Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah : studi kasus pada Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

viii   

ABSTRAK

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRES KULIAH

Studi Kasus Pada

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Ignatius Tri Harso Cahyono Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan kecerdasan emosional dengan stres kuliah; (2) hubungan perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah; (3) hubungan kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pada bulan Oktober 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jumlah sampel dalam penelitian ini 212 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak ada hubungan yang negatif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan stres kuliah (r = 0,084; thitung =

0,258 < ttabel = 1,6534); (2) tidak ada hubungan yang negatif dan signifikan antara

perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah (r = 0,175; thitung = 0,018 < ttabel =

1,6534); (3) tidak ada hubungan yang negatif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah (r = 0,176; Fhitung =


(2)

ix   

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S EMOTIONAL INTELLIGENCE AND LEARNING BEHAVIOR AND STUDENT’S

DEPRESSION

A Case Study of

Students of Accounting Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta

Ignatius Tri Harso Cahyono Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The objectives of this research are to find out the relationship between: (1) emotional intelligence and student’s depression; (2) student’s learning behavior and student’s depression; (3) student’s emotional intelligence and learning behavior and student’s depression.

The research was conducted at Sanata Dharma University Yogyakarta in October 2008. The population of the research was the students of Accounting, the Department of Education. The samples were 212 students. The technique of taking samples was purposive random sampling. The data collection was questionnaire. The data analysis was product moment correlation.

The results of the research show that: (1) there isn’t any significant relation between intelegence and student’s depression (r = 0,084; tcount = 0,258 <

ttable = 1,6534); (2) there isn’t any significant relation between learning behavior

and student’s depression (r = 0,175; ttouch = 0,018 < ttable = 1,6534); (3) there isn’t

any significant relation between student’s emotional intelligence and learning behavior and student’s depression (r = 0,176; Fhit = 2,847 < Ftable = 3,0464).


(3)

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU

BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRES KULIAH

Studi Kasus Pada

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Ignatius Tri Harso Cahyono 021334045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010


(4)

i

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU

BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRES KULIAH

Studi Kasus Pada

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Ignatius Tri Harso Cahyono 021334045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010


(5)

(6)

(7)

iv   

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini Ku persembahkan untuk:

1.

Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah dan rahmat-Nya

2.

Alm. Ibu Lidwina Rumini

3.

Ayahku Thomas Sapari

4.

Kakak-kakakku, A. Tri Hasworo, A. Tri Hardani, R. Tri

Hartati, dan R. Tri Hardono

5.

Adik-adikku, M. R. Tri Wayan S. dan A. Hella Tri Handoko

6.

Keponakanku Avilla dan Lusi

7.

Saudara-saudaraku yang telah membantu perjuangan ini

8.

Sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuangan

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku :

Universitas Sanata Dharma


(8)

v   

MOTTO

“Mengejar kebebasan dan dunia pilihanmu.Jika mimpi tanpa

akhir adalah penuntunmu, dan mengambilnya merupakan

wujud kepercayaan”

“Kerjakanlah pekerjaan yang membawa berkah bagimu dan

orang lain”


(9)

vi   


(10)

vii   


(11)

viii   

ABSTRAK

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRES KULIAH

Studi Kasus Pada

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Ignatius Tri Harso Cahyono Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan kecerdasan emosional dengan stres kuliah; (2) hubungan perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah; (3) hubungan kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pada bulan Oktober 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jumlah sampel dalam penelitian ini 212 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak ada hubungan yang negatif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan stres kuliah (r = 0,084; thitung =

0,258 < ttabel = 1,6534); (2) tidak ada hubungan yang negatif dan signifikan antara

perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah (r = 0,175; thitung = 0,018 < ttabel =

1,6534); (3) tidak ada hubungan yang negatif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah (r = 0,176; Fhitung =


(12)

ix   

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S EMOTIONAL INTELLIGENCE AND LEARNING BEHAVIOR AND STUDENT’S

DEPRESSION

A Case Study of

Students of Accounting Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta

Ignatius Tri Harso Cahyono Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The objectives of this research are to find out the relationship between: (1) emotional intelligence and student’s depression; (2) student’s learning behavior and student’s depression; (3) student’s emotional intelligence and learning behavior and student’s depression.

The research was conducted at Sanata Dharma University Yogyakarta in October 2008. The population of the research was the students of Accounting, the Department of Education. The samples were 212 students. The technique of taking samples was purposive random sampling. The data collection was questionnaire. The data analysis was product moment correlation.

The results of the research show that: (1) there isn’t any significant relation between intelegence and student’s depression (r = 0,084; tcount = 0,258 <

ttable = 1,6534); (2) there isn’t any significant relation between learning behavior

and student’s depression (r = 0,175; ttouch = 0,018 < ttable = 1,6534); (3) there isn’t

any significant relation between student’s emotional intelligence and learning behavior and student’s depression (r = 0,176; Fhit = 2,847 < Ftable = 3,0464).


(13)

x   

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberi saran, masukan, semangat dan dorongan.


(14)

xi   

5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., M.Pd. dan Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan pengalaman dan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

7. Semua karyawan di Sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala keramahannya membantu penulis selama kuliah.

8. Ayahku Thomas Sapari dan Alm Ibu tercinta Lidwina Rumini, yang telah memberi dukungan doa, materi dan kasih sayang.

9. Kakak-kakakku (A. Tri Hasworo, A. Tri Hardani, R. Tri Hartati dan R. Tri Hardono) dan adik-adikku (M. R. Tri Wayan dan A. Hella Tri Handoko) yang telah memberikan dukungan materi dan doa.

10.Seluruh keluarga besar Universitas Sanata Dharma dan mahasiswa-mahasiswi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyediakan waktu dan tempat untuk penelitian.

11.Teman-teman seangkatan 2002 Wiwin, Yosep Wisnu, Gregorius Kia, Dita, Dewi, Valentinus Hari, Heribertus Ratna, Chandra dan semuanya.

12.Ig. Hendra Kusuma Pendidikan Sejarah 2005 terimakasih atas dukungan dan doa serta pinjaman printnya.


(15)

xii   

13.Heribertus Bowo Kuncoro terimakasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.

14.Anditia Sukarno Prabowo dan seluruh keluarga besar Rumah Sate Palagan trimakasih atas dukungan dan doanya.

15.Buat bapak-bapak dan teman-teman komunitas parkiran Universitas Sanata Dharma, terimakasih untuk dukungannya selama ini.

16.Hari T2net trimakasih atas bantuanya selalu memperbaiki computer tuaku.

17.Rekan-rekan KSR PMI Cabanga Sleman, rekan-rekan mudika St. Thomas dan rekan-rekan pemuda terimakasih atas doa dan dukungannya.

18.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 19 Maret 2010 Penulis

Ig. Tri Harso Cahyono  


(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vii

ABSTRAK …… ... viii

ABSTRACT ……... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ……... xiii

DAFTAR TABEL ……... xv

DAFTAR LAMPIRAN ……... xvi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kecerdasan Emosional... ... 6

1. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 6

2. Dimensi Kecerdasan Emosional ... 8

B. Perilaku Belajar Mahasiswa... 9

1. Pengertian Belajar ... 9


(17)

xiv

3. Perilaku Belajar ... 13

C. Pengertian Stres... 15

1. Tipe Stres Psikologi ... 17

2. Indikator Stres ... 18

3. Pengelolaan dan Penanggulangan Stres ... 18

4. Stres Kuliah ... 20

D. Kerangka Berpikir... 21

E. Rumusan Hipotesis ... 23

BAB III : METODE PENELITIAN... 24

A. Jenis Penelitian... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 25

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 31

H. Teknik Analisa Data ... 36

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Deskripsi Data... 41

B. Analisis Data ... 44

C. Uji Hipotesis ... 45

D. Pembahasan ... 49

BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Keterbatasan Penelitian ... 57

C. Saran-saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional ... 27

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Perilaku Belajar ... 28

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Stres Kuliah ... 30

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Kecerdasan Emosional ... 32

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Perilaku Belajar Mahasiswa... 33

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Stres Kuliah ... 33

Tabel 4.1 Deskripsi Kecerdasan Emosional ... 41

Tabel 4.2 Deskripsi Perilaku Belajar Mahasiswa ... 42

Tabel 4.3 Deskripsi Stres Kuliah ... 43

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Normalitas ... 44


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel I : Kuesioner ... 61

Tabel II : Validitas dan Reliabilitas ... 66

Tabel III : Data Penelitian ... 69

Tabel IV : Output SPSS ... 89

Tabel V : PAP II ... 94

Tabel VI : Sumbangan Efektif dan Relatif ... 69


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu pasti pernah mengalami kebosanan. Biasanya rasa bosan ditandai dengan kelelahan, miskin kreativitas, hilangnya minat suatu hal yang dulu disukai, lesu, malas, tertekan, dan berbagai perasaan yang tidak enak yang apabila tidak ditangani dengan cepat akan dapat menyebabkan individu tersebut mengalami stres atau bahkan akan mengalami depresi yang akan mengganggu kondisi kejiwaan individu tersebut.

Siapapun dapat mengalami stres, tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa terkadang merasa bosan dan tertekan dalam menjalankan proses perkuliahan. Banyak mahasiswa menganggap bahwa dosen merupakan sumber pengetahuan yang utama sehingga catatan kuliah merupakan satu-satunya sumber pengetahuan. Kesalahan mempersepsikan arti kuliah inilah yang dapat menimbulkan frustasi mahasiswa sehingga menyebabkan stres dalam kuliah (http://suwarjono.com/upload/perilaku-belajar-di-perguruan-tinggi.pdf).

