Evaluasi Perencanaan, Pelaksanaan Dan Pengendalian Anggaran Periode 2009-2013 Studi Kasus : Kongregasi Suster Santa Perawan Maria di Indonesia.

(1)

ABSTRAK

EVALUASI PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN ANGGARAN

PERIODE 2009-2013

Studi Kasus: Kongregasi Suster Santa Perawan Maria di Indonesia Peronica Elyana

NIM: 112114125 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui prosedur perencanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori atau belum, (2) mengetahui pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori atau belum, (3) mengetahui prosedur pengendalian anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori atau belum, (4) mengetahui pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 semakin efisien atau tidak,(5) mengetahui pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 semakin efektif atau tidak.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan di Kongregasi SPM Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah: (1) melakukan perbandingan prosedur perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran antara teori dengan implementasi anggaran Kongregasi SPM, (2) melakukan analisis trend dari hasil penghitungan rasio efisiensi dan efektivitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) prosedur perencanaan anggaran Kongregasi SPM secara keseluruhan (100%) sudah sesuai dengan teori anggaran sektor publik, (2) prosedur pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM 89% sesuai dengan teori anggaran sektor publik, (3) prosedur pengendalian anggaran Kongregasi SPM 56% sesuai dengan teori. Dalam proses pelaksanaannya, fungsi anggaran sebagai alat pengendalian masih lemah karena belum ada standar keuangan kongregasi yang memadahi yang bisa digunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan keuangan. (4) Anggaran Kongregasi SPM sebagian besar sudah efisien dan efektif. Trend efisiensi anggaran provinsi tahun 2009-2013 cenderung tetap atau stabil. (5) Trend efektivitas anggaran provinsi tahun 2009-2013 fluktuatif. Secara keseluruhan rata-rata tingkat efektivitas anggaran Kongregasi SPM berada pada tingkat sangat efektif. Realisasi pendapatan di masa yang akan datang diproyeksikan cenderung naik.

Kata kunci: efisiensi, efektivitas, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian anggaran


(2)

ABSTRACT

EVALUATION OF PLANNING, IMPLEMENTATION AND BUDGET CONTROL PERIOD 2009-2013

Case Study: Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia Peronica Elyana

NIM: 112114125 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This study aims to: (1) determine whether the budget planning procedures of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia in 2009-2013 fiscal years are in accordance with the theory or not, (2) determine the budget implementation of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia in 2009-2013 fiscal years is in accordance with the theory or not, (3) determine the budget control procedures of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia in 2009-2013 fiscal year are in accordance with the theory or not, (4) determine whether the budget implementation of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia in 2009-2013 fiscal years is more efficient or not, (5) determine whether the budget implementation of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia in 2009-2013 fiscal years is increasingly effective or not.

This research is a case study conducted at Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia. Data is collected by interviews and documentation. To achieve the research objectives, two steps are taken: (1) performing a comparison procedures of planning, implementation and budget control between theory and the budget implementation of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia, (2) conducting trend analysis of the calculation results of efficiency and effectiveness ratio.

The results showed that: (1) budgetary planning procedures of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia were completely (100%) in accordance with the theory of public sector budgets, (2) budget execution procedures of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia were 89% in accordance with the theory of the public sector budget, (3) budgetary control procedures of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia were 56% in accordance with the theory. In the process of implementation, the budget function as a means of control was weak because there was no sufficient congregation financial standard that can be used as a guidance in financial management. (4) The budget of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia was mostly efficient and effective. The trend of the efficiency provincial budget in 2009-2013 fiscal years was stable. (5) The trend of effectiveness of the provincial budget in 2009-2013 fiscal years was fluctuated. The overall average level of effectiveness of SPM Congregation budget was at a level of very effective. Realization of income in the future tends to rise.


(3)

EVALUASI PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN

PENGENDALIAN ANGGARAN

PERIODE 2009-2013

Studi Kasus: Kongregasi Suster Santa Perawan Maria di Indonesia

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Oleh: Peronica Elyana NIM: 112114125

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

EVALUASI PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN

PENGENDALIAN ANGGARAN

PERIODE 2009-2013

Studi Kasus: Kongregasi Suster Santa Perawan Maria di Indonesia

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Peronica Elyana NIM: 112114125

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Alangkah baiknya Tuhan Yang Mahabaik

(St. Julia Billiart)

Quality is our identity

(Anonim)

Kebenaran diam dalam hening yang lembut.

Di tempat tenang, hikmat melimpah.

(Hawthorn)

Kupersembahkan untuk: Hati Yesus Yang Mahakudus

Para Suster Dewan Pengurus Kongregasi SPM Provinsi Indonesia Bapakku Agustinus Kastawi dan Ibuku Theresia Martiah


(8)

(9)

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Mahabaik, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis.

2. Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., CA selaku Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M. Acc., QIA selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Josephine Wuri, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memperhatikan perkembangan akademik penulis dan teman-teman.


(11)

viii

6. Segenap dosen dan staf Program Studi Akuntansi yang telah membimbing dan membantu penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

7. Sr. Anita SPM, selaku Pimpinan Kongregasi SPM dan Sr. Marianna SPM selaku Ekonom Kongregasi SPM yang telah mengijinkan penulis mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

8. Kedua orang tua, Agustinus Kastawi dan Theresia Martiah yang selalu mendoakan dan menanamkan nilai-nilai hidup yang baik dan benar.

9. Sr. Florine, Sr. Frida, Sr. Fortunata, Sr. Tika, Sr. Liza, Sr. Irmina, Sr. Gabriela yang memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Saudara kandung yang selalu memberi perhatian dan support: Endang, Francis, Gono, Lia dan Mundus.

11. Teman seperjuangan yang saling memberikan semangat dan dukungan, Sr.Yuli, Sr.Erika, Melia, Eva, Katrine, Igna dan seluruh teman-teman Akuntansi Angkatan 2011.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Juli 2015


(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9


(13)

x

B. Konsep Anggaran Sektor Publik ... 10

1. Perencanaan ... 10

2. Pelaksanaan ... 14

3. Pengendalian ... 15

C. Ciri-Ciri Anggaran ... 18

D. Tujuan Penyusunan Anggaran ... 18

E. Fungsi Anggaran ... 19

F. Peranan Anggaran ... 20

G. Prinsip-Prinsip Anggaran ... 21

H. Proses Penyusunan Anggaran ... 22

I. Prinsip Pokok Dalam Siklus Anggara ... 24

J. Analisis Pelaksanaan Anggaran ... 26

1. Efisiensi ... 26

2. Efektivitas ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Subyek Dan Objek Penelitian ... 27

C. Data Yang Diperlukan ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV GAMBARAN UMUM KONGREGASI SPM ... 38

A. Sejarah Singkat Kongregasi SPM ... 38


(14)

xi

C. Struktur Organisasi Kongregasi SPM ... 40

D. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Ekonomat ... 44

E. Tugas dan Wewenang DPP, Ekonom, Piko ... 47

1. Tugas dan Wewenang DPP ... 48

2. Tugas dan Wewenang Ekonom ... 49

3. Tugas dan Pimpinan Setempat ... 50

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Proses Perencanaan Anggaran Kongregasi SPM ... 51

1. Proses Perencanaan Anggaran Provinsi ... 51

2. Proses Perencanaan Anggaran Komunitas ... 53

B. Proses Pelaksanaan Anggaran Kongregasi SPM ... 57

C. Analisis dan Pembahasan ... 58

1. Perbandingan Teori dan Implementasi ... 58

2. Rasio Efisiensi ... 67

3. Rasio Efektivitas ... 70

BAB VI PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Keterbatasan Penelitian ... 75

C. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(15)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbandingan Teori dan Implementasi Anggaran ... 29

Tabel 2. Analisis Tingkat Efisiensi ... 34

Tabel 3. Kriteria Penilaian Efisiensi ... 35

Tabel 4. Analisis Tingkat Efektivitas ... 36

Tabel 5. Kriteria Penilaian Efektivitas ... 37

Tabel 6. Rencana Strategis Komisi Ekonomat Periode 2010-2016 ... 46

Tabel 7. Data Perbandingan Teori dan Implementasi Anggaran ... 59

Tabel 8. Data Analisis Tingkat Efisiensi ... 67


(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I. Hubungan Antara Perencanaan dengan Output ... 16

