Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

2. Perencanaan tindakan dengan membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan, melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. 3. Pelaksanaan Tindakan Meliputi siapa yang melakukan apa, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya. Skenario yang telah dibuat dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan ini juga dilakukan bersamaan dengan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. 4. Pengamatan Interpretasi Dilakukan dengan perekaman data yang meliputi proses dan hasil pelaksanaan kegiatan. Tujuan pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil dari tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. 5. Refleksi Merefleksi hasil evaluasi pembelajaran pada tiap siklus mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan kegiatan. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru bertujuan memperbaiki atau meningkatkan suatu pembelajaran. Satu siklus dalam PTK memiliki empat tahap yang harus dilakukan yaitu tahap perencanaan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus kedua dalam PTK dilakukan bila masih ada yang kurang dalam siklus pertama, selanjutnya siklus ketiga dilaksanakan ketika masih ada kekurangan di siklus kedua.

F. Keaktifan Siswa

Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dapat mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran itu sendiri, maka pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan Martinis Yamin, 2007:75. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecah permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari Martinis Yamin, 2007:77. Menurut Raka Joni dan Martinis Yamin dalam Martinis Yamin, 2007:80 menjelaskan bahwa peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan ketika: 1. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa. 2. Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa kompetensi dasar. 4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep. 5. Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Belajar aktif merupakan fungsi interaksi antara individu dan situasi di sekitarnya yang ditentukan oleh indikator merupakan pengembangan dari kompetensi dasar Martinis Yamin, 2007:81. Belajar aktif bukan hanya dari keaktifan siswa yang belajar secara fisik, namun juga keaktifan mental. Belajar aktif adalah usaha siswa untuk membangun pengetahuan dalam dirinya, sehingga dalam proses pembelajaran terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, serta keterampilan siswa baik dari ranah kognitif, psikomotorik maupun afektif. Belajar aktif mengandung kiat yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada siswa dan menggali potensi siswa serta guru untuk bersama-sama berkembang dan juga berbagi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Jika dirangkum dari berbagai pendapat para ahli di atas tentang pengertian keaktifan siswa, maka keaktifan dalam pembelajaran dapat terjadi jika siswa sebagai pusat pembelajaran, yaitu siswa yang berperan dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat mengembangkan bakat yang dimiliki siswa, dapat berpikir kritis dan dapat memecahkan masalah berkaitan dengan pembelajaran.

G. Bangun Ruang Sisi Datar

Kubus Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam persegi yang kongruen. Pemberian nama pada kubus diurutkan menurut titik sudut sisi alas dan sisi atapnya dengan menggunakan huruf kapital Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:303.

A. Unsur-unsur Kubus

1. Sisi

Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Kubus terdiri dari enam sisi berbentuk persegi yang kongruen Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:304. Perhatikan gambar berikut yang merupakan gambar Kubus ABCD.EFGH: Gambar 2.3: Kubus ABCD.EFGH Gambar 2.2: Kubus ABCD.EFGH Sisi ABCD, EFGH, ABFE, DCGH, ADHE, BCGF merupakan sisi-sisi dari kubus ABCD.EFGH. Sisi kubus dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu: a. Sisi datar Sisi datar terdiri atas sisi alas dan sisi atap tutup. Pada Gambar 2.3, alas kubus yaitu ABCD dan atap kubus yaitu EFGH saling sejajar. b. Sisi tegak Sisi tegak kubus merupakan sisi kubus yang tegak lurus dengan alas. Pada Gambar 2.3 sisi tegak kubus terdiri dari sisi ABFE, DCGH, ADHE, dan BCGF.

2. Rusuk

Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua sisi kubus Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:304. Perhatikan kembali kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2.3. Pada gambar tersebut AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, HE merupakan 12 rusuk dari kubus ABCD.EFGH. Rusuk kubus dibagai menjadi dua bagian besar yaitu: a. Rusuk datar Rusuk datar terdiri dari rusuk alas dan rusuk atas. Rusuk alas kubus dan rusuk atas kubus masing-masing ada 4. Rusuk alas kubus pada Gambar 2.3 adalah AB, BC, CD, dan DA, sedangkan rusuk atasnya adalah EF, FG, GH, dan HE. b. Rusuk tegak Rusuk tegak adalah rusuk yang tegak lurus dengan rusuk alas. Rusuk tegak kubus pada Gambar 2.3 adalah AE, BF, CG, dan DH. Pada rusuk datar, rusuk-rusuk yang saling sejajar yaitu ABDCEFHG dan ADBCEHFG. Sedangkan pada rusuk tegak, rusuk-rusuk yang saling sejajar yaitu AEBFCGDH.

3. Titik Sudut

Titik sudut kubus merupakan titik persekutuan dari tiga rusuk kubus yang berdekatan . Titik sudut pada kubus ada 8 buah. Titik sudut sering disebut juga titik pojok Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:305. Perhatikan kembali kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2.3. Pada gambar tersebut titik A, B, C, D, E, F, G, H merupakan 8 titik sudut dari kubus ABCD.EFGH.

B. Diagonal Kubus

Bangun ruang Kubus memiliki diagonal sisi, bidang diagonal, dan diagonal ruang. 1. Diagonal Sisi Kubus Diagonal sisi kubus adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada sisi kubus. Kubus memiliki 6 buah persegi sebagai sisi kubus. Masing-masing sisi kubus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASARMENGHITUNG VOLUME KUBUS DAN BALOK MELALUI CONTEXTUAL Peningkatan Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Menghitung Volume Kubus Dan Balok Melalui Contextual Teaching And Learning Pada Siswa

0 1 14

PENINGKATAN PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN Peningkatan Percaya Diri Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Materi Kubus Dan Balok Dengan Strategi Contextual Teaching And Learning (CTL) (PTK Pembelajaran Matematika Bagi Sis

0 1 16

PENINGKATAN PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK DENGAN STRATEGI Peningkatan Percaya Diri Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Materi Kubus Dan Balok Dengan Strategi Contextual Teaching And Learning (CTL) (PTK Pembelajar

0 1 12

MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TEKNIK Meningkatkan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Teknik Modelling Dalam Pembelajaran Matematika (PTK Pada Siswa Kelas

0 2 16

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GENERATIF DENGAN OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GENERATIF DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KUBUS DAN BALOK (PTK

0 1 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN 02 KARANGANYA

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Dengan Media Power Point Dan

0 1 22

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD 2 BACIN SKRIPSI

0 1 19