Uji stabilitas gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis Uji organoleptis

34 dicatat diameter penyebarannya. Pengujian daya sebar dilakukan sebanyak 3 replikasi Garg, Aggarwal, Garg, dan Singla, 2002.

6. Uji stabilitas gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis

a. Siklus freeze-thaw. Setiap formula disimpan pada suhu -18°C selama 22 jam, setelah itu disimpan pada suhu 30°C selama 2 jam. Penyimpanan dilakukan sebanyak 5 siklus dan setiap akhir siklus dilakukan pengamatan uji viskositas dan uji sineresis Arunyanart dan Charoenrein, 2008. b. Stabilitas gel selama masa penyimpanan 28 hari. Setiap formula disimpan pada suhu ruang hingga 28 hari. Pengujian viskositas dilakukan kembali pada setiap formula sediaan pada hari ke-7, 14, 21, dan 28. c. Uji sineresis. Sebanyak 10 gram dari setiap formula diambil kemudian dimasukkan dalam tabung sentrifuge, lalu dimasukkan dalam alat sentrifuge dan disentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 15 menit. Persen sineresis dihitung berdasarkan perbandingan jumlah cairan yang terpisah mL dengan berat total gel g sebelum disentrifugasi dikalikan 100 Arunyanart dan Charoenrein, 2008.

7. Subjective assessment

Subjective assessment dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada 30 orang responden yaitu mahasiswi angkatan 2014 fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang dilakukan sebagai wujud gambaran penerimaan konsumen terhadap gel yang dihasilkan. Pada kuesioner yang digunakan, terlebih 35 dahulu dilakukan validasi pada 30 orang mahasiswi fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

F. Analisis Hasil

Pada penelitian ini diperoleh data sifat fisik gel meliputi viskositas dan daya sebar serta stabilitas gel. Data sifat fisik viskositas dan daya sebar dan stabilitas fisik gel yang diperoleh dihitung rata-rata dan standar deviasinya. Data viskositas dan daya sebar kemudian dianalisis menggunakan software Design Expert 9.0.6 sehingga diperoleh interaksi dari kedua faktor pada dua level untuk masing-masing respon, persamaan desain faktorial Y= B + B 1 X 1 + B 2 X 2 + B 12 X 1 X 2 , contour plot tiap respon, dan contour plot superimposed. Analisis statistik dengan Design Expert 9.0.6 adalah uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95. Data stabilitas fisik gel untuk freeze thaw dan penyimpanan 28 hari yaitu viskositas yang memiliki sebaran data normal menggunakan uji Shapiro-Wilk dan homogen menggunakan uji Levene’s yang dianalisis menggunakan software R i386 3.2.2, dilanjutkan dengan uji ANOVA pada taraf kepercayaan 95. Apabila p-value 0,05 menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan, dapat dikatakan bahwa sediaan gel stabil. Apabila data tidak normal atau tidak homogen, data diuji menggunakan uji Kruskall Wallis. 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Ekstrak Spirulina platensis

Penelitian ini menggunakan ekstrak cair Spirulina platensis sebagai zat aktif dalam pembuatan sediaan gel anti-aging. Serbuk Spirulina platensis diperoleh dari CV. Blue Green Algae Biotechnology yang telah dipastikan kebenaran identitasnya dengan adanya surat keterangan yang terdapat pada lampiran 1 dan terdapat uji kadar air pada serbuk Spirulina platensis yang juga disajikan pada lampiran 2. Pembuatan ekstrak cair Spirulina platensis dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut air dengan perbandingan 1:10 yaitu 10 g serbuk Spirulina platensis dilarutkan dalam 100 mL air. Pelarut air digunakan dalam ekstraksi ini karena pigmen phycobiliprotein yang dituju sebagai senyawa yang memberikan aktivitas antioksidan lebih mudah larut dalam pelarut polar, seperti air Arlyza, 2005 ; Setyawan dan Satria, 2013. Phycobiliprotein stabil pada suhu 4°C-40°C Rastogi, Sonani, dan Madamwar, 2015. Oleh karena itu, yang digunakan dalam formulasi gel anti-aging ini adalah ekstrak cair Spirulina platensis. Setelah dilakukan maserasi, hasil ekstrak kemudian disentrifugasi, karena ampas serbuk Spirulina platensis terlalu halus sehingga menutupi pori-pori yang terdapat pada kertas saring dan menyebabkan kesulitan jika langsung dilakukan dengan penyaringan biasa. Prinsip sentrifugasi adalah memisahkan komponen 37 berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga komponen yang lebih berat akan berada di dasar endapan, sedangkan komponen yang lebih ringan akan terletak di atas supernatan Farmawati, Wirajana, dan Yowani, 2015. Setelah disentrifugasi kemudian ekstrak disaring dengan menggunakan corong dan bantuan kertas saring untuk memisahkan ampas serbuk dengan hasil ekstraksi. Filtrat dari penyaringan inilah yang digunakan sebagai ekstrak cair Spirulina platensis.

B. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Spirulina platensis

Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antioksidan ekstrak Spirulina platensis menggunakan Kromatografi Lapis Tipis dengan deteksi DPPH, dikarenakan penelitian tentang uji aktivitas antioksidan Spirulina platensis secara kuantitatif telah dilakukan oleh Shalaby dan Shanab pada tahun 2013. Penelitian tersebut membuktikan bahwa ekstrak Spirulina platensis pada konsentrasi 200 µgml dengan pelarut air dapat memberikan aktivitas antioksidan sebesar 95,3 Shalaby dan Shanab, 2013. Berdasarkan penelitian tersebut juga dinyatakan bahwa dengan menggunakan pelarut air dapat mengambil sejumlah besar phycobilyprotein dengan persen yield 4,2 atau dalam Spirulina platensis mengandung phycobiliprotein sebesar 8,23 mgg Shalaby dan Shanab, 2013. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan cara menyemprot radikal bebas DPPH pada plat KLT hasil elusi. Hasil positif adanya aktivitas antioksidan pada suatu senyawa ditunjukkan dengan terbentuknya bercak berwarna kuning dengan latar belakang ungu pada plat KLT. Perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning dapat terjadi apabila adanya suatu senyawa yang dapat 38 mendonorkan elektron atau atom hidrogen pada radikal bebas DPPH Molyneux, 2004. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak Spirulina platensis ditunjukkan pada gambar 10. Gambar 10. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak Spirulina platensis dengan KLT. Keterangan : sistem KLT = fase normal ; fase diam = silika gel GF 254 ; fase gerak = n-butanol : asam asetat glasial : air 4:1:5 ; jarak elusi = 10 cm ; deteksi = DPPH. 1 Bercak positif antioksidan dari rutin. 2 Bercak positif antioksidan dari ekstrak Spirulina platensis Hasil uji aktivitas antioksidan dengan KLT menunjukkan bahwa hasil elusi dari ekstrak Spirulina platensis dengan Rf 0,96 dan standar rutin dengan Rf 0,71 menimbulkan bercak kuning setelah disemprot DPPH gambar 10. Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa Spirulina platensis 1 2 1,00 0,50 0,00 39 memiliki aktivitas antioksidan seperti halnya rutin yang telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan.

