65 tingkat  kecerahan  dari  sinyal  luminansi  Y  yang  membentuk  tangga  abu-abu
terletak diantara level putih 10 dan level hitam 75.
Gambar 3.13. Permasalahan modulasi 100 dari Sinyal Video Negatif
Sedangkan  level  100  merupakan  batas  puncak  dari  pulsa  sinkronisasi.  Untuk warna kuning yang mempunyai hue dengan tingkat kecerahan paling tinggi posisi
modulasi diletakan pada titik skala tangga abu-abu diatas putih, sedangkan untuk warna  biru  posisi  modulasi  diletakan  pada  titik  skala  tangga  paling  gelap  atau
sebelum  hitam.  Sinyal  vektor  perbedaan  warna  termodulasi  V
F
’  dan  tereduksi dapat dinyatakan seperti persamaan 3.5 berikut:
  
2 Y
B 2
Y R
F
V -
V V
V V
 
3.5
 
 
 
 
2 Y
B 2
Y R
F
U -
U w
U U
v U
 
3.6
11. Reduksi Untuk Modulasi Perbedaan Warna Biru B-Y
Dengan  menggunakan  persamaan  3.6,  maka  persamaan  faktor  reduksi  w untuk modulasi warna biru B dapat ditentukan, dengan harga sinyal perbedaan
warna  V
R
-V
Y
=  -0,11  dan  sinyal  perbedaan  warna  V
B
-V
Y
=  0,89,  dan  nilai tegangan  vektor  V
F
’= 0,44,  dengan  demikian  dihasilkan  persamaan  kuadrat
reduksi seperti berikut:
 
 
 
 
2 Y
B 2
Y R
F
V -
V w
V V
v V
 
3.7
 
 
 
 
2 2
0,89 w
11 ,
v 0,44
 
 
66
   
 
2 2
2 ±0,44
=  v  -0,11 +  w  0,89
 
 
 
 
Sehingga kuadrat reduksi tegangan untuk modulasi warna biru B
2 2
w 0,7921
v ,0121
,1936 
3.8
12. Reduksi untuk Modulasi Perbedaan Warna Merah R-Y.
Dengan menggunakan persamaan 3.6, maka persamaan faktor reduksi v untuk modulasi  warna  merah  R  dapat  ditentukan,  dengan  harga  sinyal  perbedaan
warna  V
R
-V
Y
=  0,7  dan  sinyal  perbedaan  warna  V
B
-V
Y
=  -0,3,  dan  nilai tegangan  vektor  V
F
’= 0,63,  dengan  demikian  dihasilkan  persamaan  kuadrat
reduksi seperti berikut:
 
 
 
 
2 Y
B 2
Y R
F
V -
V w
V V
v V
 
3.9
  
 
 
2 2
0,3 -
w 7
, v
0,63 
 
   
 
2 2
2 ±0,63
=  v  0,7 +  w  -0,3
 
 
 
 
2 2
w 0,09
v ,49
,3969 
3.10 Untuk menentukan nilai faktor reduksi w, untuk itu besarnya faktor reduksi v
dari persamaan 3.8 difaktorkan dengan bilangan 0,49, sehingga didapatkan persamaan 3.11 seperti berikut:
 
2 2
0,1936 x 0,49=  0,0121 v  + 0,7921 w x 0,49
2 2
w 0,388129
v 0,005929
0,0948 
3.11 Untuk menentukan nilai faktor reduksi w, untuk itu besarnya faktor reduksi v
dari persamaan 3.10 difaktorkan dengan bilangan 0,0121, sehingga didapatkan persamaan 3.12 seperti berikut:
 
2 2
0,3969 x 0,0121=  0,49 v  + 0,09 w x 0,0121
2 2
w 0,001090
v 0,005929
0,0048 -
 
3.12 Dengan mensubstitusikan persamaan 3.11 dan persamaan 3.12, maka faktor
reduksi w dapat ditentukan:
2 2
w 0,388129
v 0,005929
0,0948 
2 2
w 0,001090
v 0,005929
0,0048 -
 
67
2
w 0,387039
0,09 
0,24 0,387039
0,09 w
2
 
sehinggga faktor reduksi untuk sinyal perbedaan warna B-Y adalah:
w =  0,24 = 0,49
atau
2,03 0,49
1 Y
- B
1 w
1 
 
Dengan memasukan nilai faktor reduksi w = 0,49 kedalam persamaan 3.12, maka besarnya faktor reduksi v dari komponen R-Y dapat ditentukan:
 
0,24 0,09
v ,49
,3969
2
 
0,0216 v
,49 ,3969
2
 
0,0216 ,3969
v ,49
2
 
0,49 0,0216
- 0,3969
v
2
 0,76
0,49 0,3753
v
2
 
Dengan demikian besarnya faktor reduksi v dari komponen R-Y adalah:
0,87 0,76
v 
atau
13. Warna Kuning
Warna komplemen kuning merupakan penjumlahan dari warna dasar merah R dan  warna  dasar  hijau  G.  Didalam  warna  komplemen  kuning  mengandung
unsur  sinyal  perbedaan  warna  R-Y  dengan  nilai  0,11  danjuga  berisi  sinyal perbedaan warna B-Y dengan nilai -0,89. Dengan demikian untuk menentukan
besarnya  besarnya  faktor  reduksi  warna  kuning  cukup  difaktorkan  dengan  nilai vaktor reduksi v = 0,87, sehingga diperoleh nilai R-
Y’ sebesar: R-
Y’ = 0,87 x R-Y R-
Y’ = 0,87 x 0,11
1,14 0,87
1 Y
- B
1 v
1