan, serta mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat pedesaan. Para pengusaha kecil atau industri kecil biasanya mengalami kendala ketika harus mengajukan kredit ke bank umum. Mereka terhambat akan adanya berbagai macam prosedur yang ada, sehingga akhirnya lebih memilih meminjam kepada rentenir daripada bank. BPR Shinta Bhakti Wedi ini mencoba membantu dan mencegah agar para pengusaha atau industri kecil tidak lari ke rentenir. Usaha yang dilakukan oleh BPR ini adalah dengan memberikan pinjaman ataupun memberikan pembinaan hanya berdasarkan atas unsur kepercayaan. BPR Shinta Bhakti Wedi melakukan pembiayaan karena melihat ada prospek yang cerah dari usaha yang dijalankan. Usaha yang dilakukan oleh BPR ini ternyata berhasil, dari seluruh kredit yang diberikan jarang terjadi kemacetan di dalam pembayaran. Selain itu ruang gerak dari BPR Shinta Bhakti Wedi ini semakin meluas. Dari 25 kecamatan yang ada di kabupaten Klaten yang belum dijangkau tinggal 3 kecamatan, bahkan sudah meluas sampai ke Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Tujuan dari berdirinya BPR Shinta Bhakti Wedi ini adalah melakukan usaha Bank Perkreditan Rakyat dalam lingkungan masyarakat desa dan kecamatan untuk membantu perekonomian nasional dalam bidang pertanian, perindustrian, kerajinan, perdagangan serta usaha-usaha lain yang tumbuh didalam masyarakat terutama dari golongan ekonomi menengah ke bawah.

B. Lokasi perusahaan