Tabel 12 Item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori rendah
Aspek Indikator
No. Item dan Pernyataan Skor
Konatif 3.2.Sikap dalam meraih pendidikan
13. Dari pada duduk dikelas lebih baik bekerja.
17
Item diatas adalah yang terindikasi negatif pada aspek Konatif. Teridentifikasi
3 1 anak yang memiliki sikap rendah terhadap pendidikan.
Dari tabel item pernyataan yang tergolong dalam kategori rendah, terdapat satu item pernyataan nomor 13 yang teridentifikasi rendah. Sehingga pada tabel di
bawah ini disajikan kategori untuk skor item sikap anak usia SD putus sekolah terhadap pendidikan.
Tabel 13 Kategori Skor Item Sikap
Anak Usia SD Putus Sekolah Terhadap Pendidikan
Rentang Skor
Kategori Jumlah
Frekuensi No. Item
X
item
≤ 13 Sangat
Rendah -
13 X
item
≤ 22
Rendah 1
3 13
22 X
item
≤ 31
Cukup 2
6 21,31
31 X
item
≤ 40
Tinggi 2
6 24,30
X
item
40 Sangat
Tinggi 29
85 1,2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,1
4,15,16,17,18,19,20, 22,23,24,25,26,27,28,29,
30,32,33. Total
34 100
Data yang terdapat dalam tabel di atas menunjukkan bahwa item dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi berjumlah 29 item, item dengan
skor yang berada dalam kategori tinggi 2 item, item dengan skor yang berada dalam kategori cukup 2, item dengan skor yang berada dalam kategori rendah 1
item, tidak ada item dengan skor yang berada dalam kategori sangat rendah. Item dengan skor yang berada dalam kategori rendah menunjukkan bahwa sikap anak
usia SD putus sekolah terhadap pendidikan tidak cukup baik. Ditinjau dari hasil kategori hasil item terdapat 1 item masuk dalam
kategori rendah. Sehingga pada grafik ini disajikan hasil analisis aspek pendidikan. Berikut adalah hasil grafik Analisis aspek pendidikan:
Grafik 2.
Grafik Analisis Aspek
pendidikan
Berdasarkan grafik tersebut tampil bahwa aspek pendidikan yang paling rendah persentasenya adalah aktivitas pendidikan 81,4 , artinya sebanyak
81,4 prosentase yang diperoleh, hasil ini menjadi aspek yang paling rendah dibandingkan aspek kedua dan ketiga, anak tidak tertarik dalam aktivitas
81,40 88,50
84,90
pendidikan tersebut, kemudian kedua 88,5 prosentase bentuk fisik pendidikan yang diperoleh dari hasil ini artinya sikap anak yang positif dalam bentuk fisik
pendidikan anak sudah menunjukan respon yang positif dalam aspek ini, kemudian dan ketiga 84,9 prosentase tujuan pendidikan yang diperoleh artinya
anak sudah menunjukkan respon yang baik dalam aspek ini.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang tergambar dalam tabel 11 dan hasil analisis aspek pendidikan, terdapat 1 anak 2 memiliki sikap
terhadap pendidikan dalam kategori kurang positif, artinya anak memiliki pandangan yang kurang positif terhadap pendidikan, penyebab dari hal ini
adalah kesiapan belajar anak yang belum siap, anak lebih memilih membuang-buang waktu dari pada belajar ada penyebab lain juga tentang
tugas perkembangan anak, anak kurang mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung, atau pengalaman pribadi
dari anak juga dapat mempengaruhi anak dalam proses belajar, kehadiran anak di dalam keluarga perlakuan dari orang tua, teman sebaya yang
berperilaku terhadap anak yang tidak enak akan meninggalkan kesan negatif dan membekas untuk anak, ini dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak dalam proses mencapai tugas-tugas perkembangannya. Penyebab dari faktor lain pada aspek pendidikan, aspek pertama
aktivitas pendidikan. Anak kurang menyukai aktivitas pendidikan seperti belajar di dalam kelas, mengerjakan tugas-tugas sekolah dan belum ada
kesadaran untuk pentingnya belajar untuk dirinya, sehingga anak malas dan tidak ada semangat untuk belajar hal ini yang menyebabkan anak
mempunyai nilai yang kurang positif terhadap pendidikan. Terdapat 9 anak 18 memiliki sikap terhadap pendidikan dalam kategori positif
artinya beberapa anak sudah memiliki sikap yang positif terhadap pendidikan adanya faktor pengaruh dari dalam diri sendiri ataupun dari
luar yang memotivasi anak untuk membentuk sikap yang positif. Faktor lain yang dapat mempengaruhi anak sudah ada kesiapan dari anak untuk
belajar hal ini pengaruh dari teman sebaya yang positif untuk diri anak sehingga anak dapat mencontoh teman lain dan bermanfaat untuk diri
anak. Pengaruh budaya yang disiplin dan aktif juga dapat mempengaruhi anak dalam proses tumbuh kembangnya, anak yang dibesarkan dalam
aturan keluarga yang baik makan akan lebih muda dalam mengatur dan mendidik anak untuk menjadi apa yang di inginkan orang tua anak.
Terdapat 41 anak 80 memiliki sikap terhadap pendidikan dalam kategori sangat positif. Artinya anak sudah memiliki sikap yang
positif terhadap pendidikan sikap itu dapat berasal dari dalam diri maupun dari pihak luar ataupun perilaku meniru dari tokoh yang bermakna dalam
belajar anak yang dapat memotivasi anak untuk bersikap positif, anak juga sudah mampu menyelesaian tugas perkembangan sehingga sudah
mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Faktor lain yang berkaitan tentang aspek pendidikan anak sudah mempunyai nilai sangat
positif anak sudah mengetahui tujuan dari pendidikan, manfaat dari pendidikan anak sudah mulai mengerti untuk dirinya sendiri. Manfaat itu
diperolehnya dari anak pernah merasakan bangku sekolah kemudian
dibawa oleh anak dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak dapat mengambil sisi positif dari pendidikan tersebut. Dari prosentase yang
memiliki kategori sangat positif itu dapat disimpulkan bahwa ada kemungkinan untuk anak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi untuk
bersekolah lagi. Berdasarkan
pemaparan hasil
penelitian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak usia SD putus sekolah di desa
Balerante memiliki sikap positif memandang pendidikan artinya sebagian besar anak usia SD yang putus sekolah walaupun sudah tidak
bersekolah mendukung untuk pendidikan. Adanya sikap positif anak yang terlihat pada hasil penelitian, sikap tersebut bisa dipengaruhi oleh
beberapa hal yang membentuk sikap. La pierre dalam Allen, Guy, Edley dalam Azwar 2005 ada tiga faktor pokok yang mempengaruhi
pembentukan sikap antaralain; 4 Pengalaman Pribadi
Pembentukan kesan atau tanggapan terhadap objek merupakan proses kompleks dalam diri individu yang
melibatkan individu yang bersangkutan, situasi dimana tanggapan itu terbentuk, dan atribut atau ciri-ciri objektif
yang dimiliki oleh stimulus. Dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.
Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang