Proses Pengendalian Controlling Konsep Anggaran Sektor Publik

alur pengeluaran supaya tidak terjadi pemborosan. Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan. b. Menghitung selisih anggaran favourable dan unfafourable variances c. Menentukan penyebab yang dapat dikendalikan controllable dan tidak dapat dikendalikan uncontrollable. d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya. 3. Anggaran sebagai Alat Penilaian Kinerja Anggaran merupakan wujud komitmen dari eksekutif publik kepada pemberi wewenang legislatif. Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan pelaksanaan efisiensi anggaran. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

F. Peranan Anggaran

Menurut Rosjidi 2001: 11, salah satu peran anggaran sektor publik adalah sebagai evaluasi. Agar setiap perencanaan kegiatan dan anggarannya dapat dipakai sebagai dasar penilaian, harus diciptakan acuan dalam bentuk standar-standar. Dengan adanya standar-standar tersebut, kinerja setiap pelaksanaan kegiatan dapat diukur dan dievaluasi. Hal yang dapat diukur dengan standar-standar itu adalah sebagai berikut: 1. Apakah kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan dan anggarannya? 2. Apakah pelaksanaan kegiatan tidak menyimpang dari peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku? 3. Apakah kegiatan sudah dilaksanakan secara efisien dan efektif berdasarkan pembanding yang sejenis sehingga bisa segera dilakukan tindakan korektif yang diperlukan apabila terjadi penyimpangan dan mencegah agar tidak terulang kembali?

G. Prinsip-Prinsip Anggaran

Mardiasmo 2009: 67-68 mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi beberapa hal berikut ini: 1. Otorisasi oleh Lembaga Legislatif Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari lembaga legislatif terlebih dahulu sebelum lembaga eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut. 2. Komprehensif Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran. Oleh karena itu, adanya non-budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif. 3. Keutuhan Anggaran Semua penerimaan dan belanja harus terhimpun dalam dana umum. 4. Nondiscretionary Appropriation Jumlah yang disetujui oleh dewan legistlatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif. 5. Periodik Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi tahunan. 6. Akurat Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran. 7. Jelas Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak membingungkan. 8. Diketahui Publik Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

H. Proses Penyusunan Anggaran

Menurut Mardiasmo 2009: 69, faktor dominan yang terdapat dalam proses pengganggaran adalah sebagai berikut: 1. Tujuan dan terget yang hendak dicapai. 2. Ketersediaan sumber daya faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah. 3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan terget.