Gambar II. Proses Pengendalian ... 17

Gambar III. Struktur Organisasi Kepemimpinan SPM ... 41

Gambar IV. Struktur Organisasi Operasional SPM ... 42

Gambar V. Struktur Organisasi Pelayanan SPM ... 43

Gambar VI. Alur Perencanaan Anggaran Provinsi ... 53

Gambar VII. Trend Tingkat Efisiensi ... 69

Gambar VIII. Trend Tingkat Efektivitas ... 72


(17)

xiv

ABSTRAK

EVALUASI PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN ANGGARAN

PERIODE 2009-2013

Studi Kasus: Kongregasi Suster Santa Perawan Maria di Indonesia Peronica Elyana

NIM: 112114125 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui prosedur perencanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori atau belum, (2) mengetahui pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori atau belum, (3) mengetahui prosedur pengendalian anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori atau belum, (4) mengetahui pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 semakin efisien atau tidak,(5) mengetahui pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 semakin efektif atau tidak.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan di Kongregasi SPM Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah: (1) melakukan perbandingan prosedur perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran antara teori dengan implementasi anggaran Kongregasi SPM, (2) melakukan analisis trend dari hasil penghitungan rasio efisiensi dan efektivitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) prosedur perencanaan anggaran Kongregasi SPM secara keseluruhan (100%) sudah sesuai dengan teori anggaran sektor publik, (2) prosedur pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM 89% sesuai dengan teori anggaran sektor publik, (3) prosedur pengendalian anggaran Kongregasi SPM 56% sesuai dengan teori. Dalam proses pelaksanaannya, fungsi anggaran sebagai alat pengendalian masih lemah karena belum ada standar keuangan kongregasi yang memadahi yang bisa digunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan keuangan. (4) Anggaran Kongregasi SPM sebagian besar sudah efisien dan efektif. Trend efisiensi anggaran provinsi tahun 2009-2013 cenderung tetap atau stabil. (5) Trend efektivitas anggaran provinsi tahun 2009-2013 fluktuatif. Secara keseluruhan rata-rata tingkat efektivitas anggaran Kongregasi SPM berada pada tingkat sangat efektif. Realisasi pendapatan di masa yang akan datang diproyeksikan cenderung naik.

Kata kunci: efisiensi, efektivitas, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian anggaran


(18)

xv

ABSTRACT

EVALUATION OF PLANNING, IMPLEMENTATION AND BUDGET CONTROL PERIOD 2009-2013

Case Study: Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia Peronica Elyana

NIM: 112114125 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This study aims to: (1) determine whether the budget planning procedures of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia in 2009-2013 fiscal years are in accordance with the theory or not, (2) determine the budget implementation of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia in 2009-2013 fiscal years is in accordance with the theory or not, (3) determine the budget control procedures of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia in 2009-2013 fiscal year are in accordance with the theory or not, (4) determine whether the budget implementation of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia in 2009-2013 fiscal years is more efficient or not, (5) determine whether the budget implementation of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia in 2009-2013 fiscal years is increasingly effective or not.

This research is a case study conducted at Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia. Data is collected by interviews and documentation. To achieve the research objectives, two steps are taken: (1) performing a comparison procedures of planning, implementation and budget control between theory and the budget implementation of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia, (2) conducting trend analysis of the calculation results of efficiency and effectiveness ratio.

The results showed that: (1) budgetary planning procedures of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia were completely (100%) in accordance with the theory of public sector budgets, (2) budget execution procedures of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia were 89% in accordance with the theory of the public sector budget, (3) budgetary control procedures of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia were 56% in accordance with the theory. In the process of implementation, the budget function as a means of control was weak because there was no sufficient congregation financial standard that can be used as a guidance in financial management. (4) The budget of Sisters of Our Lady Congregation in Indonesia was mostly efficient and effective. The trend of the efficiency provincial budget in 2009-2013 fiscal years was stable. (5) The trend of effectiveness of the provincial budget in 2009-2013 fiscal years was fluctuated. The overall average level of effectiveness of SPM Congregation budget was at a level of very effective. Realization of income in the future tends to rise.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Anggaran disusun sebagai rencana kerja di masa mendatang yang dinyatakan dalam satuan moneter. Penyusunan anggaran merupakan bagian penting dari persiapan suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang akan dilakukan di waktu kemudian. Anggaran merupakan hal yang penting karena memiliki dua fungsi utama bagi suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan, yaitu sebagai alat perencanaan (planning) dan sebagai alat pengendalian (controlling). Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan karena memuat rencana kerja suatu organisasi yang menjadi pedoman bagi pelaksana kegiatan organisasi. Sebagai bagian dari fungsi pengendalian (controlling), anggaran berguna sebagai alat penilai apakah aktivitas suatu organisasi terlaksana sesuai dengan rencana atau tidak. Anggaran menyatakan sasaran dan arah yang harus dicapai oleh setiap bagian organisasi dalam suatu periode waktu tertentu. Tanpa anggaran, suatu organisasi tidak memiliki arah dan sasaran yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu (Rudianto, 2009: 6).

Selama pertengahan pertama tahun 2014, rakyat Indonesia menyimak pemberitaan tentang proses pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden. Salah satu acara yang dilaksanakan dalam rangka pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden adalah debat calon presiden dan calon wakil presiden. Debat tersebut disiarkan oleh beberapa stasiun televisi. Dalam debat


(20)

tersebut, masing-masing calon diberi kesempatan untuk menyampaikan visi dan misi serta rencana 5 tahun mendatang. Debat calon presiden putaran kedua

bertema “pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial”. Salah satu materi

yang dibahas dalam debat tersebut adalah pemikiran tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN menjadi acuan untuk melaksanakan kebijakan dalam satu periode tertentu. Salah satu calon presiden menyatakan bahwa defisit perdagangan yang diderita oleh negara diakibatkan oleh bocornya anggaran negara. Kebocoran anggaran terjadi karena kurangnya perencanaan dan lemahnya pengendalian internal oleh pemerintah, baik daerah maupun pusat.

Anggaran publik berfungsi sebagai alat perencanaan sekaligus alat pengendalian. Sebagai alat perencanaan, anggaran mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah. Sedangkan sebagai alat pengendalian, anggaran mengindikasikan alokasi sumber dana publik yang disetujui oleh pihak yang berwenang (legislatif) untuk direalisasikan. Melalui anggaran belanja lembaga/organisasi pemerintah, dapat dianalisis sejauh mana anggaran yang telah dibuat tersebut berperan sebagai pengendali dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah. Masyarakat menghendaki pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran. Seringkali muncul penilaian bahwa anggaran dilaksanakan secara bertanggung jawab bila dilaksanakan secara ekonomis dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, secara efisien dalam penggunaan sumber daya (dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan), serta secara efektif (dalam arti mencapai tujuan dan sasaran).


(21)

Anggaran tidak hanya dibuat oleh organisasi pemerintah saja. Organisasi non pemerintah pun membuatnya dengan tujuan untuk perencanaan dan pengendalian. Lembaga Hidup Bakti (ordo atau kongregasi) merupakan salah satu organisasi sektor publik non pemerintah yang juga menyusun anggaran. Kitab Hukum Kanonik 1284 §3 menyatakan bahwa: “sangat dianjurkan agar para pengelola setiap tahun membuat anggaran penerimaan dan pengeluaran, tetapi diserahkan kepada hukum partikular untuk mewajibkannya serta menentukan dengan lebih rinci cara-cara penyajiannya. ” Berdasarkan ketentuan tersebut, ekonom/bendahara ordo atau kongregasi mempunyai tanggungjawab untuk menyusun anggaran dan membuat laporan keuangan setiap periode. Konstitusi Kongregasi SPM artikel 27.3-27.5 menyatakan: “ekonom/bendahara provinsi berusaha menyusun laporan dan menyampaikannya kepada Dewan Pengurus Umum neraca tahunan provinsi mengenai tahun anggaran yang lampau dan anggaran belanja untuk tahun yang akan datang”. Anggaran disusun untuk memenuhi tuntutan dari kongregasi dan menjadi rutinitas yang harus dipenuhi sebagai sarana untuk tertib administrasi keuangan. Selama ini, yang terjadi adalah setelah proses perencanaan dan pelaksanaan anggaran rutin maupun khusus disimpan rapi di file dokumen. Evaluasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian keuangan kongregasi belum dilaksanakan secara serius dan terencana. Dengan kata lain, anggaran cenderung disusun sebagai suatu formalitas belaka. Akibatnya, dimungkinkan terjadinya hal-hal yang tidak sesuai dalam penggunaan anggaran dan hal tersebut tidak dapat diantisipasi lebih awal. Selama ini, evaluasi


(22)

dilakukan satu tahun sekali atau bahkan lebih dari satu tahun sehingga informasi yang didapatkan tidak aktual.

Perutusan kongregasi membutuhkan dana operasional dan investasi yang tidak sedikit untuk kelangsungan hidup perutusan. Oleh karena itu, adalah penting untuk mengelola dana kongregasi secara efektif dan efisien. Salah satunya adalah dengan menyusun anggaran dengan cermat serta mengevaluasi penggunaan anggaran tersebut. Hal ini diteguhkan oleh penelitian yang dilakukan Woworutu (2013). Ia mengungkapkan bahwa tuntutan peningkatan kualitas jasa layanan membutuhkan berbagai dana investasi yang tidak sedikit. Untuk itu, diperlukan suatu sistem untuk mengatur dan mengendalikan usaha. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari rencana kerja tersebut kemudian disusun dan dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran dan pengimplementasiannya.