C. Orientasi Level Setiap Faktor Penelitian

Orientasi dilakukan untuk menentukan level rendah dan level tinggi setiap faktor dalam formulasi sediaan gel anti-aging. Faktor yang diamati pengaruhnya yaitu gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin. Level rendah dan level tinggi kedua faktor ditentukan dengan melihat respon sifat fisik gel viskositas dan daya sebar. Sifat fisik sediaan gel dengan variasi komposisi carbopol 940 disajikan dalam tabel VII. Tabel VII. Pengaruh variasi komposisi carbopol 940 pada 200 g gel anti- aging ekstrak Spirulina platensis Carbopol 940 g Viskositas dPa.s Daya Sebar cm 1,0 200 5,45 1,5 230 5,30 2,0 245 5,13 2,5 245 4,38 3,0 260 4,39 Gambar 11. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi carbopol 940 terhadap viskositas 50 100 150 200 250 300 1 1,5 2 2,5 3 V isk ositas dP a.s Komposisi Carbopol 940 g Komposisi Carbopol 940 vs Viskositas 40 Gambar 11 menunjukkan bahwa dengan meningkatnya komposisi carbopol 940 dari 1 g sampai 3 g dapat menaikkan respon viskositas, tetapi yang menunjukkan linearitas yang baik untuk respon viskositas adalah carbopol 940 dengan komposisi 1 g sampai 2 g. Hal yang sama ditunjukkan pada gambar 12 dengan komposisi carbopol 940 1 g sampai 3 g dapat menurunkan respon daya sebar, dan yang menunjukkan linearitas yang baik untuk respon daya sebar juga dari komposisi carbopol 940 1 g sampai 2 g. Berdasarkan hasil orientasi tersebut diperoleh komposisi carbopol 940 sebanyak 1 g sebagai level rendah dan 2 g sebagai level tinggi. Komposisi level rendah dan level tinggi pada carbopol 940 ini masuk dalam rentang carbopol sebagai gelling agent yaitu pada konsentrasi 0,5-2,0 Rowe dkk., 2009. Gambar 12. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi carbopol 940 terhadap daya sebar Pengaruh variasi komposisi gliserin terhadap viskositas dan daya sebar ditunjukkan pada tabel VIII. Berdasarkan gambar 13 komposisi gliserin pada 10 g sampai 15 g mengalami kenaikan viskositas, tetapi dari 20 g sampai 25 g 1 2 3 4 5 6 1 1,5 2 2,5 3 Daya Sebar cm Komposisi Carbopol 940 g Komposisi Carbopol 940 vs Daya Sebar 41 menunjukkan penurunan viskositas secara linear. Respon viskositas kembali meningkat pada komposisi gliserin 30 g. Tabel VIII. Pengaruh variasi komposisi gliserin pada 200 g gel anti-aging Gliserin g Viskositas dPa.s Daya Sebar cm 10 230 5,43 15 245 5,39 20 240 5,44 25 235 5,51 30 250 5,53 Gambar 13. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi gliserin terhadap viskositas Gambar 14. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi gliserin terhadap daya sebar 220 225 230 235 240 245 250 255 10 15 20 25 30 V isk ositas dP a.s Komposisi Gliserin g Komposisi Gliserin vs Viskositas 5,3 5,35 5,4 5,45 5,5 5,55 10 15 20 25 30 Daya Sebar cm Komposisi Gliserin g Komposisi Gliserin vs Daya Sebar 42 Pada gambar 14 terjadi peningkatan daya sebar mulai dari 15 g sampai 30 g, namun respon daya sebar dengan komposisi gliserin 15-25 g menunjukkan linearitas yang baik. Berdasarkan hasil orientasi terhadap linearitas respon viskositas dan daya sebar diperoleh komposisi gliserin sebanyak 15 g sebagai level rendah dan 25 g sebagai level tinggi.

D. Pembuatan Gel Anti-Aging Ekstrak Spirulina platensis

Ekstrak Spirulina platensis digunakan sebagai zat aktif dalam formulasi sediaan gel anti-aging. Keuntungan dari sediaan gel yaitu tiksotropik, tidak berminyak, mudah dioleskan, mudah dibersihkan, emolien, jernih, kompatibel dengan beberapa eksipien, dan dapat larut dalam air Helal dkk., 2012. Formulasi gel anti-aging ini terdiri dari bahan obat atau zat aktif ekstrak Spirulina platensis, bahan pembentuk gel gelling agent yaitu carbopol 940, akuades sebagai pelarut dan media dispersi gelling agent, gliserin sebagai humektan, trietanolamin sebagai agen pembasa, dan metil paraben sebagai pengawet. Bahan pembentuk gel gelling agent yang digunakan yaitu carbopol 940 yang dapat larut dalam air, sehingga gel anti-aging ini termasuk sediaan hidrogel Gad, 2008. Molekul carbopol 940 dalam bentuk serbuk membentuk koil gulungan dengan erat, sehingga dapat membatasi kemampuan thickening-nya. Ketika carbopol 940 didispersikan dalam air, molekul-molekul carbopol 940 mulai terhidrasi dan sebagian bentuk koil dari molekul tersebut terbuka uncoil. Dispersi carbopol 940 yang bersifat asam ini memiliki konsistensi yang rendah. Carbopol 940 dapat berfungsi dengan baik apabila molekulnya terbuka sepenuhnya uncoil dengan adanya bantuan penetralan dari agen pembasa. 43 Bentuk molekul pada serbuk carbopol 940 dan setelah dinetralkan dengan agen pembasa ditunjukkan pada gambar 15. Gambar 15. Molekul serbuk carbopol 940 membentuk koil dan tidak membentuk koil uncoil setelah dinetralkan Dumitriu, 2001 Netralisasi pH carbopol 940 dengan agen pembasa yang sesuai akan mengakibatkan terbentuknya muatan negatif di sepanjang rantai polimer dan menyebabkan terjadinya gaya tolak-menolak antar muatan negatif. Gaya tolak- menolak ini menyebabkan molekul carbopol 940 sepenuhnya membentuk uncoil ke dalam strukturnya yang lebih bebas. Netralisasi ini dapat meningkatkan konsistensi dari terbentuknya gel dan dapat mengurangi kekeruhan. Cara paling sederhana untuk menghasilkan hidrogel dari carbopol 940 adalah dengan mendispersikan carbopol 940 ke dalam air, kemudian menetralisir pH polimer dengan agen pembasa seperti trietanolamin atau natrium hidroksida Dumitriu, 2001. Agen pembasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah trietanolamin. Netralisasi antara carbopol 940 dengan trietanolamin menghasilkan sediaan gel anti-aging yang transparan. Pada pembuatan sediaan gel anti-aging ini gliserin digunakan sebagai humektan. Humektan berfungsi untuk mencegah hilangnya air dari produk selama 44 penggunaan dan meningkatkan kadar air dalam bahan yang bersentuhan dengan produk Barel dkk., 2009. Pembuatan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis dimulai dengan mengembangkan carbopol 940 dalam akuades selama 24 jam. Carbopol 940 dimasukkan dalam wadah, kemudian diaduk menggunakan mixer dengan kecepatan putar level 1 selama 3 menit. Carbopol 940 yang terdispersi dalam air akan membentuk larutan koloid asam yang mempunyai viskositas yang rendah. Gliserin dan metil paraben dimasukkan dalam wadah yang berisi carbopol

