Pengertian Sikap. Faktor Pembentuk Sikap

orang tua dan sikap anak cenderung untuk selalu sama sepanjang hidup. Namun, biasanya apabila dibandingkan dengan pengaruh teman sebaya maka pengaruh sikap orangtua jarang menang, karena adanya proses imitasi atau peniruan terhadap model yang dianggap penting, yakni orang tuanya sendiri. Akan tetapi apabila pertentangan antara sikap orangtua dan sikap teman-teman sebaya dalam kelompok anak tersebut, maka anak akan cenderung untuk mengambil sikap yang sesuai dengan sikap kelompok. 3 Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai besar terhadap pembentukan sikap seseorang. Apabila seseorang hidup dalam budaya yang mempuyai norma longgar bagi pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai sikap yang menduung terhadap masalah kebebasan pergaulan heteroseksual. Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap seseorang terhadap masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakat, karena kebudayaan pula yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individu.

B. Aspek-Aspek Sikap

Menurut Azwar, 2005, sikap memiliki tiga komponen : 1. Komponen afektif Komponen afektif adalah kehidupan emosional individu. Artinya perasaan tertentu positif atau negatif yang mempengaruhi penerimaan atau penolakan terhadap objek sikap, sehingga timbul rasa senang-tidak senang, takut-tidak takut. Contohnya: dua anak yang mempunyai sikap negatif terhadap pendidikan misalnya, satu anak tidak suka pendidikan karena pendidikan berkaitan dengan pelajaran yang tidak disenanginya dan satu anak tidak menyukai pendidikan karena bosan hanya duduk dan membuang waktu saja. 2. Komponen kognitif Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berhubungan dengan bilief, idea atau konsep terhadap objek sikap. Contohnya: isyu pendidikan yang membosankan dan sia-sia sebagai suatu objek sikap. Dalam hal ini, komponen kognitif sikap terhadap pendidikan adalah seperti dalam isyu, apa yang dipercaya oleh anak merupakan stereotipe atau sesuatu yang telah terpolakan dalam fikirannya. 3. Komponen konatif Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Contohnya: jika anak percaya bahwa pendidikan itu membosankan dan sia-sia anak akan merasa tidak suka terhadap pendidikan sehingga anak tidak ingin tahu tentang dunia pendidikan.

C. Anak Putus Sekolah

1. Pengertian anak Putus Sekolah

Nazili Shaleh Ahmad 2011:134 menyatakan bahwa anak putus sekolah adalah berhentinya belajar seorang murid baik ditengah- tengah tahun ajaran atau pada akhir tahun ajaran karena berbagai alasan tertentu yang mengharuskan atau memaksanya untuk berhenti sekolah. Tahap usia anak 6-12 tahun adalah individu yang sedang berkembang dari tahap anak menuju tahap remaja awal,. Usia ini adalah usia anak untuk merasakan bangku sekolah untuk menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, usia anak untuk mulai berinteraksi dengan teman sebaya, teman bermain dan guru disekolah. Anak putus sekolah disini berarti anak usia 6-12 SD dengan faktor internal maupun eksternal memilih untuk meninggalkan bangku sekolah yang bermanfaat untuk masa depan anak, namun anak lebih memilih untuk meninggalkan bangku sekolah tersebut dan memilih untuk tidak bersekolah dengan berbagai alasan.

2. Ciri-ciri Perkembangan Anak

Menurut Yusuf, Syamsu. 2010, anak-anak yang mengalami perkembangan akan mencapai ciri-ciri perkembangan anak sebagai berikut a. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik: perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh lainnya. Aspek psikis: semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi kreatifnya. b. Terjadinya perubahan dalam proporsi: aspek fisik: proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja. Asek psikis: perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannya dari yangtertuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain kelompok teman sebaya. c. Lenyapnya tanda-tanda yang lama: tanda-tanda fisik: lenyapnya kelenjar Thymus kelenjar kanak-kanak yang terletak pada bagia dada, kelenjar pineal pada bagian bawah otak, rambut-rambut halus dan gigi susu. d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru: tanda-tanda fisik: pergantian gigi dankarakteristik seks pada usia remaja,baik primer menstruasi pada anak wanita, dan mimpi basah pada anak pria, maupun perubahan sekunder perubahan pada anggota tubuh: