BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Nilai Faktor Fisika Kimia Perairan
Data hasil pengukuran faktor fisika kimia di setiap stasiun penelitian di Sungai Asahan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Faktor fisika kimia air Sungai Asahan pada stasiun penelitian
berdasarkan PP No. 82 tahun 2001.
a. Temperatur
Dari penelitian yang telah dilakukan nilai rata-rata suhu yang diperoleh berkisar antara 22-26ºC, dan suhu tertinggi terdapat pada stasiun 5 dan stasiun 4, yaitu
dengan nilai 26ºC. Berdasarkan PP. No.82 Tahun 2001 menyatakan bahwa nilai temperatur diperairan tergolong normal. Hal ini disebabkan karena pengambilan
sampel dilakukan pada siang hari dengan cuaca yang cerah.
Menurut Barus 2004, pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air
dengan udara sekelilingnya, ketingggian geografis dan juga oleh faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di samping itu,
pola temperatur perairan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen faktor
N o
Parameter Satuan
Nilai Rata-rata Baku mutu Air
Kelas III Stasiun
1 2
3 4 5
FISIK
1. Temperatur
o
C 23
22 24
26 26
Deviasi 3 2.
Arus ms
0,5 0,8
0,6 0,5
0,8 -
3. Kecerahan
cm 80
65 70
76 75
- 4.
Intensitas Cahaya candella
1490 1055 1114 1778 1157
- KIMIA
5. pH
- 6,2
6,3 6,3
6,5 6,6
6-9 6.
DO mgl
8,2 8,0
7,6 7,1
7,6 4
7. BOD
5
mgl 4,6
4,1 3,2
3,1 3,9
3 8.
Nitrat mgl
0,1 0,2
0,2 0,1
0,1 20
9. Posfat
mgl 0,12
0,25 0,19
0,21 0,11
0,2
Universitas Sumatera Utara
yang diakibatkan oleh manusia seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik, penggundulan Daerah Aliran Sungai DAS yang
mengakibatkan hilangnya perlindungan sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung.
b. Kecepatan Arus
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh nilai kecepatan arus berkisar antar 0,5- 0,8 ms, dengan nilai tertinggi terdapat pada stasiun 5 dan stasiun 2 dengan nilai
0,8 ms. Hal ini disebabkan karena stasiun 5 atau Sungai Hula-Huli mempunyai kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan stasiun lainnya. Berdasarkan
kecepatan arus, Welch 1952 mengelompokkan sungai menjadi berarus sangat deras 100 cmdetik, arus cepat 50-100 cmdetik, arus sedang 25-50 cmdetik,
arus lambat 10-25 cmdetik, dan arus sangat lambat 10 cmdetik.
Arus merupakan faktor pembatas pada aliran air, arus yang tertentu dan berkesinambungan adalah ciri utama habitat lotik. Arus merupakan faktor yang
penting dalam susunan struktur komunitas setempat pada ekosistem lotik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang
terdapat di dalam air. Kecepatan arus ditentukan oleh kemiringan, kekasaran, kedalaman, dan kedalam dasarnya Hynes, 1986.
Menurut Welch 1952, arus mempengaruhi transportasi sedimen dan mengikis substrat dasar perairan. Kecepatan dan tipe arus berpengaruh langsung
terhadap pembentukan substrat dasar perairan, aerasi air, dan meningkatnya proses pembusukan. Hal ini didukung oleh Nugroho 2006, menyatakan bahwa
kecepatan arus sangat menentukan habitat alamiah pada suatu perairan. Arus yang deras pada perairan lotik mempengaruhi pola pendistribusian oksigen. Semakin
tinggi arus maka akan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dan semakin tinggi arus air maka kandungan CO
2
rendah Asdak, 1995.
Universitas Sumatera Utara
c. Kecerahan