Melihat pentingnya mengevaluasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran pada organisasi sektor publik termasuk kongregasi, penulis tergerak untuk mengadakan penelitian terkait topik tersebut. Penelitian dilakukan di Kongregasi Para Suster Santa Perawan Maria (selanjutnya disebut Kongregasi SPM). Adanya evaluasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran Kongregasi SPM diharapkan dapat semakin meningkatkan kualitas pelayanan dan karya kerasulan bagi masyarakat luas.


(23)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah:

“Apakah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran Kongregasi SPM telah dilakukan sesuai teori, semakin efisien dan semakin efektif?”

Pokok permasalahan tersebut diuraikan dalam beberapa pertanyaan berikut:

1. Apakah prosedur perencanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori?

2. Apakah prosedur pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori?

3. Apakah prosedur pengendalian anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori?

4. Apakah pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 semakin efisien?

5. Apakah pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 semakin efektif?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah prosedur perencanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori atau belum.


(24)

2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori atau belum.

3. Untuk mengetahui apakah prosedur pengendalian anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 sudah sesuai dengan teori atau belum.

4. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 semakin efisien atau tidak.

5. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013 semakin efektif atau tidak.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Kongregasi

Bagi Kongregasi SPM, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengevaluasi pengelolaan keuangan kongregasi melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran yang efektif dan efisien demi meningkatkan kualitas pelayanan.

2. Universitas

Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan dan bahan pertimbangan bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang ingin mendalami topik evaluasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran pada lembaga non


(25)

profit. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Pembaca

Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi pembaca yang membutuhkan topik evaluasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran.

4. Penulis

Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini, penulis dapat memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai proses evaluasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran dalam mengimplementasikan teori pada situasi konkrit yang terjadi di kongregasi.

E.Sistematika Penulisan Bab I: Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II: Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian dan mengolah data.

Bab III: Metode Penelitian

Bab ini memaparkan jenis penelitian, waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang dicari, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(26)

Bab IV: Gambaran Umum Kongregasi

Bab ini menjelaskan tentang Kongregasi SPM, susunan organisasi, tugas dan wewenang fungsi organisasi yang berkaitan dengan anggaran.

Bab V: Analisis dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran dibandingkan dengan teori dan perhitungan-perhitungan untuk menjawab rumusan masalah sesuai dengan metode yang telah ditentukan.

Bab VI: Penutup


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tulisan ini adalah penelitian pada anggaran Kongregasi SPM di Indonesia tahun anggaran 2009-2013. Karena keterbatasan pustaka yang berkaitan dengan pembahasan tentang anggaran sektor publik yang secara langsung merujuk pada anggaran Lembaga Hidup Bakti, teori-teori yang dipaparkan dalam bab ini, yang kemudian akan digunakan untuk membahas dan menganalisa hasil penelitian, dikutip dan dimodifikasi dari Anggaran Sektor Publik yang merupakan kekhasan dari organisasi non profit. Berikut ini beberapa pemahaman yang menjadi landasan teori yang digunakan dalam penyusunan tulisan ini.

A.Pengertian Anggaran

Menurut Rudianto (2009: 3), anggaran adalah rencana kerja di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. Rencana kerja yang dituangkan dalam anggaran ditulis dalam bentuk sederetan angka yang merupakan target pencapaian organisasi. Anggaran disusun dalam suatu proses yang disebut penganggaran. Penyusunan anggaran yang baik bertujuan untuk mempermudah anggota organisasi dalam memahami target yang harus dicapai dan untuk melihat hubungan antara satu bagian rencana kerja dengan bagian lainnya.


(28)

B.Konsep Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009: 61), anggaran merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses mempersiapkan anggaran. Penggangaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk program dan aktivitas. Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas moneter. Penganggaran sektor publik harus diawasi mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Proses penganggaran akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawas khusus yang bertugas mengontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaran.

Berikut ini, akan dijelaskan lebih lanjut tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran.

1. Perencanaan

a. Definisi Perencanaan (planning)

Menurut Robbins dan Coulter (2010: 190), perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, penentuan strategi untuk

mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana untuk

mengintegrasikan serta mengkoordinasikan kegiatan kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.


(29)

Adisaputro dan Anggarini (2011: 3) menyatakan bahwa pengganggaran merupakan sistem perencanaan dan pengendalian yang digunakan secara luas untuk menjalankan tanggung jawab manajerial. Perencanaan mencakup beberapa kegiatan, yaitu menetapkan tujuan, menyusun kerangka dasar pikiran, memilih tindakan untuk mencapai tujuan, menciptakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menerjemahkan rencana menjadi tindakan-tindakan, dan merencanakan kembali untuk mengoreksi adanya penyimpangan.

b. Tujuan Perencanaan

Robbins dan Coulter (2010: 191) mengemukakan empat tujuan perencanaan, yaitu:

1) Untuk memberikan arah, baik untuk manajer maupun karyawan non-manajerial.

Dengan adanya perencanaan, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa perencanaan, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan sehingga kerja organisasi kurang efesien.

2) Untuk mengurangi ketidakpastian dan kekosongan.

Seorang manajer membuat rencana dengan tujuan untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut dan menyusun rencana untuk menghadapinya.


(30)

3) Untuk meminimalisir pemborosan.

Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan ketidakefisienan.

4) Untuk menetapkan tujuan dan standar.

Para manajer melakukan perencanaan untuk mengembangkan tujuan dan rencana. Fungsi selanjutnya adalah proses pengontrolan dan pengevaluasian. Proses pengevaluasian (evaluating) adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada.

Agar perencanaan berguna, dibutuhkan beberapa spesifikasi. Seorang pemimpin harus mengetahui bahwa perencanaan merupakan proses berjalan. Rencana berfungsi sebagai peta jalan. Perencanaan harus dinamis dan fleksibel tetapi juga harus tetap konsisten untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Proses perencanaan

Menurut Bastian (2010: 173), proses perencanaan terlaksana melalui beberapa tahap berikut:

1) Menentukan tujuan perencanaan.

2) Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan.

3) Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang. 4) Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan.


(31)

5) Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.

d. Metode Perencanaan

Menurut Katili (2013: 1265) yang mengutip penyatataan Dedeh (2009:14), ditinjau dari siapa yang membuatnya maka penyusunan budget dapat dilakukan dengan cara:

1) Otoriter atau top down

Metode otoriter disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan budget inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun budget atau dianggap akan terlalu lama atau tidak tepat.

2) Demokrasi atau bottom up

Metode demokrasi disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun budget yang akan dicapainya di masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun budget dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut. 3) Campuran atau top down dan bottom up

Metode ini adalah campuran dari kedua metode di atas. Di sini perusahaan menyusun budget dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.


(32)

2. Pelaksanaan

Laporan realisasi suatu anggaran merupakan hal yang sangat penting dalam pengendalian suatu organisasi. Usry, yang diterjemahkan oleh Krista (2009: 14), mengatakan bahwa untuk dapat mengendalikan biaya, akuntan biaya dapat menggunakan jumlah biaya yang telah ditetapkan sebelumnya yang disebut biaya standar. Laporan yang demikian lebih dikenal dengan laporan pertanggungjawaban. Laporan realisasi anggaran merupakan sumber informasi bagi manajer dalam memonitor atau mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan berdasarkan rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Halim dan Kusufi (2012: 131), tolak ukur kinerja pada program dan pelaksanaan anggaran harus sesuai dengan rancangan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan pada rencana strategis, yang merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, dan strategi organisasi pada tahap perencanaan strategis. Pada tahap implementasi, organisasi melakukan pengukuran kinerja untuk mengetahui tingkat pencapaian strategi dalam mencapai tujuan organisasi. Ukuran tersebut mengacu pada ukuran yang ditetapkan pada tahap perencanaan strategis agar tidak terjadi penyimpangan dan ketidakadilan dalam memberikan penilaian.

Afiah (2010: 166) mengatakan bahwa laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber dana ekonomi yang dikelola oleh pemerintahan daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode


(33)

pelaporan. Realisasi anggaran dapat diperoleh dari suatu laporan akuntansi dalam bentuk laporan realisasi anggaran yang dibuat secara periodik. Laporan realisasi anggaran selanjutnya akan disebarluaskan kepada manajer untuk dievaluasi dan dianalisis. Hasil laporan mengenai perbandingan antara anggaran dan realisasinya merupakan suatu umpan balik bagi manajemen untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Laporan kinerja adalah laporan yang rinci kepada manajemen dengan membandingkan antara realisasi dengan anggaran.

3. Pengendalian

a. Definisi Pengendalian.

Menurut Sumarsan (2010: 3), pengendalian merupakan suatu proses yang mengarahkan, meluruskan, dan menjadikan segala sesuatu dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Adisaputro dan Anggarini (2011: 3) mengatakan pengendalian merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa pelaksanaan yang efisien mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian menyajikan penetapan sasaran-sasaran dan standar sebagai pembanding antara prestasi yang telah dicapai dengan sasaran dan standar yang telah ditetapkan, dan perlunya tindakan korelasi jika terjadi penyimpangan.

b. Fungsi Pengendalian (Controlling)

Menurut Sumarsan (2010: 2), fungsi controlling adalah untuk mendeteksi potensi adanya penyimpangan atau kelemahan yang terjadi


(34)

sebagai umpan balik (feed back) bagi manajemen dari suatu kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan.

