BOD Biochemical Oxygen Demand Kadar Nitrat Kadar Posfat

yang diuraikan dalam air seperti sampah, ganggang mati atau limbah industri. Jika tingkat oksigen terlarut rendah, maka organisme aerob akan mati dan organisme anaerob akan menguraikan bahan organik dan menghasilkan bahan seperti metana dan hidrogen sulfida.

g. BOD Biochemical Oxygen Demand

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata BOD berkisar antara 3,1- 4,6 mgl, dan nilai BOD tertinggi terdapat pada stasiun 5 yaitu sebesar 4,6 mgl. Tingginya nilai BOD pada stasiun 1 disebabkan oleh banyaknya kandungan senyawa organik dan anorganik yang terdapat dalam badan perairan tersebut sehingga membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya. Sedangkan nilai BOD terendah terdapat pada stasiun 4 yaitu 3,1 mgl. Rendahnya BOD pada stasiun 4 dapat disebabkan oleh senyawa organik maupun anorganik yang terdapat pada stasiun tersebut masih tergolong rendah. Berdasarkan PP. No.82 Tahun 2001 menyatakan bahwa nilai BOD Biochemical Oxygen Demand pada setiap stasiun masih tergolong normal. Menurut Kristanto 2002, BOD menunjukkan jumlah oksigen yang terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan-bahan buangan limbah di dalam air. Konsumsi oksigen tinggi ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut di dalam air, berarti kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen adalah tinggi.

h. Kadar Nitrat

Dari data di atas menunjukkan bahwa hasil pengukuran nitrat berkisar antara 0,1- 0,2 mgl. Nilai kandungan nitrat tertinggi didapatkan pada stasiun 2 dan 3 sebesar 0,2 mgl, tingginya nilai kandungan nitrat pada stasiun ini berasal dari pembusukan vegetasi yang terbawa oleh arus dari hulu sungai. Berdasarkan PP. No.82 Tahun 2001 menyatakan bahwa kadar nitrat pada setiap stasiun masih tergolong normal. Universitas Sumatera Utara Menurut Barus 2004, nitrat merupakan produk akhir dari proses penguraian protein dan nitrit. Nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan termasuk algae dan fitoplankton untuk dapat tumbuh dan berkembang, sementara nitrit merupakan senyawa toksik yang dapat mematikan organisme air.

i. Kadar Posfat

Dari data diatas menunjukkan bahwa hasil pengukuran posfat berkisar antara 0,11-0,25 mgl. Nilai kandungan posfat tertinggi didapatkan pada stasiun 2 sebesar 0,25 mgl, tingginya nilai kandungan posfat pada stasiun ini berasal dari limbah masyarakat yang terbawa oleh arus dari hulu sungai yang banyak mengandung senyawa organik dan anorganik. Sedangkan nilai kandungan posfat terendah terdapat pada stasiun 5 yaitu sebesar 0,11 mgl. Berdasarkan PP. No.82 Tahun 2001 menyatakan bahwa kadar phosfat pada setiap stasiun masih tergolong normal. Menurut Alaert 1984, untuk mencapai pertumbuhan plankton yang optimal, diperlukan konsentrasi Fosfat pada kisaran 0,27 mgl – 5,51 mgl dan akan menjadi faktor pembatas apabila kurang dari 0,02 mgl. Bila kadar Fosfat pada air alam sangat rendah 0,01 mgl, maka pertumbuhan tanaman ganggang akan terhalang, keadaan inilah yang dinamakan oligotrop. Sedangkan bila kadar Fosfat dan nutrien lainnya tinggi, maka pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi. Keadaan inilah yang dinamakan eutotrop sehingga tanaman tersebut akan dapat menghabiskan oksigen dalam sungai atau kolam pada malam hari. Universitas Sumatera Utara 4.2. Nilai Faktor Fisik Kimia Perairan Metode Storet Tabel 4.2. Nilai Faktor Fisik Kimia Perairan Metode Storet N o Parameter Satuan Baku Mutu Air Kelas III Skor Metode Storet Stasiun 1 2 3 4 5 FISIK 1. Temperatur o C Deviasi 3 2. Arus ms - - - - - - 3. Kecerahan cm - - - - - - 4. Intensitas Cahaya candella - - - - - - KIMIA 5. pH - 6-9 6. DO mgl 4 7. BOD 5 mgl 3 8. Nitrat mgl 20 9. Posfat mgl 0,2 Jumlah Dari Tabel 3.4. dapat dilihat bahwa skor pada setiap stasiun bernilai 0. Berdasarkan Klassifikasi mutu air kelas III dengan menggunakan metode storet dapat disimpulkan bahwa setiap stasiun tergolong karakteristik kualitas air kelas A kategori perairan baik sekali. Menurut Nybakken 1992, mengatakan bahwa perubahan faktor fisik kimia perairan sangat dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas yang terdapat di sekitar daerah aliran sungai dan juga sangat dipengaruhi oleh iklim serta waktu pengambilan sampel, sehingga nilai faktor fisik kimia perairan bersifat dinamis, artinya tidak dapat dijadikan sebagai indikator dalam pemantauan kualitas air secara kontinu. Faktor utama yang mengendalikan ekosistem dan komunitas adalah energi, faktor fisik kimia lingkungan serta interaksi antara berbagai spesies yang membentuk sistem tersebut.

4.3. Kadar Logam Berat Pb dan Cd pada Air Sungai

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Formaldehid Pada Beberapa Ikan Segar Di KUB(Kelompok Usaha Bersama) Belawan, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015

5 131 146

Kandungan Logam Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) pada Air dan Komunitas Ikan di Daerah Aliran Sungai Percut

3 140 76

Analisis Logam Berat Cadmium (Cd), Cuprum (Cu), Cromium (Cr), Ferrum (Fe), Nikel (Ni), Zinkum (Zn) Pada Sedimen Muara Sungai Asahan Di Tanjung Balai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

5 89 98

Kerang Bulu (Anadara Inflata) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Dan Cadmium (Cd) Di Muara Sungai Asahan

17 113 136

Pemeriksa Cemaran Logam Berat Pb, Cd, Cu, Dan Zn Dalam Daging Rajungan, Ketam Batu, Dan Lokan Segar Yang Berasal Dari Perairan Belawan Secara Spektrometri

8 45 84

KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) PADA IKAN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI WAY KUALA BANDAR LAMPUNG

2 12 50

Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Air dan Sedimen di Perairan Pelabuhan Kejawanan, Cirebon

0 2 33

Status Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kadmium (Cd) Pada Sedimen Di Perairan Dumai Bagian Barat, Riau.

1 16 80

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Sungai - Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

2 21 16

Ikan Batak (Neolissochillus sumatranus) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di Perairan Sungai Asahan

1 7 15