940, lalu diaduk dengan kecepatan putar level 1 selama 3 menit. Setelah

itu ditambahkan TEA dan diaduk dengan kecepatan putar level 1 selama 1 menit. Penambahan TEA dilakukan dengan tujuan untuk menetralkan carbopol 940 yang merupakan larutan asam, menyebabkan viskositas gel yang dihasilkan menjadi tinggi Madan dan Singh, 2010. Ekstrak Spirulina platensis sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan dan terus diaduk selama 2 menit dengan kecepatan putar level 1. Waktu pengadukan dan kecepatan putar yang terlalu besar akan menimbulkan gelembung udara yang terperangkap dalam sediaan. Kecepatan putar dan waktu pengadukan yang rendah dapat membentuk massa gel dengan konsistensi baik.

E. Pengujian Sifat Fisik Gel Anti-Aging Ekstrak Spirulina platensis

Pengujian sifat fisik sediaan gel bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan gel yang dihasilkan telah memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik, karena menentukan dalam penerimaan maupun penolakan sediaan gel oleh konsumen Contreras dan Sanchez, 2002. Parameter sifat fisik yang diamati 45 meliputi organoleptis, pH, homogenitas, viskositas dan daya sebar yang diuji pada hari ke-2 setelah pembuatan. Pengujian dilakukan pada hari ke-2 setelah pembuatan karena pada hari ke-2 komponen penyusun dalam sistem gel telah tersusun dengan baik dan dianggap sudah tidak ada lagi pengaruh gaya atau energi yang diberikan saat proses pembuatan sediaan yang dapat mempengaruhi hasil respon.

1. Uji organoleptis

Uji organoleptis dilakukan untuk menguji sediaan yang dibuat nantinya akan dapat diterima oleh konsumen. Berdasarkan hasil pengujian organoleptis sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis pada tabel IX, menunjukkan sediaan gel anti-aging yang dihasilkan memiliki bentuk gel, berwarna biru, dan berbau khas. Organoleptis pada setiap formula relatif sama yang menandakan tidak ada efek yang diberikan oleh adanya variasi komposisi carbopol 940 dan gliserin terhadap perubahan bentuk, warna, dan bau dari gel. Tidak adanya perbedaan warna karena jumlah ekstrak Spirulina platensis yang berwarna biru digunakan untuk tiap formula adalah sama. Pada pemeriksaan bau sediaan gel, untuk semua formula memiliki bau khas dari Spirulina platensis tetapi tidak menyengat. Tabel IX. Organoleptis gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis Formula Bentuk Warna Bau 1 Gel Biru Khas a Gel Biru Khas b Gel Biru Khas ab Gel Biru Khas 46

2. Uji pH dan homogenitas

Dokumen yang terkait

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

0 4 117

Optimasi formula sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot dengan humektan gliserin dan gelling agent carbopol.

0 1 80

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

2 13 114

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

2 30 132

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

5 16 99

Optimasi Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai Humectant dalam emulgel minyak cengkeh sebagai penyembuh jerawat dengan aplikasi desain faktorial.

0 0 107

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 1 97