Ada beberapa faktor yang diduga berhubungan dengan tinggi atau rendahnya tingkat stres. Faktor tersebut diantaranya kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa. Menurut Goleman dalam (Nugraheny, 2003:14), kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengatur diri kita sendiri dan hubungan kita dengan orang lain secara efektif. Kecerdasan emosional dengan demikian merupakan kemampuan mengelola perasaan, kemampuan untuk


(21)

2

memotivasi diri sendiri, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi rasa frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerjasama dengan orang lain. Semakin tinggi kecerdasan emosional seorang mahasiswa diduga semakin rendah tingkat stres dalam menempuh kuliah. Kecerdasan emosional bertujuan membentuk pribadi bijaksana, tidak emosional, memiliki ketrampilan komunikasi atau interaksi sosial yang tinggi. Seorang mahasiswa dapat memanajemen waktu dan tugasnya. Untuk menyelesaikan tugas-tugasnya mahasiswa mampu berkomunikasi dengan dosen dan mahasiswa-mahasiswa lainya. Pendidikan kepribadian membantu membentuk sikap atau perilaku dan pandangan hidup yang positif. Dalam kehidupan sehari-hari, kepribadian yang positif sangat berguna dalam mengurangi stres jika menemui kesulitan dan meningkatkan kemampuan menangkal stres.

Menurut Suwarjono (http://suwarjono.com/upload/perilaku-belajar-di-perguruan-tinggi.pdf), belajar merupakan kegiatan individual, kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar karena seseorang mempunyai tujuan individual tertentu. Belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan di antara berbagai alternatif stratejik untuk mencapai tujuan individual. Kesadaran mengenai hal ini akan menentukan sikap dan pandangan belajar di perguruan tinggi yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang belajar di perguruan tinggi. Belajar di perguruan tinggi terdiri dari kegiatan mengingat, berpikir untuk memahami, menulis atau menyusun suatu pandangan, mengevaluasi atau menganalisis, serta mengambil kesimpulan.


(22)

Dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi ada dua tujuan yang terlibat dan saling mendukung, yaitu tujuan lembaga pendidikan dalam menyediakan sumber pengetahuan dan pengalaman belajar dan tujuan individual mereka yang belajar (mahasiswa). Gejala yang sering dirasakan belajar di perguruan tinggi ini merupakan kebutuhan sosial daripada kebutuhan pengetahuan dan pengalaman belajar. Kesalahan persepsian seperti ini yang akan menghasilkan suatu sikap dan semangat yang jauh dari harapan, sehingga menimbulkan kejenuhan mahasiswa dalam belajar dan dapat menimbulkan stres. Jika stres pada mata kuliah tertentu maka biasanya mahasiswa akan malas untuk kuliah, jarang memperhatikan ketika dosen menerangkan, apalagi timbul stres minat untuk mempelajari mata kuliah tersebut hampir tidak ada. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena perilaku belajar mahasiswa yang salah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul ”HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRES KULIAH”.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

B. Batasan Masalah

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan tinggi rendahnya tingkat stres mahasiswa. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasi ke dalam


(23)

4

faktor internal dan eksternal mahasiswa. Penelitian ini memfokuskan pada faktor kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional dengan stres kuliah?

2. Apakah ada hubungan yang negatif perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah?

3. Apakah ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional dengan stres kuliah.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang negatif perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional dan prestasi belajar mahasiswa dengan stres kuliah.


(24)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Peneliti

Penulis dapat menerapkan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah serta dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian.


(25)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Puka dalam “Seni Menghadapi Emosi Secara Dewasa” (Vox, 2000:48) mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan tegang pada organisme sebagai reaksi yang kuat terhadap pemicu yang mempengaruhi fisik individu seperti terlihat dalam tingkah laku lahiriah. Sementara itu arti leksikalis emosi adalah reaksi psikologis (perasaan) yang muncul pada waktu tertentu karena dipengaruhi oleh sesuatu.

Dalam kamus Bahasa Inggris Oxford (Harmoko, http://www.binuscareer.com/Article.aspx?id=hLO3fqu87k631%2FWL86q Sqg%3D%3D), emosi didefinisikan sebagai keadaan atau pergolakan pikiran, biologis dan psikologis serta serangkaian untuk bertindak. Sementara Goleman dalam (Harmoko, http://www.binuscareer.com/ Article.aspx?id=hLO3fqu87k631%2FWL86qSqg%3D%3D), emosi dibagi menjadi:

a. Amarah seperti mengamuk, bengis, benci, jengkel, kesal hati. b. Kesedihan, seperti pedih, sedih, depresi berat.

c. Rasa takut, seperti cemas, takut, gugup, khawatir, waspada. d. Cinta, seperti penerimaan, persahabatan, kepercayaan, rasa dekat. e. Terkejut, takjub terpana.

f. Jengkel.


(26)

Menurut Goleman dalam (Nugraheny, 2003:14), kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengatur diri kita sendiri dan hubungan kita dengan orang lain secara efektif yang terdiri dari empat kemampuan mendasar:

a. Kesadaran diri, kemampuan untuk membaca dan memahami emosi-emosi diri sendiri serta mengenal pengaruhnya.

b. Kontrol diri, kemampuan untuk menjaga agar emosi dan kata hati yang mengganggu tetap terkontrol.

c. Empati, kemampuan merasakan emosi orang lain. d. Kemampuan sosial, sebagai pendorong atau motivasi.

Kecerdasan emosional menurut Cooper (1998:XV) dalam Harmoko (http://www.binuscareer.com/Article.aspx?id=hLO3fqu87k631 %2FWL86qSqg%3D%3D) adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Sedangkan John Mayer, psikolog dari University of New Hampshire dalam Harmoko (http://www.binuscareer.com/Article.aspx?id=hLO3fqu87k631%2FWL86 qSqg%3D%3D) mendefinisikan kecerdasan emosional yaitu kemampuan untuk memahami emosi orang lain dan cara mengendalikan emosi sendiri.

Goleman mengungkapkan perbedaan antara kecerdasan emosional dengan kecerdasan intelektual (IQ). Kecerdasan intelektual merupakan kemampuan kognitif murni atau kemampuan dasar. Sedangkan kecerdasan emosional kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, mengelola emosi. Kecerdasan emosional dapat dipelajari, dilatih, dan bisa dikembangkan (http://www.bpk-penabur-bdg.com). Tetapi perlu diingat bahwa semuanya


(27)

8

itu merupakan proses yang memerlukan waktu, ketekunan, semangat tinggi dan keberanian untuk mencoba. Kecerdasan emosional merupakan jembatan antara apa yang kita ketahui, dengan apa yang kita lakukan. Dengan semakin tinggi kecerdasan emosional, kita akan semakin terampil melakukan apapun yang kita ketahui benar.

Unsur-unsur yang berkaitan dengan kecerdasan emosional menurut Goleman (1999:274) meliputi:

a. Keyakinan

Perasaan kendali dan penguasaan seseorang terhadap tubuh, perilaku, dan dunia.

b. Rasa Ingin Tahu

Perasaan bahwa menyelidiki segala sesuatu itu bersifat positif dan menimbulkan kesenangan.

c. Niat

Hasrat dan kemampuan untuk berhasil dan untuk bertindak berdasarkan niat itu dengan tekun, ini berkaitan dengan perasaan terampil, perasaan efektif.

d. Kendali Diri

Kemampuan untuk menyesuaikan dan mengendalikan tindakan dengan pola yang sesuai dengan usia, suatu rasa, kendali batiniah. e. Keterkaitan

Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain berdasarkan pada perasaan saling memahami.

f. Kecakapan Berkomunikasi

Keyakinan dan kemampuan verbal untuk bertukar gagasan, perasaan, dan konsep dengan orang lain.

g. Kooperatif

Kemampuan menyeimbangkan kebutuhan sendiri dengan kebutuhan orang lain.

2. Dimensi Kecerdasan Emosional

Koda dalam “Membedah Dinamika Emosi Sebagai Struktur Logis-Ilmiah” (Vox, 2000:90) menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kesanggupan manusia dalam menjangkau lima “kawasan” yang paling menentukan keberhasilan hidup seorang individu.


(28)

a. Mengenal emosi diri. Pemahaman terhadap perasaan yang sedang berlangsung adalah dasar kecerdasan emosional. Dengan kontinuitas proses pemahaman terhadap gejolak perasaan, individu dimungkinkan untuk menjangkaui wawasan psikologi dan pemahaman diri, sekaligus pembebasan individu dari belenggu perasaan. Proses ini akan bermuara pada tercetusnya keputusan– keputusan yang efektif.

b. Mengelola emosi. Kesadaran diri merupakan dimensi penentu bagi penanganan perasaan agar dapat menjelma secara memadai. Pada individu yang gagal mengelola emosinya, akan terjadi pertarungan yang tak berkesudahan melawan emosinya sendiri.

c. Memotivasi diri sendiri. Penataan emosi yang memadai merupakan sarana untuk memotivasi diri dan menguasai diri, serta untuk bereaksi secara wajar. Kemampuan demikian memperbesar peluang produktivitas dan efektivitas kerja dalam berbagai bidang. d. Mengenali emosi orang lain. Kesadaran emosional yang

merupakan landasan sikap empati, mengandung kemampuan menangkap pesan–pesan sosial yang tersembunyi, yang menginformasikan kebutuhan dan kehendak orang lain.

e. Membina hubungan. Seni membina hubungan, sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Berbekal kemampuan ini, seseorang akan terbantu dalam meraih popularitas, sukses dalam memimpin dan relasi antar pribadi.

