Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu pasti pernah mengalami kebosanan. Biasanya rasa bosan ditandai dengan kelelahan, miskin kreativitas, hilangnya minat suatu hal yang dulu disukai, lesu, malas, tertekan, dan berbagai perasaan yang tidak enak yang apabila tidak ditangani dengan cepat akan dapat menyebabkan individu tersebut mengalami stres atau bahkan akan mengalami depresi yang akan mengganggu kondisi kejiwaan individu tersebut. Siapapun dapat mengalami stres, tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa terkadang merasa bosan dan tertekan dalam menjalankan proses perkuliahan. Banyak mahasiswa menganggap bahwa dosen merupakan sumber pengetahuan yang utama sehingga catatan kuliah merupakan satu-satunya sumber pengetahuan. Kesalahan mempersepsikan arti kuliah inilah yang dapat menimbulkan frustasi mahasiswa sehingga menyebabkan stres dalam kuliah http:suwarjono.comuploadperilaku-belajar-di-perguruan-tinggi.pdf. Ada beberapa faktor yang diduga berhubungan dengan tinggi atau rendahnya tingkat stres. Faktor tersebut diantaranya kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa. Menurut Goleman dalam Nugraheny, 2003:14, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengatur diri kita sendiri dan hubungan kita dengan orang lain secara efektif. Kecerdasan emosional dengan demikian merupakan kemampuan mengelola perasaan, kemampuan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 memotivasi diri sendiri, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi rasa frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerjasama dengan orang lain. Semakin tinggi kecerdasan emosional seorang mahasiswa diduga semakin rendah tingkat stres dalam menempuh kuliah. Kecerdasan emosional bertujuan membentuk pribadi bijaksana, tidak emosional, memiliki ketrampilan komunikasi atau interaksi sosial yang tinggi. Seorang mahasiswa dapat memanajemen waktu dan tugasnya. Untuk menyelesaikan tugas- tugasnya mahasiswa mampu berkomunikasi dengan dosen dan mahasiswa- mahasiswa lainya. Pendidikan kepribadian membantu membentuk sikap atau perilaku dan pandangan hidup yang positif. Dalam kehidupan sehari-hari, kepribadian yang positif sangat berguna dalam mengurangi stres jika menemui kesulitan dan meningkatkan kemampuan menangkal stres. Menurut Suwarjono http:suwarjono.comuploadperilaku-belajar-di- perguruan-tinggi.pdf, belajar merupakan kegiatan individual, kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar karena seseorang mempunyai tujuan individual tertentu. Belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan di antara berbagai alternatif stratejik untuk mencapai tujuan individual. Kesadaran mengenai hal ini akan menentukan sikap dan pandangan belajar di perguruan tinggi yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang belajar di perguruan tinggi. Belajar di perguruan tinggi terdiri dari kegiatan mengingat, berpikir untuk memahami, menulis atau menyusun suatu pandangan, mengevaluasi atau menganalisis, serta mengambil kesimpulan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi ada dua tujuan yang terlibat dan saling mendukung, yaitu tujuan lembaga pendidikan dalam menyediakan sumber pengetahuan dan pengalaman belajar dan tujuan individual mereka yang belajar mahasiswa. Gejala yang sering dirasakan belajar di perguruan tinggi ini merupakan kebutuhan sosial daripada kebutuhan pengetahuan dan pengalaman belajar. Kesalahan persepsian seperti ini yang akan menghasilkan suatu sikap dan semangat yang jauh dari harapan, sehingga menimbulkan kejenuhan mahasiswa dalam belajar dan dapat menimbulkan stres. Jika stres pada mata kuliah tertentu maka biasanya mahasiswa akan malas untuk kuliah, jarang memperhatikan ketika dosen menerangkan, apalagi timbul stres minat untuk mempelajari mata kuliah tersebut hampir tidak ada. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena perilaku belajar mahasiswa yang salah. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul ”HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRES KULIAH”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

B. Batasan Masalah

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat kunjungan perpustakaan dan minat baca dengan prestasi belajar : studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi dan pendidikan ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 98

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPRITUAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

2 3 123

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi kasus pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 8 110

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas PembangunanNasional “VETERAN” JawaTimur).

0 1 125

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Petra Surabaya).

0 0 162

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Petra Surabaya)

0 0 24

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas PembangunanNasional “VETERAN” JawaTimur)

0 0 27

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRES KULIAH

0 0 131

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

0 1 144