Pencemaran Sungai TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencemaran Sungai

Sungai merupakan jalan air alami, yang mengalir menuju samudera, danau, laut, atau ke sungai yang lain. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah dan beberapa Negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan essalju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Dalam sebuah aliran sungai, terdapat berbagai penggunaan lahan seperti hutan, perkebunan, pertanian, pemukiman, perikanan, industri, dan sebagainya. Beban bahan pencemar yang menyebabkan penurunan kualitas air pada sebagian sungai berasal terutama dari limbah domestik, limbah industri, kegiatan pertambangan dan limbah dari penggunaan lahan pertanian. Limbah organik, logam berat, dan minyak yang masuk ke dalam air sangat berpengaruh terhadap organisme perairan. Logam berat merupakan bahan pencemar yang paling banyak ditemukan di perairan akibat limbah industri dan limbah perkotaan Suin, 1994. Secara alamiah, unsur logam berat terdapat dalam perairan dalam jumlah yang sangat rendah. Kadar ini akan meningkat bila limbah yang banyak mengandung unsur logam berat masuk ke dalam lingkungan perairan, sehingga akan terjadi racun bagi organisme perairan Hutagalung dan Rochyatun, 1995. Berbagai macam kegiatan industri dan teknologi yang ada saat ini apabila tidak disertai dengan program pengelolaan limbah yang baik akan memungkinkan terjadinya pencemaran air, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Bahan buangan dan air limbah yang berasal dari kegiatan industri adalah penyebab utama terjadinya pencemaran air. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan adalah melakukan analisis unsur-unsur dalam ikan yang hidup di sungai, terutama merkuri Hg, Universitas Sumatera Utara timbal Pb, arsenik Sa, Kadmium Cd, chromium Cr, dan nikel Ni. Pencemaran air yang diakibatkan oleh dampak perkembangan industri harus dapat dikendalikan, karena bila tidak dilakukan sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Pencemaran logam-logam tersebut dapat mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada konsumen, karena di dalam tubuh unsur yang berlebihan akan mengalami detoksifikasi sehingga membahayakan manusia Palar, 1994. Logam berat umumnya bersifat toksik dan berbahaya bagi organisme hidup, walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Apabila kadar logam berat sudah melebihi ambang batas yang ditentukan dapat membahayakan bagi kehidupan Koestoer, 1995. Logam berat dalam konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian beberapa jenis biota perairan. Disamping itu, dalam konsentrasi rendah logam berat dapat membunuh organisme hidup yang diawali dengan penumpukan logam berat dalam tubuh biota. Lama-kelamaan, penumpukan yang terjadi pada organ target air logam berat akan melebihi daya toleransi dari biotanya dan hal ini menjadi penyebab dari kematian biota terkait Palar, 1994. Peningkatan kadar logam berat dalam air akan mengakibatkan logam berat yang semula dibutuhkan untuk berbagai proses metabolisme akan berubah menjadi racun bagi organisme Hutagalung, 1997. Pencemaran adalah masuknya zat atau energi oleh manusia baik secara langsung maupun tidak langsung ke dalam lingkungan perairan yang menyebabkan efek merugikan karena merusak sumber daya hayati, membahayakan kesehatan manusia, menghalangi aktivitas perairan, menurunkan mutu perairan yang digunakan dan mengurangi kenyamanan di perairan bagi biota penghuninya GESAMP, 1978. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan yang sangat serius untuk ditangani, karena dapat merugikan lingkungan dan ekosistem secara umum. Salah satu yang perlu dilakukan dalam pengendalian lingkungan dan pemantauan dampak lingkungan adalah melakukan Universitas Sumatera Utara analisis unsur-unsur logam berat, seperti Pb, Cu, Hg, Cd, dan lainnya dalam biota air tawar. Hal ini dikarenakan kemampuan biota air tawar dalam mengakumulasi logam esensial dan non esensial secara biologis sudah terbentuk dengan baik. Callahan 1979 menyatakan bahwa bioakumulasi merupakan proses yang menentukan keberadaan logam berat tertentu di dalam biota. Beberapa jenis logam berat yang dapat terlibat dalam proses bioakumulasi adalah Hg, Ar, Cd, Cr, Pb, Cu, dan Zn. 2.2. Logam Berat 2.2.1. Pengertian Logam Berat

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Formaldehid Pada Beberapa Ikan Segar Di KUB(Kelompok Usaha Bersama) Belawan, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015

5 131 146

Kandungan Logam Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) pada Air dan Komunitas Ikan di Daerah Aliran Sungai Percut

3 140 76

Analisis Logam Berat Cadmium (Cd), Cuprum (Cu), Cromium (Cr), Ferrum (Fe), Nikel (Ni), Zinkum (Zn) Pada Sedimen Muara Sungai Asahan Di Tanjung Balai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

5 89 98

Kerang Bulu (Anadara Inflata) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Dan Cadmium (Cd) Di Muara Sungai Asahan

17 113 136

Pemeriksa Cemaran Logam Berat Pb, Cd, Cu, Dan Zn Dalam Daging Rajungan, Ketam Batu, Dan Lokan Segar Yang Berasal Dari Perairan Belawan Secara Spektrometri

8 45 84

KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) PADA IKAN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI WAY KUALA BANDAR LAMPUNG

2 12 50

Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Air dan Sedimen di Perairan Pelabuhan Kejawanan, Cirebon

0 2 33

Status Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kadmium (Cd) Pada Sedimen Di Perairan Dumai Bagian Barat, Riau.

1 16 80

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Sungai - Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

2 21 16

Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

1 7 15