Kecerahan Intensitas Cahaya HASIL DAN PEMBAHASAN

c. Kecerahan

Dari penelitian yang telah dilakukan nilai rata-rata kecerahan yang diperoleh berkisar antara 65-80 cm, dan nilai tertinggi terdapat pada stasiun 1, yaitu dengan nilai 80 cm. Hal ini disebabkan karena pengambilan sampel dilakukan pada siang hari dengan cuaca yang cerah dan kondisi sungai yang nampak jernih. Menurut Sastrawijaya 1991, menjelaskan bahwa cahaya matahari tidak dapat menembus dasar perairan jika konsentrasi bahan tersuspensi atau terlarut tinggi, akibatnya akan mempengaruhi proses fotosintesis di dalam perairan tersebut. Selain itu, kekeruhan air terjadi disebabkan adanya zat-zat koloid yaitu zat yang terapung serta zat yang terurai secara halus sekali, jasad-jasad renik, lumpur tanah liat dan adanya zat-zat koloid yang tidak mengendap dengan segera Mahida, 1993. Penetrasi cahaya atau kecerahan adalah batas pandang kedalam air untuk melihat warna putih yang berada dalam air. Semakin keruh badan air maka akan semakin dekat batas pandangnya, sebaliknya jika airnya jernih maka batas pandang akan jauh. Cahaya matahari akan menentukan intensitas dan kecerahan pada kedalaman tertentu dan akan mempengaruhi suhu perairan Nugroho, 2006.

d. Intensitas Cahaya

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai intensitas cahaya berkisar antara 1.055-1.778 candella, dengan nilai tertinggi terdapat pada stasiun 4 dengan nilai 1.778 candella. Hal ini terjadi karena pada stasiun 4 daerah sungai terbuka, sehingga cahaya matahari langsung masuk kedalam badan air tanpa adanya penghalang. Menurut Tarumingkeng 2001, bahwa antara penetrasi cahaya dan intensitas cahaya saling mempengaruhi. Semakin maksimal intensitas cahaya, maka semakin tinggi penetrasi cahaya. Jumlah radiasi yang mencapai permukaaan perairan sangat dipengaruhi oleh awan, ketinggian dari permukaan air, letak geografis dan musiman. Universitas Sumatera Utara

e. pH

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Formaldehid Pada Beberapa Ikan Segar Di KUB(Kelompok Usaha Bersama) Belawan, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015

5 131 146

Kandungan Logam Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) pada Air dan Komunitas Ikan di Daerah Aliran Sungai Percut

3 140 76

Analisis Logam Berat Cadmium (Cd), Cuprum (Cu), Cromium (Cr), Ferrum (Fe), Nikel (Ni), Zinkum (Zn) Pada Sedimen Muara Sungai Asahan Di Tanjung Balai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

5 89 98

Kerang Bulu (Anadara Inflata) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Dan Cadmium (Cd) Di Muara Sungai Asahan

17 113 136

Pemeriksa Cemaran Logam Berat Pb, Cd, Cu, Dan Zn Dalam Daging Rajungan, Ketam Batu, Dan Lokan Segar Yang Berasal Dari Perairan Belawan Secara Spektrometri

8 45 84

KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) PADA IKAN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI WAY KUALA BANDAR LAMPUNG

2 12 50

Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Air dan Sedimen di Perairan Pelabuhan Kejawanan, Cirebon

0 2 33

Status Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kadmium (Cd) Pada Sedimen Di Perairan Dumai Bagian Barat, Riau.

1 16 80

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Sungai - Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

2 21 16

Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

1 7 15