Pelaksanaan

Umpan balik

Gambar I.

Hubungan antara Perencanaan dengan Hasil (output)

Hal-hal yang dicakup dalam fungsi pengendalian (controlling) ini meliputi penciptaan standar atau kinerja, pembandingan hasil monitoring dengan standar, pelaksanaan perbaikan atas penyimpangan, pemodifikasian dan penyesuaian metode pengendalian dari hasil pengendalian dan perubahan kondisi, serta mengkomunikasian revisi dan penyesuaiannya ke seluruh proses manajemen dengan harapan penyimpangan atau kelemahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali.

c. Proses Pengendalian (Controlling)

Robbins dan Coulter (2010:182-184) mengatakan pengendalian merupakan proses mengawasi (monitoring), membandingkan (comparing), dan mengoreksi (correcting) kinerja. Proses pengendalian mengasumsikan standar kinerja sudah ada lebih dulu. Proses pengendalian meliputi tiga tahap, yaitu mengukur kinerja aktual, membandingkan kinerja aktual dengan standar, dan mengambil tindakan manajerial untuk memperbaiki


(35)

penyimpangan atau untuk mengetahui ketidaksesuaian standar. Proses pengendalian anggaran dilihat dalam gambar berikut ini:

Gambar II. Proses pengendalian

Menurut Sumarsan (2010: 3), definisi pengendalian adalah hubungan antara prosedur dan sistem yang berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan.

Pengendalian akuntansi meliputi:

1. Penyusunan anggaran dan perencanaan. 2. Pelaksana rencana.

3. Pemantauan kinerja.

4. Mengevaluasi kinerja aktual terhadap rencana.

5. Memperbaiki pengendalian terhadap hal yang terjadi di luar situasi.

Tahap 2: Membandingkan

kinerja aktual dengan standarnya.

Tahap 3: Mengambil

tindakan manajerial. Tahap 1:

Mengukur kinerja aktual


(36)

C.Ciri-Ciri Anggaran

Tidak setiap rencana kerja bisa dikatakan sebagai anggaran. Rudianto (2009: 4) menyatakan bahwa anggaran memiliki ciri khusus yang membedakan dengan sekedar rencana. Berikut ini beberapa ciri khusus anggaran:

1. Dinyatakan dalam satuan moneter.

2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun. 3. Mengandung komitmen manajemen.

4. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana anggaran.

5. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah jika ada keadaan khusus. 6. Harus dianalisis penyebabnya, jika terjadi penyimpangan di dalam

pelaksanaannya.

D.Tujuan Penyusunan Anggaran

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 75), penyusunan anggaran operasi mempunyai empat tujuan utama, yaitu sebagai berikut:

1. Menyesuaikan rencana strategis.

2. Membantu mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian organisasi. 3. Memberikan tugas kepada manajer untuk mengotorisasi jumlah yang

berwenang.


(37)

E.Fungsi Anggaran

Menurut Mardiasmo (2009: 63), anggaran memiliki 3 (tiga) fungsi utama, yaitu sebagai alat perencanaan, alat pengendalian, dan alat penilaian kerja. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Anggaran sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)

Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran dibuat untuk merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh organisasi, berapa besar biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang ingin diperoleh. Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:

a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan.

b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaan.

c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun.

d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi. 2. Anggaran sebagai Alat Pengendalian

Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran organisasi. Rencana detail tersebut diperlukan agar pembelajaran yang dilakukan dapat dipertanggung- jawabkan kepada publik. Anggaran dapat digunakan untuk mengendalikan


(38)

alur pengeluaran supaya tidak terjadi pemborosan. Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:

a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan. b. Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfafourable variances) c. Menentukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan

tidak dapat dikendalikan (uncontrollable).

d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya. 3. Anggaran sebagai Alat Penilaian Kinerja

Anggaran merupakan wujud komitmen dari eksekutif publik kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan pelaksanaan efisiensi anggaran. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

F. Peranan Anggaran

Menurut Rosjidi (2001: 11), salah satu peran anggaran sektor publik adalah sebagai evaluasi. Agar setiap perencanaan kegiatan dan anggarannya dapat dipakai sebagai dasar penilaian, harus diciptakan acuan dalam bentuk standar-standar. Dengan adanya standar-standar tersebut, kinerja setiap pelaksanaan kegiatan dapat diukur dan dievaluasi. Hal yang dapat diukur dengan standar-standar itu adalah sebagai berikut:

1. Apakah kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan dan anggarannya?


(39)

2. Apakah pelaksanaan kegiatan tidak menyimpang dari peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku?

3. Apakah kegiatan sudah dilaksanakan secara efisien dan efektif berdasarkan pembanding yang sejenis sehingga bisa segera dilakukan tindakan korektif yang diperlukan apabila terjadi penyimpangan dan mencegah agar tidak terulang kembali?

G. Prinsip-Prinsip Anggaran

Mardiasmo (2009: 67-68) mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi beberapa hal berikut ini:

1. Otorisasi oleh Lembaga Legislatif

Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari lembaga legislatif terlebih dahulu sebelum lembaga eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

2. Komprehensif

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran. Oleh karena itu, adanya non-budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.

3. Keutuhan Anggaran

Semua penerimaan dan belanja harus terhimpun dalam dana umum. 4. Nondiscretionary Appropriation

Jumlah yang disetujui oleh dewan legistlatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif.


(40)

5. Periodik

Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi tahunan.

6. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.

7. Jelas

Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak membingungkan.

8. Diketahui Publik

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

H. Proses Penyusunan Anggaran

Menurut Mardiasmo (2009: 69), faktor dominan yang terdapat dalam proses pengganggaran adalah sebagai berikut:

1. Tujuan dan terget yang hendak dicapai.

2. Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah).


(41)

4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti: munculnya peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam dan sebagainya.

Menurut Nordiawan, dkk. (2010: 53), ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam proses penyusunan anggaran di suatu organisasi. Mereka menyatakan bahwa setidaknya ada empat pendekatan penyusunan anggaran, yaitu:

1. Pendekatan Tradisional

Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa setiap jenis biaya akan dinaikkan jumlahnya pada tingkat kenaikan yang relatif sama tanpa memperhatikan kebutuhan yang seharusnya.

2. Pendekatan Kinerja

Pendekatan kinerja diperkenalkan untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam pendekatan tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik. 3. Pendekatan Sistem Perencanaan Program, dan Anggaran Terpadu

(Planning, Programming, and Budgeting System-PPBS) PBBS.

Pendekatan sistem perencanaan ini merupakan upaya sistematis yang memperlihatkan integrasi dari perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran.


(42)

Pendekatan ini menyatakan bahwa setiap aktivitas atau program yang telah diadakan di tahun-tahun sebelumnya tidak secara otomatis dapat dilanjutkan. Setiap aktivitas harus dievaluasi setiap tahun untuk menentukan apakah aktivitas itu akan diadakan tahun ini atau tidak, dengan melihat kontribusi yang diberikan kepada tujuan organisasi.

I. Prinsip Pokok Dalam Siklus Anggaran

Menurut Mardiasmo (2009: 70), lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnya underfinancing atau overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran. Situasi seperti itu menyebabkan banyak layanan publik dijalankan tidak efisien dan kurang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan publik.

Prinsip-prinsip pokok siklus anggaran perlu diketahui dan dikuasai dengan baik oleh pihak penyelenggara. Siklus anggaran tersebut meliputi empat tahap yang terdiri atas:

1. Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)

Pada tahap persiapan anggaran, dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap persiapan anggaran adalah:

a. Uncertainty (tingkat ketidakpastian) yang cukup tinggi perlu diperhatikan dalam melakukan estimasi

b. Pendekatan bottom-up.


(43)

d. Pemerintah daerah bersama-sama dengan DPRD menetapkan arah dan kebijakan umum APBD.

2. Tahap Ratifikasi Angggaran

Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Integritas dan kesiapan mental yang cukup tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini karena pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan bantahan dari pihak legislatif.

3. Tahap Pelaksanaan Anggaran (Budget Implementation)

Dalam tahap pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan sistem pengendalian manajemen untuk mendukung pelaksanaan anggaran.

4. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran

Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran. Tahap persiapan, retifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas.


(44)

J. Analisis Pelaksanaan Anggaran

Fokus pengukuran kinerja berbasis anggaran adalah untuk mengetahui kinerja keuangan organisasi sektor publik, yaitu sejauh mana pengelolaan keuangan organisasi tersebut efisien dan efektif.

1. Efisiensi

Mardiasmo (2009:132) berpendapat bahwa efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktifitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan dengan input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya. Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi dan keluaran yang dihasilkan.