B. Perilaku Belajar Mahasiswa 1. Pengertian Belajar

Setiap orang pernah belajar walaupun dalam mendapatkan pendidikan berbeda-beda berdasarkan kondisi setiap orang. Seseorang dikatakan telah belajar bila di dalam dirinya telah mengalami perubahaan tertentu, misalnya seseorang yang semula tidak bisa membaca dan menulis menjadi atau dapat membaca dan menulis. Hal tersebut bisa dikatakan hasil dari belajar.

Belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan dalam mencapai tujuan individual. Semangat, cara belajar, dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya tujuan


(29)

10

individual. Konsep atau pengertian belajar sangat beragam dan tergantung dari sisi pandang dari setiap orang yang mengamatinya.

Menurut Purwanto (1986:45) dalam (http://id.wikipedia.org/ wiki/Prestasi-belajar), belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya. Morgan (1978) dalam (http://id.wikipedia.org/ wiki/Prestasi-belajar) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahaan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi dari suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Sementara Surachmad (1982:10) dalam (http://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi-belajar) menyatakan belajar itu merupakan satu proses dalam diri manusia jasmani maupun rohani dan melahirkan perubahan sebagai hasil dari proses.

Menurut WS. Winkel (1989:36), belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap. Belajar secara tradisional seperti dikemukakan oleh Nasution dalam (Roestivan, 1982:149) dinyatakan sebagai kegiatan untuk menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Pendapat tersebut dalam praktek sangat banyak dianut di perguruan tinggi atau sekolah yang mana seorang dosen atau guru berusaha memberi ilmu sebanyak mungkin dan mahasiswa atau murit giat untuk mengumpulkanya. Di sini sering terlihat bahwa belajar itu disamakan dengan menghafal.


(30)

Sedangkan menurut Lester dan Alice dalam (Roestiva, 1982: 149), belajar ialah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Dalam definisi ini dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dalam menguasai ilmu pengetahuan. Belajar disini merupakan suatu proses dimana dosen atau guru terutama melihat apa yang terjadi selama mahasiswa atau murit menjalani pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut teori Gagne dalam (Roestivan, 1982:156), belajar memuat dua definisi, antara lain:

a. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

b. Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Mahasiswa yang mengalami proses belajar supaya berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu. Adapun faktor-faktor belajar itu dapat digolongkan sebagai berikut (Roestivan, 1982:159):

a. Faktor internal ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan sebagainya. Faktor ini berwujut juga sebagai kebutuhan dari anak itu.

b. Faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar diri si anak. Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya.

2. Aspek Belajar

Menurut Suwarjono (http://suwarjono.com/upload/perilaku-belajar-di-perguruan-tinggi.pdf), kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan pengetahuan atau keterampilan. Pemahaman dan


(31)

12

persepsi mengenai hubungan ketiga faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan proses belajar. Kuliah merupakan kegiatan yang membedakan pendidikan formal dan non formal. Pemahaman akan hal ini akan mempengaruhi sikap dan semangat mahasiswa dalam menjalani proses belajar. Hal-hal yang harus dipahami dalam belajar, yaitu (Suwarjono, http://suwarjono.com/upload/perilaku-belajar-di-perguruan-tinggi.pdf):

a. Makna Kuliah

Kuliah adalah bentuk unit kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi, kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan ilmu pengetahuan. Kuliah diartikan sebagai forum konfermasi mahasiswa terhadap pengetahuan.

b. Pengalaman Belajar atau Nilai

Nilai yang diperoleh peserta didik mempunyai fungsi ganda, sebagai ukuran keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah dan sebagai alat evaluasi keberhasilan mata kuliah itu sendiri. Dalam hal-hal tertentu, nilai yang diperoleh mahasiswa memang merupakan indikator kesuksesan mahasiswa dalam menempuh kuliah tetapi mungkin bukan merupakan ukuran keberhasilan pencapaian tujuan atau sasaran pengajaran mata kuliah dalam mengubah pengetahuan, perilaku atau kepribadian mahasiswa termasuk penalaranya. Biasanya mahasiswa belajar untuk mencari nilai bukan untuk mencari ilmu. Persepsi mahasiswa yang keliru mengenai hal ini akan menyebabkan mahasiswa merasa frustasi dalam menjalankan proses belajar.

c. Konsepsi Tentang Dosen

Dalam proses belajar mengajar yang efektif dosen semestinya harus dipandang sebagai manajer kelas dan merupakan nara sumber proses belajar mengajar. Dosen menetapkan sumber pengetahuan apa saja yang harus dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa dalam bentuk silabus, mahasiswa menjalani proses belajar tersebut dan dosen mengendalikan proses belajar mahasiswa. Pada kenyataan mahasiswa menganggap bahwa dosen merupakan sumber pengetahuan yang utama. Mahasiswa malas membaca artikel, hasil penelitian, dan buku-buku yang terkait dalam program belajar yang harus dipelajari.

d. Kemandirian Dalam Belajar

Kemandirian harus dimulai sejak pertama kali mahasiswa memasuki perguruan tinggi. Mahasiswa harus mempunyai


(32)

keyakinan bahwa sumber utama pengetahuan adalah buku, artikel, dan hasil penelitian. Gejala yang dirasakan proses belajar yang sekarang belum bisa dipandang sebagai proses belajar yang mandiri. Hal ini ditunjukkan oleh adanya kecenderungan mahasiswa untuk mengoptimalkan dirinya dengan menerima apa saja yang diajarkan. Akibatnya ada ketidak mampuan mahasiswa dalam mengungkapkan gagasanya dan ketidak mampuan mahasiswa menemukan satu gagasan dan masalah untuk bahan penulisan skripsi atau penulisan lainya.

e. Konsep Memiliki Buku

Buku merupakan sumber pengetahuan sehingga buku tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Kurangnya mahasiswa untuk membeli buku karena mahasiswa menganggap dosen merupakan sumber pengetahuan yang utama. Maka dari itu ketika mahasiswa mendapat tugas sering mengeluh mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena mereka kurang membaca buku dan artikel sehingga tugas-tugas kuliah dianggap suatu beban yang berat. f. Kemampuan Berbahasa

Penguasaan bahasa yang memadahi baik struktur maupun kosakata sangat membatu seseorang untuk mengekpresikan gagasan dan perasaan atau mendiskripsikan masalah secara cermat. Kurangnya kemampuan dalam berbahasa Indonesia secara ilmiah akan mengakibatkan mahasiswa sering mengeluh bahwa mereka sukar untuk memahami suatu buku meskipun buku tersebut ditulis dalam bahasa Indonesia sehingga sering terjadi kesalahan persepsi.

3. Perilaku Belajar

Belajar adalah kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar oleh setiap individu, karena seseorang mempunyai tujuan individu tertentu. Kesadaran mengenai hal ini sangat menentukan sikap dan pandangan belajar, yang akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang akan belajar. Menurut Suwarjono (http://www.com/upload/perilaku-belajar-di-perguruan-tinggi.pdf), perilaku belajar yang baik mencakup:

a. Kebiasaan mengikuti kuliah

Mahasiswa kebanyakan hanya datang, duduk, dengar dan catat. Kuliah adalah bentuk kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi. Kuliah sebagai forum untuk mendiskusikan pengetahuan.


(33)

14

b. Kebiasaan memantapkan kuliah

Proses belajar merupakan kegiatan yang terencana dan kuliah merupakan kegiatan untuk memperkuat pemahaman materi pengetahuan sebagai hasil kegiatan mandiri. Pada awal temu kelas mahasiswa telah menyiapkan diri sebelumnya. Sehingga mahasiswa telah memiliki bekal sebelumnya, dengan demikian fungsi kuliah menjadi sarana untuk lebih memahami apa yang sebelumnya meragukan.

c. Kebiasaan membaca buku

Buku adalah sumber pengetahuan yang harus dibaca yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Maka dari itu ketika mahasiswa mendapat tugas mereka sering mengeluh mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena mereka kurang membaca buku dan artikel sehingga tugas-tugas kuliah sering dianggap suatu beban.

d. Kebiasaan menyiapkan karya tulis

Wawasan dan pengalaman dosen didapat karena mereka telah mengalami proses belajar dan pergaulanya dengan para praktisi atau karena riset atau penelitian yang dilakukan. Mahasiswa yang sudah terbiasa menyerap pengetahuan yang telah dikunyahkan dosen tanpa masalah dan kontroversi. Tiba-tiba mahasiswa harus menguyah sendiri pengetahuan yang didapat dan harus menghadapi masalah dan kontroversi, serta harus menemukan satu gagasan dan masalah. Dengan demikian pengetahuan mahasiswa akan berkembang.

e. Kebiasaan menghadapi ujian

Nilai yang diperoleh peserta didik sebagai ukuran keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah itu sendiri. Bagi mahasiswa yang mempunyai tujuan individu yang jelas, tentu bukan nilai yang menjadi tujuan tetapi nilai merupakan konsekuensi dari proses belajar yang dilakukanya. Maka dari itu mahasiswa harus selalu belajar dan bukanya belajar pada waktu mau menghadapi ujian saja.

Kesalahan akan perilaku belajar inilah yang dapat menyebabkan mahasiswa stres dalam kuliahnya. Akibatnya semangat belajar akan menurun dan secara emosional mahasiswa kehilangan motivasi untuk belajar serta menurunya rasa percaya diri mahasiswa untuk kuliah. Situasi seperti inilah yang dapat menimbulkan kebosanan mahasiswa dalam


(34)

mengikuti aktivitas kuliah dan membuat mahasiswa tertekan dalam kuliahnya sehingga dapat menyebabkan mahasiswa stres dalam kuliah.

