pearairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan, proses korosifikasi dari batuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin. Sebagai
dampak dari aktivitas manusia ada berbagai macam bentuk, seperti air buangan limbah dari industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan pertambangan,
buangan sisa industri baterai Palar, 2008. Apabila jumlah Pb yang ada dalam perairan melebihi konsentrasi yang semestinya dapat mengakibatkan kematian
bagi biota perairan tersebut.
2. Kadmium Cd Logam Cd atau cadmium adalah logam yang lunak, ductile, berwarna
putih sepaerti perak dan mempunyai penyebaran yang sangat luas di alam. Logam ini akan kehilangan kilapnya bila berada dalam udara yang basah atau lembab
serta akan cepat mengalami kerusakan bila dikenai oleh uap ammonia NH
3
dan sulfur hidroksida SO
2
. Hanya satu jenis mineral cadmium di alam, yaitu mineral greennockite CdS yang selalu ditemukan bersamaan dengan mineral spalerite
ZnS. Logam kadmium sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti sebagai bahan “stabilisasi’, sebagai bahan pewarna dalam industri plastik
dan pada electroplating. Sebagian digunakan untuk solder, pesawat terbang, baterai, peluru, dan sebagainya. Penggunaan Cd dan persenyawaannya ditemukan
dalam industri pencelupan, fotografi, pengolahan roti, pengolahan ikan, pengolahan minuman, dan lain-lain.
2.2.4.1. Dampak Negatif Logam Berat Bagi Kesehatan
Dampak negatif dari logam Pb dan Cd terhadap manusia jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar dan waktu yang lama, antara lain :
1. Timbal Pb Timbal Pb adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang berasal
dari mengkonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi dari udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, dan lewat parenteral. Di
dalam tubuh manusia, Pb bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pambentukan hemoglobin Hb dan sebagian kecil Pb diekskresikan lewat urin
Universitas Sumatera Utara
atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak,dan rambut. Toksisitas Pb
bersifat kronis dan akut, hal ini bisa terjadi jika Pb masuk ke dalam tubuh seseoarang melalui makanan atau menghirup gas Pb dalam waktu yang relatif
pendek dengan dosis atau kadar yang relatif tinggi. Gejala-gejala akibat paparan Pb secara akut antara lain gangguan gastrointestinal, gangguan neurologi,
gangguan fungsi ginjal, oliguria, dan gagal ginjal. Logam Pb timbal bisa merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, menurunnya kemampuan belajar, dan
membuat anak-anak bersifat hiperaktif, sistem reproduksi, sistem endokrin, jantung, gangguan pada otak anak-anak yang mengakibatkan anak mengalami
gangguan kecerdasan dan mental Widowati et al., 2008.
2. Kadmium Cd Keracunan kadmium bisa bersifat kronis dan akut, paparan Cd secara akut
bisa menyebabkan nekrosis pada ginjal dan paparan yang lebih lama berlanjut dengan terjadinya proteinuria. Sedangkan toksisitas kronis Cd dapat merusak
sisitem fisiologis tubuh, antara lain system urinaria, system respirasi, system sirkulasi, jantung, system saraf, kerapuhan tulang osteoporosis. Kadmium
terabsorpsi lewat pencernaan, sehingga menyebabkan mual, muntah, diare, sakit perut, dan rejan. Inhalasi Cd menyebabkan demam, batuk, gelisah, sakit kepala,
dan nyeri perut.
2.3. Bioindikator Pencemaran Logam Berat
Keberadaan logam berat dalam perairan akan berpengaruh negatif terhadap kehidupan biotanya. Logam berat yang terikat dalam tubuh organisme akan
mempengaruhi aktifitas dari organisme tersebut. Untuk menaksir efek toksologis beberapa logam berat dalam lingkungan perairan dapat meggunakan spesies yang
mewakili lingkungan yang ada di perairan tersebut. Spesies yang diuji harus dipilih atas dasar kesamaan biokemis dan fisiologis dari spesies, dimana hasil
percobaan digunakan. Kriteria organisme yang cocok untuk digunakan sebagai uji hayati tergantung dari beberapa faktor :
Universitas Sumatera Utara
1. Organisme harus sensitif terhadap material beracun dan perubahan lingkungan.
2. Penyebarannya luas dan mudah didapat dalam jumlah yang banyak.
3. Mempunyai arti ekonomi, rekreasi dan kepentingan ekologi baik secara daerah
maupun nasional. 4.
Mudah dipelihara dalam laboratorium. 5.
Mempunyai kondisi yang baik, bebas dari penyakit dan parasit. 6.
Sesuai untuk kepentingan uji hayati Widowati et al., 2008. Kemampuan biota air mengakumulasi logam esensial dan non esensial
secara biologis sudah terbentuk dengan baik. Jenkins 1980 melaporkan bahwa terdapat biokonsentrasi dan bio-akumulasi beberapa logam di dalam tumbuhan
dan hewan. Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar terlarut dalam batas konsentrasi tertentu.
Reaksi ini dapat ditunjukkan dalam percobaan di laboratorium, di mana terjadi perubahan aktifitas pernafasan yang besarnya perubahan diukur atas dasar irama
membuka dan menutupnya rongga “Buccal” dan ofer kulum. Menurut Wright 1978 dan Philips 1980, faktor kepekatan Perbandingan kepekatan logam pada
hewan, µgkg, terhadap air sekeliling, µgL untuk beragam jenis makhluk air berkisar antara 10
2
dan 10
6
.
2.3.1. Biologi Ikan Batak Neolissochillus sumatranus