2. Efektivitas

Mardiasmo (2009: 132), menyatakan bahwa efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau terget kebijakan. Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan. Manfaat dari pengukuran tingkat efektivitas adalah untuk mengetahui berhasil tidaknya pencapaian tujuan anggaran yang memerlukan data-data realisasi pendapatan dan target pendapatan.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada Kongregasi SPM Provinsi Indonesia. Penelitian dipusatkan pada anggaran provinsi sehingga hasil dan kesimpulan yang diambil hanya terbatas pada hal tersebut.

B.Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Dewan Pengurus Provinsi dan Ekonom Kongregasi SPM Provinsi Indonesia periode tahun 2010-2016.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Kongregasi SPM, anggaran provinsi dan laporan realisasi anggaran provinsi tahun 2009-2013.

C.Data yang Diperlukan

Dalam penelitian ini, digunakan dua jenis data, yaitu kualitatif dan kuantitatif.

1. Data kualitatif adalah data yang disajikan secara deskriptif atau dalam bentuk uraian. Data ini berupa gambaran umum Kongregasi SPM Provinsi


(46)

Indonesia, struktur organisasi, pembagian tugas, dan wewenang serta proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran.

2. Data kuantitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk angka-angka yang menggambarkan data keuangan Kongregasi SPM tahun 2009-2013. Data ini meliputi laporan laba rugi, anggaran provinsi dan laporan realisasi anggaran.

D.Teknik Pengumpulan Data

Data-data dikumpulkan dengan teknik berikut ini:

1. Interview, yaitu melakukan wawancara langsung dengan mengadakan tanya jawab dengan Suster Pimpinan Kongregasi SPM, Ekonom SPM, dan Pimpinan Komunitas SPM.

2. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa Konstitusi dan Statuta Kongregasi SPM, Keputusan Kapitel SPM tahun 2010, Renstra, anggaran Provinsi Indonesia, anggaran rutin komunitas, Pedoman Pengelolaan Harta Benda Kongregasi SPM serta dokumen-dokumen lain yang bersifat tulisan tentang Kongregasi SPM.

E.Teknik Analisis Data

Data-data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan

membandingkannya dengan teori yang sudah diuraikan dalam bab II. Tujuan dari analisis data adalah:

1. Untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua dan ketiga. Dalam hal ini, teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan analisis


(47)

deskriptif. Analisis tersebut menggambarkan perbandingan penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran menurut teori-teori terkait anggaran yang ada di tinjauan pustaka dengan praktik penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran yang ada di Kongregasi SPM periode tahun 2009-2013.

Tabel 1.

Perbandingan Teori dan Implementasi Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Anggaran

Teori/Standar Praktik/Temuan Analisis A. Perencanaan

1. Merumuskan tujuan dan sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan. Mardiasmo (2009: 63) 2. Menentukan tujuan

perencanaan. Bastian (2010: 173) 3. Merencanakan berbagai

program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta

merencanakan alternatif sumber pembiayaan. Mardiasmo (2009: 63) 4. Mengalokasikan dana

pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun.

Mardiasmo (2009: 63) 5. Menentukan indikator dan

tingkatpencapaian strategi. Mardiasmo (2009: 63) 6.Mengembangkan dasar

pemikiran kondisi mendatang.


(48)

Lanjutan Tabel 1.

Perbandingan Teori dan Implementasi Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Anggaran

Teori/Standar Praktik/Temuan Analisis

7. Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan. Bastian (2010: 173) 8. Dinyatakan dalam satuan

moneter.

Rudianto (2009: 4)

9. Umumnya mencakup

kurun waktu satu tahun. Rudianto (2009: 4)

B. Pelaksanaan

1. Pelaksanaan anggaran merupakan sumber informasi bagi Pimpinan dalam memonitor atau mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai berdasarkan rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Usry (2009: 14) 2. Pelaksanaan anggaran

sesuai dengan rancangan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan pada rencana strategis. Halim dan Kusufi (2012: 131) 3. Menentukan tindakan

untuk mencapai tujuan. Bastian (2010: 173) 4. Pelaksanaan anggaran

sesuai dengan penjabaran dari visi, misi, tujuan, dan strategi organisasi pada tahap perencanaan strategis. Halim dan Kusufi (2012: 131)


(49)

Lanjutan Tabel 1.

Perbandingan Teori dan Implementasi Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Anggaran.

Teori/Standar Praktik/Temuan Analisis

5. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan penjabaran dari misi dan strategi organisasi pada tahap perencanaan strategis. Halim dan Kusufi (2012:131)

6. Pelaksanaan anggaran sesuai penjabaran dari tujuan, dan strategi organisasi pada tahap perencanaan strategis Halim dan Kusufi (2012:131)

7. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan penjabaran strategi organisasi pada tahap perencanaan strategis. Halim dan Kusufi (2012:131) 8. Pelaksanaan anggaran

sesuai dengan anggaran yang sudah diotorisasi oleh pimpinan.

Mardiasmo (2009: 67-68) 9. Pelaksanaan anggaran

sesuai dengan rincian program rencana strategis. Halim dan Kusufi

(2012:131) C. Pengendalian

1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan. Mardiasmo (2009: 63) 2. Menghitung selisih

anggaran.


(50)

Lanjutan Tabel 1.

Perbandingan Teori dan Implementasi Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Anggaran.

Teori/Standar Praktik/Temuan Analisis

3. Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya. Bastian (2010: 173) 4. Menentukan penyebab

yang dapat dikendalikan dan tidak dapat

dikendalikan.

Mardiasmo (2009: 63) 5. Dianalisis penyebabnya,

jika terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaannya. Rudianto (2009: 4) 6. Merevisi standar biaya

atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

Mardiasmo (2009: 63) 7. Usulan anggaran disetujui

oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana anggaran.

Rudianto (2009:4) 8. Mengandung komitmen

manajemen. Rudianto (2009:4)

9. Mendeteksi potensi adanya penyimpangan dari suatu kegiatan yang dimulai dari tahap

perencanaan hingga tahap pelaksanaan.

Sumarsan (2010: 2) 10.Menciptaan standar atau

kinerja, pembandingan hasil monitoring dengan standar.


(51)

Lanjutan Tabel 1.

Perbandingan Teori dan Implementasi Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Anggaran.

Teori/Standar Praktik/Temuan Analisis

Menciptakan standar Pelaksanaan perbaikan atas penyimpangan. Sumarsan (2010: 2)

11.Memodifikasi dan penyesuaian metode pengendalian dari hasil pengendalian dan perubahan kondisi. Sumarsan (2010: 2)

12.Mengkomunikasian revisi dan penyesuaiannya ke seluruh proses manajemen dengan harapan

penyimpangan atau kelemahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali.

Sumarsan (2010: 2)

2. Untuk menjawab rumusan masalah keempat dan kelima, pelaksanaan anggaran Kongregasi SPM diukur dengan rasio efisiensi dan efektivitas. Selanjutnya, dari hasil rasio efisiensi dan efektivitas tersebut, dilakukan analisis trend tingkat efisiensi dan trend tingkat efektivitas.

a. Rasio Efisiensi

Pengukuran tingkat efisiensi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efisiensi dari pelaksanaan suatu kegiatan dengan mengukur input


(52)

Pengeluaran Tingkat Belanja Efisiensi 2009

2010 2011 2012 2013 Rata-rata

Tahun Pendapatan Kriteria

yang digunakan dan membandingkan dengan output yang dihasilkan. Dalam hal ini, diperlukan data-data realisasi pengeluaran belanja dan realisasi pendapatan. Tingkat efisiensi diukur dengan cara membandingkan realisasi pengeluaran belanja dengan realisasi pendapatan.

Berikut formula untuk mengukur tingkat efisiensi:

Sumber: Halim (2001:127)

Tabel 2. Analisis Tingkat Efisiensi

Perencanaan dan pelaksanaan anggaran dinilai baik atau efisien apabila realisasi belanja lebih kecil dari jumlah yang dianggarkan. Sebaliknya, jika realisasi belanja lebih besar dari jumlah yang dianggarkan, perencanaan dan pelaksanaan anggaran dinilai kurang baik atau kurang efisien. Hal tersebut mengindikasikan pengendalian anggaran kongregasi lemah karena ada biaya/belanja yang dikeluarkan di luar perencanaan anggaran.


(53)

Untuk mengetahui hasil perbandingan antara realisasi pengeluaran dan realisasi penerimaan dengan menggunakan ukuran efisiensi tersebut, penilaian kinerja keuangan dapat ditentukan sebagai berikut:

Tabel 3. Kriteria Penilaian Efisiensi Pengelolaan Keuangan Daerah

Persentase Kinerja

Kriteria Keuangan

100% ke atas Tidak efisien

90% - 100% Kurang efisien

80% - 90% Cukup efisien

60% - 80% Efisien

dibawah 60% Sangat efisien

Sumber Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 1996

b. Efektivitas

Tingkat efektivitas diukur untuk mengetahui berhasil tidaknya pencapaian tujuan anggaran. Tingkat efektivitas dapat dihitung dengan cara membandingkan realisasi pendapatan dengan target pendapatan dikalikan seratus persen. Berikut formula untuk mengukur tingkat efektivitas:

Rasio Efektivitas = (Realisasi Pendapatan/ Target Pendapatan) x 100 % Sumber: Halim (2001:127)


(54)

Tabel 4. Analisis Tingkat Efektivitas

Efektivitas berfokus pada outcome (hasil). Suatu program/kegiatan dikatakan efektif jika output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan. Semakin tinggi persentase rasio menunjukkan semakin efektif perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran. Sebaliknya, bila persentase rasio efektivitas ini kecil, perencanaan, pengendalian dan pengendalian anggaran lemah.

