Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
belajar dan mendapatkan pendidikan yang tuntas itu sangat kurang. Orang tua membiarkan anaknya untuk tidak bersekolah,
“Biarkan saja anak saya tidak sekolah karena saya juga tidak sekolah, anak-anak bisa
belajar dari teman lainnya” ungkapan Tukiyem. Keinginan tidak ingin sekolah beberapa atas permintaan anaknya sendiri untuk berhenti
sekolah dan memutuskan ingin bekerja dan memiliki uang seperti teman-temannya yang lain. Alasan lain karena memandang bersekolah
itu membuang waktu maka lebih baik membantu orangtua bekerja. Lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung anak untuk
bersekolah juga menjadi alasan anak-anak tidak sekolah. Demikian tutur Sutami, perangkat Desa Balerante.
Anak usia 7 tahun sudah memiliki minat terhadap pendidikan. Pada usia tersebut anak sudah masuk dalam tahap berpikir operasional.
Piaget Upton 2012 berpendapat bahwa anak memiliki peran aktif dalam perkembangan mereka sendiri dan ada tahap perkembangan
kognitif dan pikiran secara kualitatif. Antara lain tahap Pra operasional
2-7 tahun anak secara bertahap mengembangkan penggunaan
simbol-simbol termasuk
bahasa. Anak
mampu menyelesaikan operasi-operasi secara logis dalam satu arah. Anak
mengalami kesulitan memahami sudut pandang orang lain. Dan tahap Operasional konkret
7-11 tahun, anak mampu menyelesaikan masalah- masalah konkret serta anak dapat memahami beberapa operasi
matematika seperti klasifikasi dan seriasi.
Poerwadarminta Salahuddin 2011 menyatakan bahwa pendidikan berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan me, menjadi mendidik,
yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan ajaran. Pendidikan sebagai kata benda, berarti proses perubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Pendidikan, yaitu pendewasaan diri melalui pengajaran dan latihan. Selain itu pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja
dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya
sehingga mencapai kualitas diri yang lebih baik. Dilihat dari manfaat pendidikan, pendidikan dapat merubah keadaan seseorang menjadi
lebih baik lagi, dengan pendidikan anak dapat berfikir lebih realistis dan lebih berwawasan luas, anak terfasilitasi untuk menciptakan dan
menyalurkan bakat yang dimilikinya, karena sangat berbeda memberikan ilmu kepada anak yang berpendidikan dengan anak yang
sama sekali tidak mengenal dunia pendidikan. Dengan adanya pendidikan semua orang mendapatkan banyak ilmu
yang bermanfaat dan berguna untuk melatih ketrampilan seseorang untuk bisa menciptakan sesuatu yang baru. Namun semua itu hanyalah
anggapan dari seseorang yang mempunyai sikap yang antusias dalam menyikapi tentang pendidikan, minimnya tingkat pemahaman
pendidikan membuat seseorang bersikap acuh tak acuh bahkan tidak
mau untuk mengenal dunia pendidikan, untuk itu pentingnya seseorang mempunyai sikap yang antusias dalam menyikapi sesuatu hal, karena
sikap menentukan cara pandang suatu hal terhadap sebuah peristiwa. Setelah melihat semua hal di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat judul “Sikap Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap Pendidikan di Desa Balerante Kemalang Klaten”