C. Pengertian Stres

Stres banyak digunakan untuk menjelaskan tentang sikap atau tindakan individu yang dilakukanya apabila ia menghadapi suatu tantangan dalam hidupnya dan dia gagal memperoleh respon dalam menghadapi tantangan itu. Terjadinya proses stres didahului adanya sumber stres (stresor) yaitu setiap keadaan yang dirasakan orang mengancam dan membahayakan dirinya.

Pengertian stres menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor-faktor luar, stres berarti juga ketegangan. Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis (http://id.wikipedia.org/wiki/Stres).

Stresor adalah rangsangan eksternal ataupun internal yang memunculkan gangguan keseimbangan pada individu. Secara sederhana istilah stres dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana individu dituntut berespon adaptif. Stres menuntut pola respon individu, karena peristiwa, rangsangan atau hal yang mengganggu keseimbangannya. Stres merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan stres merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri. Walaupun cukup mengganggu, stres tidak perlu selalu dilihat sebagai hal negatif. Dalam hal tertentu stres memiliki implikasi positif. Eustres adalah stres yang berdampak positif, yaitu


(35)

16

keadaan yang dapat memotivasi, berdampak menguntungkan (http://www.pulih.or.id/?lang=&page=self&id=113). Stres dapat dialami seseorang apabila :

a. Adanya kejadian-kejadian signifikan, misalnya: kematian anggota keluarga, perceraian atau perpisahan, dipecat, gagal melakukan hal penting dan lain sebagainya.

b. Kesulitan hidup sehari-hari. Kesulitan hidup sehari-hari ternyata tidak dapat dianggap remeh, misalnya: bagaimana memperoleh uang yang cukup, hubungan sosial yang tidak mulus dengan teman ataupun tetangga dan lain sebagainya.

c. Ciri kepribadian juga dapat berperan. Orang yang sangat menyukai kompetisi, dan menuntut diri maupun orang lain untuk memenuhi standar pencapaian yang tinggi mungkin akan lebih mudah terkena stres yang terkait dengan penyakit.

d. Faktor situsional juga tidak dapat dilupakan. Bila kita diperlakukan diskriminasi atau penuh prasangka karena sesuatu hal yang berbeda dari diri kita, misalnya: agama, jenis kelamin, kelas sosial, etnis dan lain-lain. Kita dapat merasa tertekan dan mengalami kesulitan untuk beradaptasi atau bekerja secara baik.

Menurut Hartono (2007:9), stres diidentifikasikan sebagai reaksi non-spesifik manusia terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stresor). Stres merupakan suatu reaksi adaptif, bersifat sangat individual, sehingga suatu stres bagi seseorang belum tentu sama tanggapanya. Bagi sementara orang, stres dapat menggambarkan keadaan psikis yang telah mengalami berbagai tekanan yang melampoi batas ketahanannya. Sementara orang lain mengatakan stres hanya berhubungan dengan kondisi-kondisi psikologis dan emosi seseorang.

Menurut Hartono (2007:9), secara umum faktor penyebab stres digolongkan menjadi beberapa kelompok berikut :

a. Tekanan fisik : kerja otot atau olah raga yang berat, kerja otak yang terlalu lama dan sebagainya.

b. Tekanan psikologis : hubungan suami istri atau orang tua anak, persaingan antara saudara atau teman kerja, hubungan sosial lainya, etika moral, dan sebagainya.


(36)

c. Tekanan sosial ekonomi : kesulitan ekonomi, rasialisme, dan sebagainya.

1. Tipe Stres Psikologis

Orang berespon terhadap stres secara keseluruhan, sehingga tidak dapat membedakan bentuk-bentuk stres. Stres biologis, misalnya adanya infeksi bakteri akan berpengaruh terhadap emosi kita. Bisa pula stres psikologis, misalnya kegagalan kerja, sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan fisik (http://www.pulih.or.id/?lang=&page=self&id=113). Meski demikian dapat disebutkan beberapa tipe stres psikologis, yang sering terjadi bersamaan.

a. Tekanan. Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri, atau keduanya. Ambisi seseorang bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak luar.

b. Konflik. Konflik terjadi ketika kita berada di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan.

1) Konflik menjauh-menjauh: individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama tidak disukai. Misalnya seorang mahasiswa yang sangat malas belajar, tetapi juga enggan mendapat nilai buruk.

2) Konflik mendekat-mendekat. Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama diinginkanya. Misalnya ada acara seminar sangat menarik untuk diikuti, tetapi pada saat yang sama ada film sangat menarik untuk ditonton.

3) Konflik mendekat menjauh. Terjadi ketika individu terjerat dalam situasi dimana ia tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi tertentu. Ini adalah bentuk konflik yang paling sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus sulit diselesaikan. Misalnya ketika pasangan berpikir apakah akan segera memiliki anak atau tidak. Memiliki anak sangat diinginkan karena pasangan dapat belajar menjadi orang dewasa yang sungguh bertanggung jawab. Di sisi lain ada tuntutan finansial, waktu, dan lain sebagainya.

c. Frustasi. Frustasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaianya.

1) Bila kita telah berjuang keras dan gagal, kita mengalami frustasi.


(37)

18

2) Bila kita dalam keadaan terdesak dan buru-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu, misalkan jalanan macet kita juga dapat merasakan frustasi.

3) Bila kita sangat memerlukan sesuatu, (misalkan lapar dan membutuhkan makanan) dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustasi.

2. Indikator Stres

Stres dapat menampilkan diri melalui berbagai gejala (http://www.pulih.or.id/?lang=&page=self&id=113), seperti:

a. Yang paling umum adalah meningkatnya kegelisahan, ketegangan, kecemasan.

b. Seseorang mengalami sakit kepala, atau sakit fisik lain.

c. Ketegangan otot, gangguan tidur, meningkatnya tekanan darah dan detak jantung.

d. Perubahan perilaku: individu menjadi tidak sabar, lebih cepat marah, perubahan pola makan (kehilangan selera atau bahkan terus menerus makan).

e. Kelelahan, kondisi fisik menurun.

f. Merasa frustasi, tak berdaya, menjadi depresi.

g. Masalah atau gangguan hubungan sosial dengan teman atau orang lain: curiga, cepat tersinggung, sering berbeda pendapat atau berselisih paham dan lain sebagainya.

3. Pengelolaan dan Penanggulangan Stres

Pengelolaan dan penanggulangan terhadap stres setiap orang berbeda-beda. Namun tujuan pengelolaan dan penanggulangan stres memiliki maksud yang sama yaitu menghilangkan perasaan tidak enak yang dirasakan sebagai akibat stres. Hartono (2007:18) mengatakan bahwa usaha pengelolaan dan penanggulangan stres menurut sifatnya dibagi tiga, yaitu :

a. Psikologis, melalui pendidikan kepribadian untuk mengubah pengertian (persepsi) dan pandangan hidup; latihan relaksasi; serta psikoterapi.

b. Obat (medis), melalui pemberian obat anti cemas.


(38)

Secara psikologis manusia berespon terhadap stres sesuai dengan persepsi dan proses pembelajaran yang telah diterimanya (http://www.pulih.or.id/?lang=&page=self&id=113).

a. Menghindari pengembangan mekanisme pertahanan diri yang kaku. Mekanisme ini berkembang saat seseorang menghayati perasaan cemas dan tidak aman, sekaligus memunculkan perasaan bersalah.

b. Menarik diri atau menghindar bila masalah sudah tidak dapat ditanggulangi. Dilakukan hanya dalam kasus-kasus tertentu saja, dan diterapkan secara sementara.

c. Melatih asertifitas. Individu dikatakan bersikap asertif bila mampu berhubungan sosial dengan orang lain jujur, menyatakan sikap dan pandangan secara tegas dan terbuka, tetapi juga menghormati orang yang dihadapinya.

d. Kompromi, negosiasi, dan subtitusi. e. Mengubah gaya hidup.

Menurut Hartono (2007:13) stres sebenarnya reaksi alamiah yang berguna, karena stres merupakan impuls kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan atau problem kehidupan.

a. Subtitusi (Pengganti)

Apabila sesuatu yang seseorang inginkan tidak dapat di capai atau dilaksanakan, orang tersebut dapat mencari pengganti atau alternatif lain yang seseorang tersebut mampu. Tindakan seperti ini merupakan metode menghilangkan stres secara sehat. Seseorang mau dan mampu melihat banyak bidang lain yang masih dapat ditekuninya dalam hidup.

b. Kegiatan Jasmani

Untuk menghilangkan stres dalam pikiran, atau melepaskan rasa frustasi dan emosi penyebab stres. Maka carilah kegiatan ringan untuk melepas rasa frustasi dan emosi tersebut. Kegiatan yang dapat kita hadapi misalnya berkebun, mencuci mobil atau motor dan sebagainya. Memang kesulitan tersebut harus dihadapi, namun akal budi yang sehat akan tumbuh dalam otak yang sudah bebas dari rasa frustasi dan emosi.

c. Manajemen Waktu dan Tugas

Seseorang sering kali menghadapi banyak urusan pekerjaan atau persoalan yang akan menimbulkan stres. Apabila hal itu dirasa sebagai beban yang berat, maka akan menyebabkan ketegangan yang bertambah. Pekerjaan-pekerjaan atau persoalan yang timbul


(39)

20

mungkin harus kita hadapi. Maka dari itu kita harus menyelesaikan salah satu tugas pekerjaan lebih dulu, konsentrasi jangan terpecah. Setelah itu coba selesaikan pekerjaan yang lain.

d. Carilah Kompromi, Cobalah Mengalah

Setiap orang pasti memiliki sifat egois. Dalam setiap pekerjaan atau persoalan dalam kehidupan sehari-hari, pemaksaan kehendak dan pendapat diri sendiri akan menimbulkan persoalan atau percekcokan. Oleh karena itu cobalah kompromi, cobalah mengalah untuk kebaikan, dan jangan memperpanjang perbedaan sehingga suasana tegang akan lenyap dan stres anda akan berkurang.

e. Jangan Suka Mengkritik Orang Lain

Janganlah suka membicarakan hal buruk (gosip) mengenai orang lain. Karena setiap orang mempunyai jalan pikir yang berbeda, kita menganggap pendapat kita benar tetapi tidak bagi orang lain. Maka dari itu jagalah perkataan atau ucapan kita agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Hal demikian akan menghindarkan terjadinya adu mulut dan stres yang tidak diharapkan.

f. Rileks

Jika kita dihadapkan pada permasalahan yang membuat tertekan dan menimbulkan stres, maka cobalah tinggalkan permasalahan itu sejenak. Pergilah berjalan-jalan, berkebun, olahraga ringan dan kegiatan lainya. Setelah emosi stabil dan pikiran kita tenang, jalan pemecahannya dapat ditemukan.

4. Stres Kuliah

Stres kuliah adalah suatu keadaan dimana mahasiswa merasa tertekan dalam kuliahnya yang disebabkan oleh kurangnya mahasiswa memahami tujuan kuliah, makna kuliah dan faktor lingkungan. Kesalahan perilaku belajar di perguruan tinggi dapat membuat mahasiswa merasa terbebani dalam mengerjakan tugas. Sehingga timbul kebosanan dalam belajar yang lama-kelamaan membuat mahasiswa stres.


(40)

D. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Stres Kuliah

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, untuk memotivasi diri sendiri, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan tepat. Bila individu memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat hidup lebih bahagia dan sukses karena percaya diri dan mampu menguasai emosi atau mempunyai kesehatan mental yang baik. Stres kuliah adalah keadaan dimana mahasiswa merasa tertekan dalam kuliahnya yang disebabkan oleh kurangnya mahasiswa memahami tujuan kuliah, makna kuliah dan faktor lingkungan. Dengan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi mahasiswa dapat menjalin interaksi yang baik dengan dosen, menjalin interaksi antar mahasiswa, dan menjalin interaksi dengan ilmu pengetahuan, serta dapat memanajemen waktu dan tugasnya. Memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan memiliki peranan penting bagi mahasiswa untuk menghadapi stres kuliah yang bakal datang.

2. Hubungan Perilaku Belajar Mahasiswa dengan Stres Kuliah

Belajar adalah kegiatan sengaja dipilih secara sadar oleh setiap individu, karena setiap individu memiliki tujuan individu tertentu. Kesadaran akan hal ini sangat menentukan sikap dan pandangan belajar, yang akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang akan belajar. Stres kuliah dimana mahasiswa merasa tertekan karena kesalahan perilaku belajar di perguruan tinggi membuat mahasiswa merasa terbebani dalam


(41)

22

mengerjakan tugas. Dengan perilaku belajar yang baik dapat dilihat dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku dan kebiasaan menghadapi ujian. Dengan perilaku belajar yang baik maka mahasiswa akan lebih mudah dalam menyelesaikan tugasnya, dengan demikian akan dapat mengurangi timbulnya stres kuliah.

3. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar dengan Stres Kuliah

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, untuk memotivasi diri sendiri, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan tepat. Bila individu memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat hidup lebih bahagia dan sukses karena percaya diri dan mampu menguasai emosi atau mempunyai kesehatan mental yang baik. Belajar adalah kegiatan sengaja dipilih secara sadar oleh setiap individu, karena setiap individu memiliki tujuan individu tertentu. Kesadaran akan hal ini sangat menentukan sikap dan pandangan belajar, yang akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang akan belajar.

Stres kuliah dimana mahasiswa merasa tertekan karena kesalahan perilaku belajar di perguruan tinggi membuat mahasiswa merasa terbebani dalam mengerjakan tugas. Dengan adanya kecerdasan emosional yang ditandai oleh kemampuan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan kemampuan sosial. Serta perilaku belajar yang baik dapat dilihat dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku dan kebiasaan menghadapi ujian akan memiliki peranan penting untuk


(42)

menghadapi stres yang bakal datang dan dapat mengurangi timbulnya stres.

E. Rumusan Hipotesis

1. Ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional dengan stres kuliah. 2. Ada hubungan yang negatif perilaku belajar dengan stres kuliah.

3. Ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional dan perilaku belajar dengan stres kuliah.


(43)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dimana hasil atau kesimpulan yang ditarik dari penelitian tidak bisa direalisasikan di tempat lain. Studi kasus yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Waktu Penelitian


(44)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah kecerdasan emosional, perilaku belajar mahasiswa, dan stres kuliah.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang ada dalam wilayah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma tahun 2005, 2006, dan 2007. Jumlah sampel penelitian ini adalah 212 mahasiswa.


(45)

26

3. Teknik Penarikan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel non probability sampling berupa purposive sampling yaitu teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil subyek yang didasarkan atas adanya pertimbangan tertentu. Antara lain keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Sugiyono, 2006:77). Dengan mempertimbangkan terbatasnya tenaga peneliti dan waktu, maka tidak mungkin mengambil seluruh Universitas yang ada. Dengan demikian peneliti mengambil Universitas Sanata Dharma yang diperkirakan merupakan tempat yang dapat mewakili obyek yang diteliti sehubungan dengan judul penelitian.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh. Dimensi kecerdasan emosional mencakup mengenal emosi diri, mengelola emosi, motivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kecerdasan emosional:


(46)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional

Nomor Item Variabel

Penelitian Dimensi Indikator + -

Kepuasan akan diri

sendiri 1

Mengetahui

kekuatan 2 3

Keyakinan akan

kemampuan sendiri 4

Mengenal emosi diri

Tanggung jawab

akan tugas 5

Dapat

mengendalikan diri. 6,10

Menahan emosi dan

dorongan negatif 7

Bertanggung jawab

atas kinerja sendiri 8

Mengelola emosi

Mudah tenang, dalam situasi yang menekan

9 Terbuka dengan ide

dan informasi baru 11

Kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan 12 Dorongan untuk

menjadi lebih baik 13,14

Motivasi diri sendiri

Refleksi diri untuk

maju 15

Memahami

perasaan orang lain 16,17

Mengerti perasaan

orang lain 18

Tanggap terhadap kebutuhan orang lain 19 Mengenali emosi orang lain

Bersedia melayani 20

Kecerdasan Emosional

Membina hubungan

Menerima pendapat orang lain dengan terbuka


(47)

28

Memiliki etika 22

Kooperatif dan

kolaborasi 23

Kemampuan membangun kelompok.

24

Setiap pertanyaan dalam kuesioner diukur dengan skala Likert. Pemberian skor pada setiap alternatif pernyataan adalah sebagai berikut:

Skor Jawaban

Positif Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak setuju 2 4

Sangat tidak setuju 1 5

2. Variabel Perilaku Belajar

Perilaku belajar merupakan kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar oleh setiap individu, karena seseorang mempunyai tujuan individu tertentu. Dimensi perilaku belajar mencakup kebiasaan mengikuti kuliah, kebiasaan memantapkan kuliah, kebiasaan membaca buku, dan kebiasaan menghadapi ujian. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel perilaku belajar:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Perilaku Belajar

Nomor Item Variabel

penelitian Dimensi Indikator + -

Kedatangan kuliah 1

Partisipasi 2 Memperhatikan saat

kuliah 3,5

Perilaku belajar

Kebiasaan mengikuti kuliah


(48)

teman

Tanggung jawab

untuk belajar 6

Persiapan belajar

untuk esok hari 7

Bertanya 8

Membaca kembali 9

Kebiasaan memantapkan kuliah

Membuat catatan

yang penting 10

Setiap hari membaca literatur, referensi

11,12, 15 Memahami tiap

bacaan 13

Kebiasaan membaca buku

Pemberian tanda 14

Keteraturan belajar 16

Kebiasaan menghadapi ujian

Kesiapan

menghadapi ujian 17

Setiap pertanyaan dalam kuesioner diukur dengan skala Likert. Pemberian skor pada setiap alternatif pernyataan adalah sebagai berikut:

Skor Jawaban

Positif Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak setuju 2 4

Sangat tidak setuju 1 5

3. Variabel Stres Kuliah

Stres adalah keadaan tertekan baik secara fisik maupun psikologis. Stres kuliah adalah suatu keadaan dimana mahasiswa merasa tertekan dalam kuliahnya yang disebabkan oleh kurangnya mahasiswa memahami tujuan kuliah dan makna kuliah. Indikator stres dapat menampilkan diri melalui berbagai gejala meningkatnya kegelisahan, sakit kepala, meningkatnya


(49)

30

tekanan darah, kelelahan, dan frustasi. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel stres kuliah:

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Stres Kuliah

Nomor Item Variabel

Penelitian Dimensi Indikator + -

Meningkatnya kegelisahan, ketegangan, kecemasan. Perasaan tiba-tiba gelisah, cemas,

tegang. 1

Sakit kepala, atau sakit fisik.

Tiba-tiba sakit kepala

2 Ketegangan

otot, gangguan tidur.

Otot-otot tubuh terasa tegang, susah tidur.

3

Lebih mudah marah, tidak sabar.