Perencanaan dan pelaksanaan anggaran dinilai baik atau efektif apabila trend tingkat efektivitas naik. Sebaliknya, jika trend tingkat efektivitas cenderung turun, perencanaan dan pelaksanaan anggaran kongregasi tidak efektif.

Tabel 5, menunjukkan kriteria penilaian efektivitas pengelolaan keuangan organisasi sektor publik.

Realisasi Target Tingkat

Pendapatan Pendapatan Efektivitas

2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata


(55)

Tabel 5. Kriteria Penilaian Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Persentase Kinerja

Kriteria Keuangan

Di atas 100% Sangat efektif

90% - 100% Efektif

80% - 90% Cukup efektif

60% - 80% Kurang efektif

dibawah 60% Tidak efektif

Sumber Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 1996

Semakin tinggi persentase rasio menunjukkan semakin efektif perencanaan dan pengendalian anggaran. Sebaliknya, bila persentase rasio efektivitas ini kecil, perencanaan dan pengendalian anggaran lemah.

c. Analisis Trend

Analisa trend dilakukan untuk menunjukkan rasio efisiensi dan rasio efektivitas. Dari hasil tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran periode 2009-2013 tersebut, dilakukan analisa trend. Dengan cara hasil persentase dari tingkat efisien dan efektifitas tersebut dibuat garis trend. Hal ini dilakukan untuk melihat kecenderungan (trend) angka-angka rasio tersebut sehingga dapat diperoleh gambaran apakah rasio-rasio efisien dan efektifitas cenderung naik, turun atau relatif konstan. Dari gambaran ini, akan dapat dideteksi masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi dan dapat diobservasi baik buruknya pengelolaan organisasi.


(56)

BAB IV

GAMBARAN UMUM KONGREGASI SPM

A.Sejarah Singkat Kongregasi SPM

Kongregasi SPM Amersfoort berdiri di Amersfoort, Belanda, pada tanggal 29 Juli 1822. Kongregasi SPM didirikan oleh Pater Mathias Wolff, SJ dan beberapa orang lainnya. St. Julie Billart merupakan Ibu Rohani Kongregasi SPM. Kongregasi SPM berkarya di Belanda, Indonesia dan Malawi, selanjutnya disebut Provinsi Belanda, Provinsi Indonesia dan Regio Malawi. Selanjutnya Kongregasi SPM yang berada di Indonesia disebut dengan Kongregasi SPM Provinsi Indonesia.

Kongregasi SPM Provinsi Indonesia mulai berkarya pada tanggal 11 Oktober 1926. Karya tersebut dimulai oleh 7 Suster SPM dari Amersfoort, Belanda, yang datang ke Indonesia atas undangan Pater Cyprianus Verbeek, O.Carm dan didukung oleh Mgr. Clemens Van Der Pas, O.Carm selaku pemimpin misi. Rombongan Suster SPM yang dipimpin oleh Moeder Oda Van Der Post mulai berkarya di Probolinggo, Jawa Timur, dengan menangani karya pendidikan dan pembinaan kristiani.

Saat ini, para Suster SPM Provinsi Indonesia menyebar di berbagai wilayah layanan, yaitu 30 komunitas di Indonesia dan satu komunitas di Baras, Filipina. Dengan wilayah layanan yang luas tersebut, dibutuhkan pengelolaan finansial dan SDM yang efektif dan efisien demi semakin meningkatnya kualitas pelayanan. Salah satu bentuk pengelolaan finansial yang dilakukan adalah


(57)

penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran pada setiap unit karya dan komunitas.

B. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kongregasi SPM

Visi Kongregasi SPM Provinsi Indonesia adalah terwujudnya komunitas hidup baru di mana kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah terpenuhi seturut teladan hidup Yesus dan Maria.

Misi Kongregasi SPM Provinsi Indonesia adalah membaktikan diri secara total dalam komunitas, seturut teladan hidup Yesus dan Maria, untuk mengembangkan pribadi yang integral dan menjunjung tinggi keadilan dan kedamaian melalui pelayanan pembinaan, pendidikan, pastoral dan sosial khususnya untuk mereka yang miskin dan tersisih.

Tujuan Kongregasi SPM Provinsi Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Menjadi saudara satu sama lain, saling peduli dan berbagi.

2. Berkembangnya kualitas yang integral dari masing-masing pribadi. 3. Terwujudnya kesetaraan dan keadilan.

4. Penyerahan diri secara total kepada Allah.

Sasaran dan strategi yang ditetapkan Kongregasi SPM sebagai tolak ukur untuk mencapai visi, misi dan tujuan kongregasi yaitu:

1. Penataan berbagai bidang dalam Provinsi Indonesia (Provindo).

2. Fokus 6 tahun diarahkan pada kualitas integral masing-masing pribadi dan persekutuan.


(58)

C. Struktur Organisasi Kongregasi SPM

Fungsi struktur dalam suatu organisasi adalah untuk memberikan informasi kepada seluruh anggotanya tentang kegiatan atau pekerjaan apa yang harus ia kerjakan, kepada siapa harus berkonsultasi atau bertanggung jawab. Dengan demikian, proses kerjasama menuju pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi dapat terwujud sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Gambaran struktur organisasi yang jelas akan memberikan kemudahan bagi pimpinan untuk mendistribusikan tugas dan wewenang kepada seseorang yang tepat sehingga daya guna dan hasil guna dapat terwujud. Struktur organisasi juga dibutuhkan dalam proses penyusunan anggaran.

Adanya struktur organisasi, memungkinkan perencanaan yang sudah dinyatakan dalam anggaran dapat direalisasikan dan dievaluasi penggunaannya sesuai dengan visi, misi, tujuan dan rencana strategis. Struktur organisasi Kongregasi SPM, terdiri atas 3 hal, yaitu: struktur organisasi kepemimpinan, operasional dan pelayanan Kongregasi SPM. Menurut Konstitusi Kongregasi SPM (1984: 108-109), kepemimpinan Kongregasi SPM Provinsi Indonesia adalah Dewan Pengurus Provinsi atau DPP, terdiri atas pemimpin provinsi dan 4 anggota yang disebut asisten. Anggota DPP dipilih oleh kapitel provinsi. Kapitel provinsi yang juga disebut sidang provinsi yang mewakili semua suster provinsi, merupakan instansi tertinggi yang mengambil keputusan-keputusan dan menjalankan koordinasi selama bersidang. Berikut ini gambar struktur organisasi Kongregasi SPM:


(59)

Gambar III: Struktur Organisasi Kepemimpinan Kongregasi SPM

Sumber: Renstra Keputusan Kapitel SPM Tahun 2010

PROVINSI – DP PROVINDO

Sekretaris

Ekonom

1.Arsip keseluruhan Provinsi

2.Arsip Pribadi Anggota (berisi semua data dan informasi sebagai anggota tarekat ) Kepegawaian

1.Anggota Provindo

2.Karyawan Biara

PIKO

PIKO

PIKO

Komunitas

Komunitas Komunitas


(60)

Garis Komando

Garis Komunikatif

Gambar IV. Stuktur Organisasi Operasional Kongregasi SPM

Sumber: Renstra Keputusan Kapitel SPM Tahun 2010

KAPITEL

Provinsial

DP PROVINDO

Komisi Sekretariat

Komisi Ekonomat Komisi

Sosial

Komisi Pembinaan Komisi

Pendidikan

Komisi Hidup Pekutuan

Pimpinan Komunitas

Komunitas Komunitas Komunitas


(61)

Gambar V. Struktur Organisasi Pelayanan Kongregasi SPM Provinsi Indonesia

Sumber: Renstra Keputusan Kapitel SPM Tahun 2010

Provinsial

DP PROVINDO

Sekretaris

Ekonom

1. Arsip Provinsi. 2. Arsip Kepengurusan. 3. Arsip Museum. Keuangan

1.Pengelolaan 2.Investmen 3.Fund

resources

Kepegawaian 1.Anggota Provindo 2.Karyawan

Biara

1.Tanah 2.Gedung 3.Inventaris

Fonds 1.3K 2.Kesehatan

POKJA KOMISI


(62)

D. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Ekonomat

Menurut Rencana Strategis Keputusan Kapitel Provinsi Indonesia (2010: 218), visi Ekonomat Kongregasi SPM adalah terwujudnya akuntabilitas, kualitas, dan kemandirian finansial kongregasi demi kesejahteraan hidup bersama dan dalam semangat kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah.

