C. Bahan Penelitian
1. Bahan utama a. Daun lavender Lavandula officinalis Chaix diperoleh dari distributor
Dipokusumo Farm Rasmala A4, Semarang Kota yang dipanen pada bulan Juni 2014
b. Breast Cancer Cell Line T47D diperoleh dari Laboratorium Parasitologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
2. Bahan kimia Bahan kimia yang digunakan adalah etanol 70 CV. Labora, PBS
Phospate Buffer Saline, MK Media Kultur yang berisi Dulbeco’s Modified Eagle Media DMEM dan Roswell Park Memorial Institute RPMI, Dimethyl
Sulfoxide DMSO, Reagen MTT 5mgmL 50 mg MTT dan 10 mL PBS, Sodium Dodecyl Sulfate SDS 10 dalam 0,1N HCl larutan stopper, Fetal Bovine
Serum FBS 10 vv Gibco, penisilin- streptomisin 1 vv Gibco, tripsin EDTA 0,25, fungizone 0,5 Gibco, reagen Annexin V Fluos Roche,
Propidium Iodine Pi, reagen Imunositokimia yang terdiri dari metanol, larutan hidrogen peroksida, Novostain universal detection kit, antibodi monoklonal
primer ERα Thermo Fisher Scientific Pierce, biotinylated universal secondary antibodi Lab Vision, etilen, xylol, dan hematoxylin Dako. Bahan untuk kontrol
positif adalah tablet tamoxifen 10 mg Nolvadex, akuades, Streptavidin berupa Horse Radish Peroxidase HRP, 3, 3’ – diaminobinzidine DAB, etanol absolut
D. Alat Penelitian
Treated tissue culture dish diameter 10 cm, 96 well-plate, 24 well-plate, 6 well-plate, cover slip, sentrifuge tube, object-glass, conical tube, eppendorf,
inkubator CO
2
, Laminar air flow cabinet, mikropipet, yellow-tip, blue-tip, pinset, autoklaf, hemositometer, ELISA reader, kamera digital, mikroskop cahaya, rotary
evaporator, mikroskop inverter, neraca digital.
E. Tata Cara Penelitian
1. Pengumpulan tanaman
Tanaman Lavender officinalis Chaix dibeli dari perkebunan Dipokusumo Farm Rasamala A4, Semarang Kota 50189, Jawa Tengah, Indonesia dipanen
pada bulan Juni 2014. Bagian tanaman yang digunakan hanya bagian daun dan dipilih daun segar dengan ciri berwarna hijau, mengeluarkan aroma lavender,
bentuk masih utuh dan sedikit lengket karena kandungan minyak atsiri.
2. Determinasi tanaman
Daun lavender yang telah diperoleh dari perkebunan Dipokusumo Farm dilakukan determinasi atau identifikasi tanaman sesuai dengan Lampiran 1.
3. Sortasi basah
Daun lavender dipisahkan dari bunga, batang dan akarnya serta pengotor lain seperti tanah yang menempel pada permukaan daun.
4. Pencucian
Pencucian daun lavender dilakukan dengan menggunakan air mengalir sebanyak tiga kali, pencucian dilakukan dengan hati–hati supaya daun lavender
tetap dalam kondisi utuh.
5. Pembuatan serbuk daun lavender kering
Daun lavender yang telah dicuci bersih dilakukan pengeringan suhu rendah dengan cara dimasukkan ke dalam lemari pendingin pada suhu 5-10
C selama 14 hari, daun yang telah kering tersebut kemudian dibuat dalam bentuk
serbuk dengan cara diblender hingga hancur dan diperoleh serbuk halus simplisia.
6. Pembuatan ekstrak etanol daun
Lavandula officinalis Chaix
Sebanyak 10 gram serbuk simplisia dilarutkan dengan 50 mL etanol 70 dalam erlenmeyer, kemudian dilakukan pengadukan dan dilanjutkan dengan
maserasi selama 48 jam dengan kecepatan 150 rpm. Hasil maserasi yang diperoleh selanjutnya disaring dan diambil bagian cairan, kemudian dilakukan
rotary evaporator pada suhu 80 C selama 5 menit dilanjutkan dengan pemekatan
dengan menggunakan waterbath selama 4,5 jam pada suhu yang sama, yaitu 80 C
hingga diperoleh hasil ektraksi dengan konsistensi kental berwarna hijau pekat. Hasil ekstraksi yang diperoleh ditimbang, ditempatkan dalam flakon, dan
disimpan pada suhu ruang Hajhashemi, dkk., 2003.
7. Pembuatan larutan uji
a. Sampel ekstrak etanol daun L. officinalis Chaix Ekstrak kental ditimbang sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan kedalam
100 µl DMSO sehingga diperoleh konsentrasi larutan stok sampel adalah 100.000