Mudah marah bila

digoda teman. 4

Kelelahan, kondisi fisik menurun. Merasa lelah walaupun tidak melakukan aktivitas fisik yang berat.

5 Stres

Frustasi,

depresi, tak berdaya.

Putus asa atau menghindar dari masalah yang tak kunjung selesai.

6

Setiap pertanyaan dalam kuesioner diukur dengan skala Likert. Pemberian skor pada setiap alternatif pernyataan adalah sebagai berikut:

Skor Jawaban

Positif Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak setuju 2 4


(50)

F. Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan tentang data responden dan pertanyaan yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian. Dengan cara ini peneliti memperoleh data primer tentang kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan stres kuliah.

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu butir-butir pertanyaan. Untuk pengujian validitas digunakan rumus

Product Moment (Arikunto, 2002:146):

=

r

xy

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y N X X N Y X XY N ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan :

rxy = Korelasi antar skor masing-masing item dengan skor total seluruh item

N = Jumlah subjek

X = Skor untuk masing-masing item

Y = Skor total seluruh item

∑XY = Jumlah perkalian variabel bebas dengan variabel terikat

Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikan (α = 0,05) maka butir-butir

pertanyaan dikatakan valid.

Jika rhitung < rtabel dengan taraf signifikan (α = 0,05) maka butir-butir


(51)

32

Pengujian validitas ini dilakukan dengan bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 15, yang hasilnya terangkum sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,273 0,239 Valid 2 0,289 0,239 Valid 3 0,373 0,239 Valid 4 0,335 0,239 Valid 5 0,585 0,239 Valid 6 0,334 0,239 Valid 7 0,426 0,239 Valid 8 0,463 0,239 Valid 9 0,548 0,239 Valid

10 0,512 0,239 Valid

11 0,627 0,239 Valid

12 0,726 0,239 Valid

13 0,401 0,239 Valid

14 0,553 0,239 Valid

15 0,521 0,239 Valid

16 0,650 0,239 Valid

17 0,469 0,239 Valid

18 0,663 0,239 Valid

19 0,622 0,239 Valid

20 0,411 0,239 Valid

21 0,671 0,239 Valid

22 0,619 0,239 Valid

23 0,478 0,239 Valid


(52)

Tabel 3.5

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Perilaku Belajar Mahasiswa

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,388 0,239 Valid 2 0,676 0,239 Valid 3 0,703 0,239 Valid 4 0,424 0,239 Valid 5 0,537 0,239 Valid 6 0,431 0,239 Valid 7 0,463 0,239 Valid 8 0,518 0,239 Valid 9 0,552 0,239 Valid

10 0,605 0,239 Valid

11 0,625 0,239 Valid

12 0,664 0,239 Valid

13 0,750 0,239 Valid

14 0,507 0,239 Valid

15 0,528 0,239 Valid

16 0,531 0,239 Valid

17 0,536 0,239 Valid

Tabel 3.6

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Stres Kuliah

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,845 0,239 Valid 2 0,721 0,239 Valid 3 0,772 0,239 Valid 4 0,505 0,239 Valid 5 0,481 0,239 Valid 6 0,399 0,239 Valid


(53)

34

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel/handal bila jawaban atas pernyataan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas digunakan rumus

Koefisien Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5% (Arikunto, 2002:171): ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − =

σ

σ

2 2 11 1 1 t b k k r Keterangan :

r11 = Reliabel instrumen yang dicari

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σ

2

b = Jumlah varians butir

σ

2

t = Varians total

Sedangkan rumus varian yang digunakan adalah:

(

)

n n X X 2 2 2

= α Keterangan:

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total nilai nomor-nomor butir pertanyaan)

Besarnya r dapat dihitung dengan uji statistik Alpha Cronbach. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,06 (Gozhali, 2002:133).


(54)

Taraf signifikansi (α ) yang digunakan adalah 5%. Jika rhitung >

rtabel, maka instrument (pertanyaan-pertanyaan) yang diberikan pada

responden dapat dinyatakan reliabel (dapat dipercaya).

Berdasarkan hasil uji validitas di muka, selanjutnya dapat dilakukan pengujian reliabilitas. Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 15, didapat koefisien alpha (rhitung) untuk variabel kecerdasan emosional

sebesar 0,740 (Lampiran halaman 66). Mengingat harga rhitung = 0,740 >

dari harga rtabel = 0,60, maka instrument (pertanyaan-pertanyaan) yang

diberikan pada responden dapat dinyatakan reliabel (dapat dipercaya). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (rhitung)

untuk variabel perilaku belajar mahasiswa sebesar 0,747. Mengingat harga rhitung = 0,747 > dari harga rtabel = 0,60, maka instrument

(pertanyaan-pertanyaan) yang diberikan pada responden dapat dinyatakan reliabel (dapat dipercaya).

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (rhitung)

untuk variabel stres kuliah sebesar 0,773. Mengingat harga rhitung = 0,773 >

dari harga rtabel = 0,60, maka instrument (pertanyaan-pertanyaan) yang


(55)

36

H. Teknik Analisa Data

1. Deskripsi Data

Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan data hasil observasi yang sudah didapat dari penelitian yang meliputi variabel kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan stres. Data didiskripsikan dalam tabel distribusi frekuensi dan kemudian dihitung nilai-nilai statistiknya antara lain mean, median, modus dan standar deviasi.

2. Uji Prasyarat Analisis Data a) Uji Normalitas

Uji Normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal

atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus One-Sample

Kolmogorov-Smirnov (Arikunto, 1996:406), yaitu:

( )

( )

[

1 1

]

max Fo x Sn x

D= −

Keterangan:

D = Devisiasi max

Fo(x1) = F distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn(x1) = F distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai F hitung > F tabel pada taraf signifikan 5% maka distribusi data

dikatakan tidak normal, sebaliknya jika nilai F hitung < F tabel maka

distribusi data dikatakan normal. b) Uji Linearitas

Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing - masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linearitas ini digunakan rumus persamaan garis


(56)

regresi dengan menguji signifikasi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana, 1992:332).

2 2

Se S F = TC

Keterangan:

F = Harga bilangan F garis regresi S2TC = Tuna Corak dicari dengan cara =

( )

2 k

TC JK

Se2 = Varians kekeliruan

Setelah didapatkan f (F hitung) kemudian diuji dengan taraf signifikansi

5% dengan dk pembilang = (k – 2) dan dk penyebut (n-k). Jika F hitung

≥ F (1-a) (k-2) dan dk penyebut (n-k) hipotesis model regresi linear ditolak. Dan sebaliknya jika F hitung≤ F (1-a) (k-2) dan dk penyebut

(n-k) hipotesis model regresi linier diterima. 3. Pengujian Hipotesis Penelitian

a) Pengujian Hipotesis I, dan II

Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 dalam pengujian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1). Perumusan hipotesis I

Ho1 : Tidak ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional

dengan stres kuliah.

Ha1 : Ada hubungan negatif kecerdasan emosional dengan stres


(57)

38

2). Perumusan hipotesis II

Ho2 : Tidak ada hubungan yang negatif perilaku belajar dengan

stres kuliah.

Ha2 : Ada hubungan negatif perilaku belajar dengan stres kuliah.

Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua yaitu : (1) ada hubungan negatif antara kecerdasan emosional (X1) dengan stres kuliah (Y) dan

(2) ada hubungan negatif antara perilaku belajar (X2) dengan stres

kuliah (Y), digunakan tehnik analisis korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2002:244).

xy

r =

( )( )

(

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y n X n Y X XY n

− − − X Keterangan:

n = Jumlah subyek yang diteliti

X = Variabel kecerdasan emosional, perilaku belajar Y = Variabel stres kuliah

rxy = Koefisien korelasi

Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi (rhit) bernilai lebih

besar atau sama dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Demikian

sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (rhit) lebih

kecil dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Untuk pengujian

keberartian koefisien korelasi maka dihitung thitung dan ttabel dengan

rumus ( Sudjana, 2002 : 380):

t = 2 r 1 2 n r − − Dimana :


(58)

n = jumlah responden t = Harga tes yang dicari

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

Ho = diterima bila t hitung ≤ t tabel, berarti ada korelasi antara variabel X terhadap variabel Y.

Ho = ditolak bila t hitung > t tabel, berarti tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y.

Begitu juga untuk pengujian hipotesis yang kedua. b) Pengujian hipotesis III

Ho3 : Tidak ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional dan

perilaku belajar dengan stres kuliah.

Ha3 : Ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional dan perilaku

belajar dengan stres kuliah. Mencari persamaaan korelasi ganda

2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 . 1 2 x x x x yx yx yx yx x x y r r r r r r R − − + = Dimana:

Ry.x1x2= korelasi antara variabel stres kuliah dengan kecerdasan

emosional dan perilaku belajar secara bersama-sama.

ryx1 = korelasi product moment antara stres kuliah dengan

kecerdasan emosional.

ryx2 = korelasi product moment antara stres kuliah dengan perilaku

belajar.

Rx1x2 = korelasi product moment antara kecerdasan emosional

dengan perilaku belajar.

Untuk melihat apakah variabel-variabel dalam korelasi ganda bisa dipakai sebagai informasi terhadap stres kuliah dilakukan uji F dengan


(59)

40

membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada signifikansi = 0,05 dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = n-k-1 (Sugiyono, 2006:219).

) 1 /(

) 1 (

/

2 2

− − −

=

k n R

k R Fh

Keterangan :

R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel Kesimpulan:

1). Jika nilai Fhitung ≤ Ftabel berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi koefisien korelasi ganda yang ditemukan adalah signifikan.

2). Jika nilai Fhitung > Ftabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi


(60)

41

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Responden penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma dengan jumlah 212 mahasiswa. Dari sejumlah responden tersebut sebanyak 182 mahasiswa mengisi secara lengkap kuesioner penelitian sehingga dapat menjadi sumber data penelitian ini. Berikut ini disajikan deskripsi data penelitian.

A. Deskripsi data

1. Kecerdasan Emosional

Banyaknya butir kuesioner variabel kecerdasan emosional berjumlah 24 item. Total skor jawaban tertinggi adalah 120 dan skor terendah adalah 24. Berikut ini disajikan deskripsi data kecerdasan emosional dengan menggunakan PAP tipe II (Masidjo, 1995:157).

Tabel4.1

Deskripsi Kecerdasan Emosional

Interval f fr Penilaian

102 – 120 30 16,5% Sangat Tinggi 87 – 101 108 59,3% Tinggi

78 – 86 35 19,2% Sedang 68 – 77 7 3,8% Rendah 24 – 67 2 1,1% Sangat Rendah

Jumlah 182 100%

Berdasarkan deskripsi data variabel kecerdasan emosional di atas diketahui mahasiswa yang dikategorikan memiliki kecerdasan emosional


(61)

42

sangat tinggi sebanyak 30 mahasiswa (16,5%), tinggi sebanyak 108 mahasiswa (59,3%), sedang sebanyak 35 mahasiswa (19,2%), rendah sebanyak 7 mahasiswa (3,8%), dan sangat rendah sebanyak 2 mahasiswa (1,1%). Dengan demikian dari hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma adalah tinggi. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan nilai mean = 93,20, median = 93, dan modus = 93 yang termasuk kategori tinggi.

2. Perilaku Belajar Mahasiswa

Banyaknya butir kuesioner variabel perilaku belajar mahasiswa berjumlah 17 item. Total skor jawaban tertinggi adalah 85 dan skor terendah adalah 17. Berikut ini disajikan deskripsi data perilaku belajar mahasiswa dengan menggunakan PAP tipe II (Masidjo, 1995:157).

Tabel4.2

Deskripsi Perilaku Belajar Mahasiswa

Interval f fr Penilaian

72 – 85 17 9,3% Sangat Baik 62 – 71 39 21,4% Baik 55 – 61 63 34,6% Biasa 48 – 54 45 24,7% Tidak Baik 17 – 47 18 9,9% Sangat Tidak Baik

Jumlah 182 100%

Berdasarkan deskripsi data variabel perilaku belajar mahasiswa di atas diketahui mahasiswa yang dikategorikan memiliki perilaku belajar mahasiswa sangat baik sebanyak 17 mahasiswa (9,3%), baik sebanyak 39


(62)

mahasiswa (21,4%), biasa sebanyak 63 mahasiswa (34,6%), tidak baik sebanyak 45 mahasiswa (24,7%), dan sangat tidak baik sebanyak 18 mahasiswa (9,9%). Dengan demikian dari hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma adalah biasa. Hal ini didukung dengan perhitungan mean = 59,30, median = 59,50, dan modus = 61 yang termasuk kategori biasa.

3. Stres Kuliah

Banyaknya butir kuesioner variabel stres kuliah berjumlah 6 item. Total skor jawaban tertinggi adalah 30 dan skor terendah adalah 6. Berikut ini disajikan deskripsi data stres kuliah dengan menggunakan PAP tipe II (Masidjo, 1995:157).

Tabel4.3

Deskripsi Stres Kuliah

Interval f fr Penilaian

25 – 30 10 5,5% Sangat Rendah 22 – 24 34 18,7% Rendah 19 – 21 32 17,6% Sedang 17 – 18 25 13,7% Tinggi

6 – 16 81 44,5% Sangat Tinggi

Jumlah 182 100%

Berdasarkan deskripsi data variabel stres kuliah di atas diketahui mahasiswa yang dikategorikan memiliki stres kuliah sangat rendah sebanyak 10 mahasiswa (5,5%), rendah sebanyak 34 mahasiswa (18,7%), sedang sebanyak 32 mahasiswa (17,6%), tinggi sebanyak 25 mahasiswa (13,7%), dan sangat tinggi sebanyak 81 mahasiswa (44,5%). Dengan


(63)

44

demikian dari hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa stres kuliah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma adalah sangat tinggi. Hal ini didukung dengan perhitungan mean = 18,63, median = 18, modus = 17 yang termasuk kategori sangat tinggi.

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas ini menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil pengujian normalitas untuk variabel kecerdasan emosional, perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah menunjukkan bahwa nilai-nilai asymp sig/asymtotic siginificance dua sisi pada masing-masing variabel adalah di atas 0,05. Berikut ini disajikan tabel ringkasan hasil pengujian normalitas.

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Normalitas

Variabel Asymp. Sig α Kesimpulan Kecerdasan Emosional 0,414 0,05 Normal Perilaku Belajar Mahasiswa 0,164 0,05 Normal Stres Kuliah 0,122 0,05 Normal

b. Pengujian Linieritas

Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan statistik uji F pada tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian hubungan atau korelasi


(64)

variabel kecerdasan emosional dengan stres kuliah didapat nilai Fhitung sebesar 0,778 pada df pembilang 40 dan df penyebut 140. Nilai Fhitung sebesar 0,778 < Ftabel sebesar 1,4809 oleh sebab itu hubungan kedua variabel adalah linier. Hasil pengujian hubungan atau korelasi variabel perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah didapat nilai Fhitung sebesar 1,194 pada df pembilang 42 dan df penyebut 138. Nilai Fhitung sebesar 1,194 < Ftabel sebesar 1,4731 oleh sebab itu hubungan kedua variabel adalah linier.

C. Uji Hipotesis

1. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Stres Kuliah a. Perumusan Hipotesis

Ho1 : Tidak ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional dengan

stres kuliah.

Ha1 : Ada hubungan negatif kecerdasan emosional dengan stres kuliah.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa koefisien korelasi variabel kecerdasan emosional dengan variabel stres kuliah menunjukkan nilai 0,084 (lampiran halaman 91). Nilai koefisien korelasi tersebut berarti bahwa hubungan variabel kecerdasan emosional dengan variabel stres kuliah adalah positif dan dikategorikan sangat lemah.


(65)

46

Hasil pengujian signifikan hubungan variabel kecerdasan emosional dengan variabel stres kuliah menunjukkan nilai thitung sebesar 0,258 < nilai ttabel sebesar 1,6534 (lampiran halaman 107). Dengan demikian disimpulkan bahwa hubungan variabel kecerdasan emosional dengan variabel stres kuliah adalah tidak signifikan atau dengan kata lain tidak ada hubungan negatif variabel kecerdasan emosional dengan stres kuliah.

2. Hubungan Perilaku Belajar Mahasiswa dengan Stres Kuliah a. Perumusan Hipotesis

Ho2 : Tidak ada hubungan yang negatif perilaku belajar dengan stres

kuliah.

Ha2 : Ada hubungan negatif perilaku belajar dengan stres kuliah.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa koefisien korelasi variabel perilaku belajar mahasiswa dengan variabel stres kuliah menunjukkan nilai 0,175 (lampiran halaman 92). Nilai koefisien korelasi tersebut berarti bahwa hubungan variabel perilaku belajar mahasiswa dengan variabel stres kuliah adalah positif dan dikategorikan sangat lemah.

Hasil pengujian signifikan hubungan variabel perilaku belajar mahasiswa dengan variabel stres kuliah menunjukkan nilai thitung sebesar 0,018 < nilai ttabel sebesar 1,6534 (lampiran halaman 107). Dengan demikian disimpulkan bahwa hubungan variabel perilaku


(1)

102

86 3.9519 3.1026 1.5439 1.5345 1.5259

87 3.9506 3.1013 1.5423 1.5329 1.5243

88 3.9493 3.1001 1.5408 1.5314 1.5227

89 3.9481 3.0989 1.5393 1.5299 1.5212

90 3.9469 3.0977 1.5378 1.5284 1.5197

91 3.9457 3.0966 1.5364 1.5269 1.5182

92 3.9445 3.0954 1.5350 1.5255 1.5168

93 3.9434 3.0943 1.5336 1.5241 1.5154

94 3.9423 3.0933 1.5322 1.5227 1.5140

95 3.9412 3.0922 1.5309 1.5214 1.5127

96 3.9402 3.0912 1.5296 1.5201 1.5113

97 3.9391 3.0902 1.5283 1.5188 1.5101

98 3.9381 3.0892 1.5271 1.5176 1.5088

99 3.9371 3.0882 1.5259 1.5163 1.5075

100 3.9361 3.0873 1.5247 1.5151 1.5063

101 3.9352 3.0864 1.5235 1.5139 1.5051

102 3.9343 3.0855 1.5224 1.5128 1.5040

103 3.9333 3.0846 1.5212 1.5116 1.5028

104 3.9324 3.0837 1.5201 1.5105 1.5017

105 3.9316 3.0829 1.5191 1.5094 1.5006

106 3.9307 3.0820 1.5180 1.5084 1.4995

107 3.9298 3.0812 1.5169 1.5073 1.4985

108 3.9290 3.0804 1.5159 1.5063 1.4974

109 3.9282 3.0796 1.5149 1.5053 1.4964

110 3.9274 3.0788 1.5139 1.5043 1.4954

111 3.9266 3.0781 1.5130 1.5033 1.4944

112 3.9258 3.0773 1.5120 1.5023 1.4934

113 3.9251 3.0766 1.5111 1.5014 1.4925

114 3.9243 3.0759 1.5101 1.5005 1.4915

115 3.9236 3.0751 1.5092 1.4995 1.4906

116 3.9229 3.0744 1.5084 1.4986 1.4897

117 3.9222 3.0738 1.5075 1.4978 1.4888

118 3.9215 3.0731 1.5066 1.4969 1.4879

119 3.9208 3.0724 1.5058 1.4960 1.4871

120 3.9201 3.0718 1.5049 1.4952 1.4862

121 3.9195 3.0711 1.5041 1.4944 1.4854

122 3.9188 3.0705 1.5033 1.4936 1.4846

123 3.9182 3.0699 1.5025 1.4928 1.4838

124 3.9175 3.0693 1.5018 1.4920 1.4830

125 3.9169 3.0687 1.5010 1.4912 1.4822

126 3.9163 3.0681 1.5002 1.4904 1.4814

127 3.9157 3.0675 1.4995 1.4897 1.4807

128 3.9151 3.0670 1.4988 1.4890 1.4799


(2)