Misi Ekonomat SPM adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan akuntabilitas yang tertib hukum dan administrasi, kredibel, transparan, akurat, dan kontinu.

2. Meningkatkan kualitas SDM yang profesional, memiliki integritas, setia pada komitmen, dan kerjasama.

3. Mengupayakan kemandirian finansial secara kreatif, adil, antisipatif, proaktif, dan visioner.

4. Mengusahakan hidup sehat, penuh syukur, dan damai serta memberikan apresiasi untuk mencapai kesejahteraan hidup.

5. Mewujudkan spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah dengan bersikap inklusif, berbela rasa, dan lebih berpihak pada yang miskin.

Sasaran yang digunakan untuk mencapai visi, misi dan tujuan ekonomat adalah:

1. Komunitas SPM dan Unit Karya SPM tertib hukum dan administrasi, kredibel, transparan, akurat, dan kontinu.

2. Para Suster dan Mitra Kerja SPM memiliki kualitas profesional, integritas, komitmen dan kerja sama.


(63)

3. Komunitas dan Unit Karya SPM mengupayakan kemandirian finansial secara kreatif, adil, antisipatif, proaktif, dan visioner.

4. Setiap pribadi SPM hidup sehat, penuh syukur, dan damai serta memberikan apresiasi untuk mencapai kesejahteraan hidup.

5. Setiap pribadi SPM dan Mitra Kerja SPM bersikap inklusif, berbela rasa, dan lebih berpihak pada yang miskin.

Yang dimaksud dengan strategi adalah cara-cara untuk mewujudkan visi, misi, dan sasaran yang telah dirumuskan. Strategi dirumuskan dalam bentuk program-program yang sifatnya masih umum, namun diusahakan untuk dicari indikator pelaksanaannya. Komponen strategi meliputi: bidang program strategis, program strategis, dan rincian program.

Dengan mengacu pada perumusan visi, misi dan sasaran tersebut di atas, Komisi Yuridis Ekonomi SPM merumuskan bidang program strategis meliputi: 1. Bidang pengembangan akuntabilitas.

2. Bidang pengembangan kualitas.

3. Bidang pengembangan kemandirian finansial. 4. Bidang kesejahteraan hidup.

5. Bidang pengembangan kesamaan martabat manusia sebagai Citra Allah.

Rencana strategis Komisi Ekonomat SPM periode tahun 2010-2016 dijabarkan dalam rincian program tahunan pada tabel 6.


(64)

Tabel 6.

Rencana Strategis Komisi Ekonomat Periode 2010-2016 No Bidang

Strategi Program Strategi Rincian Program

1. Pengembangan Akuntabilitas

1.1.Tertib hukum

& administrasi 1.1.4. Menciptakan struktur dan sistem yang disepakati. 1.1.6. Menciptakan mekanisme &

sistem control keuangan.

1.2. Kredibel 1.2.1. Meningkatkan tanggung Jawab

1.3. Transparan 1.3.1. Meningkatkan sikap saling terbuka.

1.3.2. Meningkatkan penyusunan informasi keuangan yang jelas.

1.3.3. Membudayakan sosialisasi kinerja keuangan

1.4. Akurat 1.4.2. Meningkatkan sikap teliti, disiplin, tekun, serius, dan cekatan.

1.5. Kontinuitas 1.5.1. Memanfaatkan system control secara optimal. 1.5.2. Menyusun anggaran dan 1.5.3. Laporan keuangan tepat

waktu.

1.5.4. Mengalokasikan dana investasi dalam manusia dan dana kesehatan.

1.5.5. Meningkatkan evaluasi dan penataan.

2. Pengembangan

kualitas

2.1.Profesionalitas 2.1.2. Meningkatkan sikap konsisten.

2.1.5. Meningkatkan sikap fleksibel.


(65)

Lanjutan Tabel 6.

Rencana Strategis Komisi Ekonomat Periode 2010-2016 No Strategi Bidang Program Strategi Rincian Program

2.2.Komitmen 2.2.3. Mengalokasikan dan

memanfaatkan dana untuk meningkatkan kualitas dan investasi dalam manusia

2.3.Kerjasama 2.3.1. Membangun jejaring internal dan eksternal.

4. Pengembangan kesejahteraan hidup

4.1.Sehat 4.1.1. Membudayakan pola makan

bergizi (sehat jasmani)

5. Pengembangan kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah

5.1.Bela rasa 5.1.1. Meningkatkan sikap solider 5.1.2. Meningkatkan sikap setia

kawan.

5.1.3. Meningkatkan sikap peduli

5.2. Lebih berpihak pada yang miskin

5.2.1. Meningkatkan sikap rela berbagi.

5.2.2. Meningkatkan sikap tanpa pamrih.

5.2.3. Meningkatkan sikap empati.

Sumber: Rencana Strategis Keputusan Kapitel Provinsi Indonesia tahun 2010

E. Tugas dan Wewenang DPP, Ekonom dan Pimpinan Setempat

Deskripsi jabatan atau job description merupakan suatu pernyataan yang teratur dari suatu jabatan yang berisi penjelasan tentang berbagai tugas, dan fungsi suatu jabatan. Pernyataan disusun dengan bahasa yang mudah dipahami guna menghindari timbulnya kesalahpahaman dan perbedaan


(66)

pengertian dari masing-masing bagian dan jabatan di dalam organisasi. Berdasarkan struktur organisasi yang ada.

Berikut ini akan diuraikan secara sederhana tugas dan fungsi masing-masing bagian struktur organisasi yang ada di Kongregasi SPM.

1. Tugas Dan Wewenang Dewan Pengurus Provinsi (DPP)

Menurut Konstitusi SPM (1984: 110), tugas, tanggung jawab dan wewenang Dewan Pengurus Provinsi (DPP) adalah:

a. Tugas utama pemimpin provinsi ialah bersama dengan dewannya, mengemudikan provinsi dengan melayani seturut semangat Yesus dari Nasaret, sebagaimana kita ungkapkan dalam spiritualitas kepemimpinan sesuai dengan kharisma kongregasi.

b. Pemimpin provinsi mengetuai dewannya dan secara resmi mewakili provinsi.

c. Pemimpin provinsi, dengan persetujuan dewannya, bertanggungjawab mempersiapkan kapitel provinsi dengan baik.

d. Pemimpin provinsi, dengan persetujuan dewannya, mempertanggung-jawabkan pelaksanaan kebijakan dibidang spiritual, kemasyarakatan dan keuangan, yang dinyatakan dalam laporan evaluasi. Laporan ini diajukan kepada kapitel umum.

e. Pemimpin provinsi, dengan persetujuan dewannya, dapat mendirikan rumah setelah bermusyawarah dengan pemimpin umum dan dewannya serta dengan persetujuan tertulis dari uskup setempat.


(67)

f. Sekurang-kurangnya satu kali dalam masa jabatannya, pemimpin provinsi atau salah seorang asistennya mengunjungi tiap komunitas dan menawarkan kesempatan kepada para suster untuk mengadakan wawancara pribadi.

2. Tugas-tugas Ekonom Provinsi/ Regio

Menurut Konstitusi SPM (1984: 117), tugas ekonom provinsi adalah sebagai berikut:

a. Ekonom provinsi/regio mengelola harta milik provinsi/regio serta harta milik pribadi para suster yang secara sah terdaftar dalam provinsi/regio. Pengelolaan ini dilaksanakan atas penugasan pemimpin provinsi/regio. b. Ekonom provinsi/regio memberi nasehat kepada Dewan Pengurus

Provinsi/Regio mengenai kebijakan provinsi/regio dalam hal keuangan dan ekonomi.

c. Ekonom provinsi/regio berusaha menyusun laporan dan menyampaikan neraca tahunan provinsi/regio mengenai tahun anggaran yang lampau dan anggaran belanja untuk tahun yang akan datang kepada Dewan Pengurus Umum .

d. Ekonom provinsi/regio menyampaikan nasehat tertulis kepada Dewan Pengurus Provinsi/regio mengenai neraca-neraca tahunan serta rancangan anggaran-anggaran yang disampaikan oleh pengurus masing-masing rumah.


(68)

e. Ekonom provinsi/regio menyusun laporan mengenai caranya mengelola keuangan dan ekonomi provinsi/regio selama masa jabatan yang lampau, untuk disajikan kepada kapitel provinsi/regio.

3. Tugas dan Wewenang Pimpinan Setempat

Menurut Pedoman Pengelolaan Harta Benda dan Uang Kongregasi SPM (1986: 15-16), tugas, tanggungjawab dan wewenang pimpinan setempat atau pimpinan komunitas (Piko) adalah:

a. Memelihara dan mengelola harta benda bergerak dan tidak bergerak, yang dimiliki lingkup komunitas dan karya yang dipercayakan padanya. b. Memperoleh dan memindahtangankan harta benda bergerak dan tidak

bergerak, sesuai dengan pedoman yang berlaku.

c. Membuat anggaran belanja dan menyusun laporan tahunan komunitas. d. Membagi dana yang sudah dianggarkan dan disetujuhi DPP, menurut

prioritas yang disepakati komunitas.

e. Menerima, mengoreksi/meneliti dan mengesahkan laporan bulanan/ laporan tahunan setiap unit karya, komunitas, dan meneruskannya ke DPP.

f. Mencari dana baru.

g. Mengawasi penggunaan harta benda dan uang.

h. Pengatur pelaksanaan keluar masuknya uang dan barang sumbangan yang telah disetujui DPP.


