Pembahasan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

49

D. Pembahasan

1. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Stres Kuliah Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan negatif kecerdasan emosional dengan stres kuliah. Hal ini didukung hasil penelitian koefisien korelasi r sebesar 0,084 dan hasil pengujian signifikasi yang menunjukkan t hitung sebesar 0,258 nilai t tabel sebesar 1,6534. Dari hasil penelitian dapat diketahui deskripsi data untuk variabel kecerdasan emosional sebagai berikut yaitu mean sebesar 93,20 dengan kategori tinggi, median sebesar 93 dengan kategori tinggi, modus sebesar 93 dengan kategori tinggi dan standar deviasi sebesar 9,239. Dengan melihat hasil deskripsi data tersebut diketahui bahwa nilai kecerdasan emosional yang dimiliki mahasiswa termasuk kategori tinggi. Sementara deskripsi data untuk variabel stres kuliah sebagai berikut yaitu mean sebesar 18,63 dengan kategori tinggi, median sebesar 18 dengan kategori tinggi, modus sebesar 17 dengan kategori tinggi dan standar deviasi sebesar 4,449. Dengan melihat hasil deskripsi data tersebut diketahui bahwa nilai stres kuliah yang dimiliki mahasiswa termasuk kategori tinggi. Kecerdasan emosional terdiri dari lima indikator yaitu pengenalan diri, motivasi diri, empati, dan kemampuan sosial. Berikut ini diuraikan kecerdasan emosional mahasiswa sebagai hasil penelitian ini: a pengenalan diri mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa menyukai dirinya apa adanya, mengetahui betul kekuatan dirinya, tidak meragukan 50 kemampuannya, mempunyai kekuatan untuk mendapatkan apa yang diinginkan, dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan; b pengendalian diri mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa memikirkan apa yang akan diinginkan sebelum bertindak, mahasiswa tetap tenang dalam situasi yang membuat orang lain marah, dapat mengendalikan hidup, lebih cepat tenang dari pada orang lain, mahasiswa dapat menunda pemuasan kesenangan sesaat mereka; c motivasi diri mahasiswa menunjukkan bahwa ketika mahasiswa menghadapi hal-hal yang baru mereka senang menghadapi tantangan tersebut untuk memecahkan masalah, mereka tertarik pada pekerjaan yang menuntut memberikan gagasan baru, mahasiswa melakukan intropeksi diri agar kekurangan-kekurangannya dapat diperbaiki; d empati mahasiswa menunjukkan bahwa ketika mahasiswa mempunyai banyak teman dekat, dapat mengetahui perasaan orang lain, membuat orang lain bercerita tentang dirinya, menarik perhatian orang lain; e kemampuan sosial menunjukkan bahwa ketika mahasiswa dapat menerima kritik dengan pikiran terbuka, dalam hubungan berpedoman pada etika, dapat merasakan suasana hati suatu kelompok, mempunyai cara dalam penyampaian suatu ide. Stres kuliah adalah suatu keadaan dimana mahasiswa merasa tertekan dalam kuliahnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: mahasiswa sering merasa gelisah karena mata kuliah yang dipelajarinya sulit, jika memaksakan untuk berpikir membuat sakit kepala, mudah marah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 apabila kecapaian, sering mengantuk ditengah-tengah perkuliahan karena kecapaian, terkadang melepaskan mata kuliah. Hasil pengujian hipotesis penelitian ini yang menunjukkan tidak ada hubungan yang negatif variabel kecerdasan emosional dengan variabel stres kuliah. Kecerdasan emosional dapat dipelajari, dilatih, dan bisa dikembangkan, tetapi perlu diingat bahwa semuanya itu perlu proses yang memerlukan waktu, ketekunan, semangat, dan keberanian untuk mencoba. Maka dari itu setiap faktor-faktor variabel kecerdasan emosional tidak dapat dikuasai sekaligus dalam waktu yang sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan emosional mahasiswa sudah tinggi, namun demikian permasalahan yang timbul pada mahasiswa sangatlah komplek, tidak dapat diselesaikan sekaligus dan penanganan setiap permasalahan itu berbeda-beda. Sehingga akan menimbulkan tekanan pada mahasiswa dan akan menyebabkan kelelahan pada mahasiswa. Banyaknya permasalahan-permasalahan yang dihadapi mahasiswa seperti banyaknya tugas kuliah secara individual dan kelompok, membuat kecapaian pada mahasiswa karena kerja ekstra memerlukan waktu cukup banyak untuk menyelesaikannya sehingga hal tersebut membuat mahasiswa merasa stres. 2. Hubungan Perilaku Belajar Mahasiswa dengan Stres Kuliah Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan negatif perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah. Hal ini didukung hasil penelitian 52 koefisien korelasi r sebesar 0,175 dan hasil pengujian signifikasi yang menunjukkan t hitung sebesar 0,018 nilai t tabel sebesar 1,6534. Dari hasil penelitian dapat diketahui pula deskripsi data untuk variabel perilaku belajar mahasiswa termasuk dalam kategori biasa hal ini didukung nilai mean sebesar 59,30, median sebesar 59,50, modus sebesar 61 dan standar deviasi sebesar 9,710. Dengan melihat hasil deskripsi data tersebut diketahui bahwa nilai perilaku belajar mahasiswa termasuk kategori cukup. Sementara deskripsi data untuk variabel stres kuliah sebagai berikut yaitu mean sebesar 18,63 dengan kategori tinggi, median sebesar 18 dengan kategori tinggi, modus sebesar 17 dengan kategori tinggi dan standar deviasi sebesar 4,449. Dengan melihat hasil deskripsi data tersebut diketahui bahwa nilai stres kuliah yang dimiliki mahasiswa termasuk kategori tinggi. Perilaku belajar terdiri dari empat indikator yaitu kebiasaan mengikuti kuliah, kebiasaan memantapkan kuliah, kebiasaan membaca buku, dan kebiasaan menghadapi ujian. Perilaku belajar mahasiswa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada: a kebiasaan mengikuti kuliah menunjukkan bahwa mahasiswa berusaha datang tepat waktu saat kuliah, berusaha memusatkan perhatian pada materi mata kuliah yang sedang diajarkan, bekerjasama dengan teman saat mengerjakan soal latihan, tidak mudah mengantuk saat kuliah; b kebiasaan memantapkan kuliah menunjukkan bahwa mahasiswa berusaha belajar sesuai dengan jadwal yang teratur, melakukan persiapan sebelum kuliah berlangsung, membaca 53 kembali materi yang telah disampaikan, membuat catatan yang jelas dan rapi; c kebiasaan membaca buku menunjukkan bahwa mahasiswa melakukan persiapan bahan sebelum kuliah, membaca literatur, referensi dan membaca buku selain akuntansi, berusaha untuk memahami bacaan setiap buku, dan memberi tanda pada bagian yang dianggap penting; d kebiasaan menghadapi ujian menunjukkan bahwa mahasiswa berusaha belajar dengan teratur, baik dan disiplin, sebelum ujian berlatih soal, serta berusaha tidak bertanya pada teman saat ujian. Stres kuliah adalah suatu keadaan dimana mahasiswa merasa tertekan dalam kuliahnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa sering merasa gelisah karena mata kuliah yang dipelajarinya sulit, jika memaksakan untuk berpikir membuat sakit kepala, mudah marah apabila kecapaian, sering mengantuk ditengah-tengah perkuliahan karena kecapaian, terkadang melepaskan mata kuliah. Hasil penelitian ini yang menunjukkan tidak ada hubungan yang negatif variabel perilaku belajar mahasiswa dengan variabel stres kuliah. Belajar adalah kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar oleh individu, karena setiap individu memiliki tujuan individu tertentu. Kesadaran mengenai hal ini sangat menentukan sikap dan pandangan belajar. Dengan perilaku belajar yang baik maka memudahkan setiap mahasiswa menyelesaikan tugas-tugasnya. Namun karena mahasiswa memiliki keterbatasan, misalnya dalam menghadapi tugas-tugas kuliah yang banyak akan membutuhkan tenaga yang ekstra akan membuat kecapaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 mahasiswa dan akan menimbulkan perasaan tertekan pada mahasiwa. Belum lagi pada saat kuliah untuk memahami materi kuliah yang sulit juga membutuhkan kerja yang ekstra. Dalam penelitian ini stres kuliah pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma kemungkinan disebabkan oleh tekanan fisik, dan psikologis dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal demikian menyebabkan mahasiswa memiliki tingkat stres yang tinggi, meskipun mahasiswa memiliki perilaku belajar yang biasa. 3. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar Mahasiswa dengan Stres Kuliah Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan negatif kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah. Hal ini didukung hasil penelitian koefisien korelasi ganda R sebesar 0,176 dan harga koefisien korelasi ganda digunakan uji F pada taraf signifikansi 5. Harga F hitung diperoleh sebesar 2,847 sedangkan F tabel dengan derajat kebebasan db pembilang 2 dan db penyebut 179 sebesar 3,0464. Hasil pengujian signifikasi yang menunjukkan F hitung sebesar 2,847 nilai F tabel sebesar 3,0464 artinya tidak ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah. Stres kuliah adalah suatu keadaan dimana mahasiswa merasa tertekan dalam kuliahnya. Mahasiswa sering merasa gelisah karena mata kuliah yang dipelajarinya sulit, jika memaksakan untuk berpikir membuat sakit kepala, mudah marah apabila kecapaian, sering mengantuk ditengah- 55 tengah perkuliahan karena kecapaian, terkadang melepaskan mata kuliah. Faktor-faktor kecerdasan emosional tidak dapat dikuasai sekaligus dalam waktu yang sama. Sedangkan permasalahan yang timbul pada mahasiswa sangatlah komplek, tidak dapat diselesaikan sekaligus dan penanganan setiap permasalahan itu berbeda-beda. Hal ini menimbulkan tekanan pada mahasiswa dan akan menyebabkan kelelahan pada mahasiswa. Dalam menghadapi tugas-tugas kuliah yang banyak akan membutuhkan tenaga ekstra yang akan membuat kecapaian mahasiswa dan akan menimbulkan perasaan tertekan pada mahasiwa. Belum lagi pada saat kuliah untuk memahami materi kuliah yang sulit juga membutuhkan kerja yang ektra. Oleh sebab itu meskipun kecerdasan emosional mahasiswa tinggi dan perilaku belajar mahasiswa biasa tetapi tampaknya faktor-faktor ketahanan fisik dan psikologis lebih dominan dalam menentukan tinggi atau rendahnya stres kuliah. 56

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat kunjungan perpustakaan dan minat baca dengan prestasi belajar : studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi dan pendidikan ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 98

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPRITUAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

2 3 123

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi kasus pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 8 110

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas PembangunanNasional “VETERAN” JawaTimur).

0 1 125

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Petra Surabaya).

0 0 162

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Petra Surabaya)

0 0 24

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas PembangunanNasional “VETERAN” JawaTimur)

0 0 27

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRES KULIAH

0 0 131

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

0 1 144