103

130 3.9140 3.0658 1.4973 1.4875 1.4785

131 3.9134 3.0653 1.4966 1.4868 1.4778

132 3.9129 3.0648 1.4959 1.4861 1.4771

133 3.9123 3.0642 1.4953 1.4854 1.4764

134 3.9118 3.0637 1.4946 1.4848 1.4757

135 3.9113 3.0632 1.4939 1.4841 1.4750

136 3.9107 3.0627 1.4933 1.4834 1.4744

137 3.9102 3.0622 1.4927 1.4828 1.4737

138 3.9097 3.0617 1.4920 1.4822 1.4731

139 3.9092 3.0612 1.4914 1.4815 1.4725

140 3.9087 3.0608 1.4908 1.4809 1.4718

141 3.9083 3.0603 1.4902 1.4803 1.4712

142 3.9078 3.0598 1.4896 1.4797 1.4706

143 3.9073 3.0594 1.4890 1.4791 1.4700

144 3.9068 3.0589 1.4884 1.4785 1.4694

145 3.9064 3.0585 1.4879 1.4780 1.4688

146 3.9059 3.0581 1.4873 1.4774 1.4683

147 3.9055 3.0576 1.4867 1.4768 1.4677

148 3.9051 3.0572 1.4862 1.4763 1.4671

149 3.9046 3.0568 1.4857 1.4757 1.4666

150 3.9042 3.0564 1.4851 1.4752 1.4661

151 3.9038 3.0560 1.4846 1.4747 1.4655

152 3.9034 3.0556 1.4841 1.4741 1.4650

153 3.9030 3.0552 1.4836 1.4736 1.4645

154 3.9026 3.0548 1.4831 1.4731 1.4639

155 3.9022 3.0544 1.4826 1.4726 1.4634

156 3.9018 3.0540 1.4821 1.4721 1.4629

157 3.9014 3.0536 1.4816 1.4716 1.4624

158 3.9010 3.0533 1.4811 1.4711 1.4619

159 3.9006 3.0529 1.4806 1.4707 1.4615

160 3.9002 3.0525 1.4802 1.4702 1.4610

161 3.8999 3.0522 1.4797 1.4697 1.4605

162 3.8995 3.0518 1.4792 1.4693 1.4600

163 3.8991 3.0515 1.4788 1.4688 1.4596

164 3.8988 3.0511 1.4783 1.4683 1.4591

165 3.8984 3.0508 1.4779 1.4679 1.4587

166 3.8981 3.0505 1.4775 1.4675 1.4582

167 3.8977 3.0501 1.4770 1.4670 1.4578

168 3.8974 3.0498 1.4766 1.4666 1.4574

169 3.8971 3.0495 1.4762 1.4662 1.4569

170 3.8967 3.0491 1.4758 1.4657 1.4565

171 3.8964 3.0488 1.4754 1.4653 1.4561

172 3.8961 3.0485 1.4750 1.4649 1.4557


(3)

104

174 3.8955 3.0479 1.4742 1.4641 1.4549

175 3.8951 3.0476 1.4738 1.4637 1.4545

176 3.8948 3.0473 1.4734 1.4633 1.4541

177 3.8945 3.0470 1.4730 1.4629 1.4537

178 3.8942 3.0467 1.4726 1.4626 1.4533

179 3.8939 3.0464 1.4722 1.4622 1.4529

180 3.8936 3.0461 1.4719 1.4618 1.4525

181 3.8933 3.0459 1.4715 1.4614 1.4522

182 3.8931 3.0456 1.4711 1.4611 1.4518

183 3.8928 3.0453 1.4708 1.4607 1.4514

184 3.8925 3.0450 1.4704 1.4603 1.4511

185 3.8922 3.0448 1.4701 1.4600 1.4507

186 3.8919 3.0445 1.4697 1.4596 1.4503

187 3.8917 3.0442 1.4694 1.4593 1.4500

188 3.8914 3.0440 1.4690 1.4589 1.4496

189 3.8911 3.0437 1.4687 1.4586 1.4493

190 3.8909 3.0435 1.4684 1.4583 1.4490

191 3.8906 3.0432 1.4680 1.4579 1.4486

192 3.8903 3.0430 1.4677 1.4576 1.4483

193 3.8901 3.0427 1.4674 1.4573 1.4480

194 3.8898 3.0425 1.4671 1.4570 1.4476

195 3.8896 3.0422 1.4668 1.4566 1.4473

196 3.8893 3.0420 1.4664 1.4563 1.4470

197 3.8891 3.0418 1.4661 1.4560 1.4467

198 3.8889 3.0415 1.4658 1.4557 1.4464

199 3.8886 3.0413 1.4655 1.4554 1.4461


(4)

tabel t

105

df t_5

1 6.3138

2 2.9200

3 2.3534

4 2.1318

5 2.0150

6 1.9432

7 1.8946

8 1.8595

9 1.8331

10 1.8125 11 1.7959 12 1.7823 13 1.7709 14 1.7613 15 1.7531 16 1.7459 17 1.7396 18 1.7341 19 1.7291 20 1.7247 21 1.7207 22 1.7171 23 1.7139 24 1.7109 25 1.7081 26 1.7056 27 1.7033 28 1.7011 29 1.6991 30 1.6973 31 1.6955 32 1.6939 33 1.6924 34 1.6909 35 1.6896 36 1.6883 37 1.6871 38 1.6860 39 1.6849 40 1.6839 41 1.6829 42 1.6820 43 1.6811

44 1.6802 45 1.6794 46 1.6787 47 1.6779 48 1.6772 49 1.6766 50 1.6759 51 1.6753 52 1.6747 53 1.6741 54 1.6736 55 1.6730 56 1.6725 57 1.6720 58 1.6716 59 1.6711 60 1.6706 61 1.6702 62 1.6698 63 1.6694 64 1.6690 65 1.6686 66 1.6683 67 1.6679 68 1.6676 69 1.6672 70 1.6669 71 1.6666 72 1.6663 73 1.6660 74 1.6657 75 1.6654 76 1.6652 77 1.6649 78 1.6646 79 1.6644 80 1.6641 81 1.6639 82 1.6636 83 1.6634 84 1.6632 85 1.6630 86 1.6628 87 1.6626


(5)

tabel t

106

88 1.6624 89 1.6622 90 1.6620 91 1.6618 92 1.6616 93 1.6614 94 1.6612 95 1.6611 96 1.6609 97 1.6607 98 1.6606 99 1.6604 100 1.6602 101 1.6601 102 1.6599 103 1.6598 104 1.6596 105 1.6595 106 1.6594 107 1.6592 108 1.6591 109 1.6590 110 1.6588 111 1.6587 112 1.6586 113 1.6585 114 1.6583 115 1.6582 116 1.6581 117 1.6580 118 1.6579 119 1.6578 120 1.6577 121 1.6575 122 1.6574 123 1.6573 124 1.6572 125 1.6571 126 1.6570 127 1.6569 128 1.6568 129 1.6568 130 1.6567 131 1.6566

132 1.6565 133 1.6564 134 1.6563 135 1.6562 136 1.6561 137 1.6561 138 1.6560 139 1.6559 140 1.6558 141 1.6557 142 1.6557 143 1.6556 144 1.6555 145 1.6554 146 1.6554 147 1.6553 148 1.6552 149 1.6551 150 1.6551 151 1.6550 152 1.6549 153 1.6549 154 1.6548 155 1.6547 156 1.6547 157 1.6546 158 1.6546 159 1.6545 160 1.6544 161 1.6544 162 1.6543 163 1.6543 164 1.6542 165 1.6541 166 1.6541 167 1.6540 168 1.6540 169 1.6539 170 1.6539 171 1.6538 172 1.6538 173 1.6537 174 1.6537 175 1.6536


(6)

tabel t

107

176 1.6536 177 1.6535 178 1.6535 179 1.6534 180 1.6534 181 1.6533 182 1.6533 183 1.6532 184 1.6532 185 1.6531 186 1.6531 187 1.6530 188 1.6530 189 1.6530 190 1.6529 191 1.6529 192 1.6528 193 1.6528 194 1.6527 195 1.6527 196 1.6527 197 1.6526 198 1.6526 199 1.6525 200 1.6525


Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat kunjungan perpustakaan dan minat baca dengan prestasi belajar : studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi dan pendidikan ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 98

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPRITUAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

2 3 123

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi kasus pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 8 110

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas PembangunanNasional “VETERAN” JawaTimur).

0 1 125

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Petra Surabaya).

0 0 162

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Petra Surabaya)

0 0 24

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas PembangunanNasional “VETERAN” JawaTimur)

0 0 27

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRES KULIAH

0 0 131

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

0 1 144