(1)

2009 2010

PENDAPATAN

PENDAPATAN OPERASIONAL

Pendapatan Suster 2,049,394,000 2,132,854,500

Pendapatan Usaha Suster 122,950,000 134,980,000

Sumbangan 511,100,000 510,400,000

2,683,444,000 2,778,234,500 DARI KARYA 15,000,000,000 15,000,000,000 PENDAPATAN DI LUAR OPERASIONAL

Bunga Bank & Selisih Kurs 300,750,000 4,000,700,000

Pendapatan Lain 75,260,000 109,960,000

376,010,000 4,110,660,000

JUMLAH PENDAPATAN 18,059,454,000 21,888,894,500

B I A Y A

BIAYA OPERASIONAL

Biaya Hidup Suster 4,315,950,000 4,660,491,600 Biaya Tenaga Kerja 1,194,110,000 1,402,001,200

Biaya Umum dan Administrasi 5,802,210,500 9,660,520,000

11,312,270,500 15,723,012,800

SUBSIDI KARYA 1,500,000,000 1,500,000,000 BIAYA LAIN-LAIN 137,050,000 107,750,000

JUMLAH BIAYA 12,949,320,500 17,330,762,800


(2)

Lanjutan Lampiran 4.

ANGGARAN PROVINSI INDONESIA

TAHUN 2011

( DALAM SAT UAN RUPIAH )

2010 2011

PENDAPATAN

PENDAPATAN OPERASIONAL

Pendapatan Suster 2,132,854,500 2,598,314,600

Pendapatan Usaha Suster 134,980,000 181,200,000

Sumbangan 510,400,000 518,200,000

2,778,234,500 3,297,714,600 DARI KARYA 15,000,000,000 15,000,000,000 PENDAPATAN DI LUAR OPERASIONAL

Bunga Bank & Selisih Kurs 4,000,700,000 3,500,760,000

Pendapatan Lain 109,960,000 77,240,000

4,110,660,000 3,578,000,000

JUMLAH PENDAPATAN 21,888,894,500 21,875,714,600

B I A Y A

BIAYA OPERASIONAL

Biaya Hidup Suster 4,660,491,600 4,842,203,000

Biaya Tenaga Kerja 1,402,001,200 1,415,471,400

Biaya Umum dan Administrasi 9,660,520,000 10,326,012,000

15,723,012,800 16,583,686,400

SUBSIDI KARYA 1,500,000,000 1,500,000,000 BIAYA LAIN-LAIN 107,750,000 131,195,000

JUMLAH BIAYA 17,330,762,800 18,214,881,400


(3)

2011 2012

PENDAPATAN

PENDAPATAN OPERASIONAL

Pendapatan Suster 2,598,314,600 2,798,868,400

Pendapatan Usaha Suster 181,200,000 167,730,000

Sumbangan 518,200,000 516,965,700

3,297,714,600 3,483,564,100 DARI KARYA 15,000,000,000 19,004,700,000

PENDAPATAN DI LUAR OPERASIONAL

Bunga Bank & Selisih Kurs 3,500,760,000 2,601,010,000

Pendapatan Lain 77,240,000 92,880,000

3,578,000,000 2,693,890,000

JUMLAH PENDAPATAN 21,875,714,600 25,182,154,100

B I A Y A

BIAYA OPERASIONAL

Biaya Hidup Suster 4,842,203,000 5,636,660,000

Biaya Tenaga Kerja 1,415,471,400 1,436,425,000

Biaya Umum dan Administrasi 10,326,012,000 10,691,158,900

16,583,686,400 17,764,243,900

SUBSIDI KARYA 1,500,000,000 1,500,000,000 BIAYA LAIN-LAIN 131,195,000 129,895,000

JUMLAH BIAYA 18,214,881,400 19,394,138,900


(4)

Lanjutan Lampiran 4.

ANGGARAN PROVINSI INDONESIA

TAHUN 2013

( DALAM SAT UAN RUPIAH )

2012 2013

PENDAPATAN

PENDAPATAN OPERASIONAL

Pendapatan Suster 2,798,868,400 2,877,653,600

Pendapatan Usaha Suster 167,730,000 169,550,000

Sumbangan 516,965,700 509,650,000

3,483,564,100 3,556,853,600 DARI KARYA 19,004,700,000 16,000,000,000

PENDAPATAN DI LUAR OPERASIONAL

Bunga Bank & Selisih Kurs 2,601,010,000 3,001,070,000

Pendapatan Lain 92,880,000 62,175,000

2,693,890,000 3,063,245,000

JUMLAH PENDAPATAN 25,182,154,100 22,620,098,600

B I A Y A

BIAYA OPERASIONAL

Biaya Hidup Suster 5,636,660,000 6,282,045,000

Biaya Tenaga Kerja 1,436,425,000 1,392,028,952

Biaya Umum dan Administrasi 10,691,158,900 8,831,970,000

17,764,243,900 16,506,043,952

SUBSIDI KARYA 1,500,000,000 700,000,000

BIAYA LAIN-LAIN 129,895,000 126,465,000

JUMLAH BIAYA 19,394,138,900 17,332,508,952


(5)

1

Gedung TK di Filipina Pembangunan TKK Baras-Filinina 1,500,000,000 Sudah terlaksana

2

Ruman Para Suster Lanjut Usia Renovasi: pasang keramik, penataan ulang ruangan, dll. 2,000,000,000 Sudah terlaksana

3

Panitia Ad Hoc pemekaran Kegiatan Komisi 150,000,000 Sudah terlaksana

4

Kelompok Kerja (Pokja) Kegiatan Komisi 501,225,000 Sudah terlaksana

5

Provinsialat Inventaris: mobil, netbook, kamus elektrik, tablet, LCD 225,000,000 Sudah terlaksana

6

Komunitas Probolingo Perbaikan dan pengecatan rumah induk 43,700,000 Sudah terlaksana

7

Komunitas Postulat Perbaikan dan pengecatan tembok belakang 35,000,000 Sudah terlaksana

8

Komunitas Promasan Perbaikan talang 5,000,000 Sudah terlaksana

9

Komunitas Lumajang Perbaikan dan pengecatan rumah induk 102,500,000 Sudah terlaksana

10

Komunitas Yogyakarta Perbaikan talang dan listplang 9,693,000 Sudah terlaksana

11

Komunitas Puteran Pengecatan pintu dan jendela 10,600,000 Sudah terlaksana

12

Komunitas Pelaihari Renovasi biara Banjarmasin 382,000,000 Sudah terlaksana

13

Komunitas Pandan 2a Peredam suara ruang khusus untuk pembinaan Suster Yunior 7,500,000 Sudah terlaksana

14

Komunitas Tumpang Sepeda motor 12,000,000 Sudah terlaksana

15

Komunitas Inventaris seluruh komunitas 50,800,000 Sudah terlaksana

16

TK,SD,SM P, SM A Perbaikan gedung beberapa sekolah 2,866,580,100 Sudah terlaksana

17

SDK M ater Dei Tambahan bangunan kelas (tahap 1) 450,000,000 Belum terlaksana karena terhambat IMB.

18

SDK Angela Surabaya Perbaikan atap aula 260,043,300 Sudah terlaksana

19

Asrama Guru PDP Bongkar total, karena bangunan sudah rapuh. 889,500,000 Sudah terlaksana

20


(6)

LAPORAN PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2013 PROVINSI INDONESIA

NO U N I T U R A I A N ANGG.2013 KETERANGAN

21

Asrama St. Yan Probolinggo Perbaikan kamar mandi, tembok asrama 29,585,000 Sudah terlaksana

22

Asrama Ave M aria Longikis Renovasi gedung 60,000,000 Sudah terlaksana

23

Asrama putri Grogot Perbaikan ruang ganti anak-anak 100,000,000 Sudah terlaksana

24

Asrama St. Maria Pelaihari Renovasi gedung 29,490,500 Sudah terlaksana

25

Kantor BS Inventaris asrama, kantor BS 64,600,000 Sudah terlaksana

26

Kebun Pelaihari Penghijauan kebun dekat lahan sawit 20,000,000 Belum terlaksana

27

Kebun Banjarbaru Bibit sengon 13,000,000 Belum terlaksana

28

Rumah Pembinaan St. Yulia Perbaikan jalan penghubung antar bangunan 142,000,000 Sudah terlaksana

29

Rumah Pembinaan BT Renovasi bangunan dimakan rayap 161,500,000 Sudah terlaksana

JUMLAH 10,151,316,900

Keterangan

Anggaran khusus tahun 2013 yang terlaksana 9,668,316,900

Anggaran khusus tahun 2013 yang belum terlaksana 483,000,000

Total 10,151,316,900