43
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri
B.  Jawablah pertanyaan-petanyaan berikut ini dengan uraian yang jelas
1.  Xiao secara  imani  berari  memuliakan  hubungan.  Memuliakan  hubungan
yang dimaksud adalah? 2.  Tuliskan Lima Hubungan Kemasyarakatan Wu Lun
sebagai Jalan Suci yang harus ditempuh manusia di dunia
3. Sebutkan iga ingkatan berbaki kepada orang tua
4.  Jelaskan hal melakukan perawatan kepada orang tua 5.
Jelaskan awal dari laku baki kepada orang tua
di un
du h
da ri
psmk. ke
md ikb
ud .g
o. id
p smk
44 Kelas XI SMASMK
Nabi Kongzi sebagai Tian Zi Muo Duo
Bab 3
di un
du h
da ri
psmk. ke
md ikb
ud .g
o. id
p smk
45
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri
A. Nabi Kongzi sebagai Penyempurna Ru Jiao
Nabi Kongzi, Beliau bermarga Kong, bernama Qiu alias Zhongni, arinya, anak kedua dari Bukit Ni. Lahir
dari seorang ibu bernama Yan Zhengzai. Ayahnya adalah seorang perwira dari Negeri Lu, bernama
Kong Shu Liang He. Sebelum Zhongni lahir, Kong Shu Liang He telah
memiliki sembilan orang putri dan satu orang putra. Namun  sayangnya,  putra  satu-satunya  itu  memiliki
cacat pada kakinya sehingga dipandang idak cakap untuk melanjutkan keturunan keluarga Kong.
Mengingat  keadaan  keluarganya  yang  seperi  itu, Kong Shu Liang He menjadi sangat bersedih hai dan
berharap akan mendapatkan putra lagi. Ibunda Yan Zhengzai menganjurkan agar suaminya memohon
kepada Tuhan dengan melakukan sembahyang di bukit Ni. Maka demikianlah selanjutnya, Kong
Shu Liang He dan Ibunda Yan Zhengzai sering melakukan sembahyang di bukit Ni untuk memohon kepada Tuhan agar dikaruniakan seorang putra sebagai pelanjut
keturunan keluarga Kong.
Harapan  Shu  Liang  He  dan  Ibunda  Yan  Zhengzai  dikabulkan  oleh  Tuhan  Yang Maha Esa untuk mendapatkan seorang putra, hal ini menyebabkan Kongzi kecil
diberi nama Qiu alias Zhongni. Pada  waktu  itu,  di  Zhongguo  sedang  berkuasa  Dinasi  Zhou.  Dinasi  Zhou.
adalah dinasi keiga di Zhongguo, yang berkuasa dari tahun 1122–255 SM. Tahun 770–476  SM  adalah  masa  yang  dikenal  dengan  sebutan  zaman  Chun  Qiu  atau
Zaman  pertengahan  Dinasi  Zhou.  Pada  zaman  Chun  Qiu  ini,  kekuasaan  Dinasi Zhou sudah mulai melemah. Masa itu merupakan masa Feodalisik, di mana banyak
negara bagian memberontak dan saling berperang merebutkan wilayah kekuasaan. Kehidupan para panglima perangnya sama seperi kehidupan panglima perang pada
umumnya, dipenuhi dengan pembantaian, kelaparan, dan pesta pora.
Pada zaman yang kacau inilah, Qiu alias Zhongni Nabi Kongzi dilahirkan, pada tanggal 27 bulan 8 Yinli tahun 551 SM, di Negeri Lu salah satu negara bagian Dinasi
Zhou,  Kota  Zou  Yi,  di  sebuah  desa  bernama  Chang  Ping,  di  Lembah  Kong  Sang. Sekarang Jazirah Shandong Kota Qu Fu. Bagi keluarga Kong, kelahiran Kong Qiu
merupakan suatu rahmat dan harapan baru untuk dapat dilanjutkannya keturunan keluarga Kong.
Sumber : www.matakin.or.id
Gambar 3.1. Nabi Kongzi
Penyempurna Ru Jiao.
di un
du h
da ri
psmk. ke
md ikb
ud .g
o. id
p smk
46 Kelas XI SMASMK
Keika Nabi Kongzi dilahirkan, Shu Liang He telah berusia sangat lanjut. Menginjak usia Nabi Kongzi iga tahun, Shu Liang He wafat. Kong Qiu kecil dirawat dan menerima
pendidikan dari ibu dan nenek luarnya. Berkat kebijaksanaan dan keteguhan iman ibunda  Yan  Zhengzai,  di  kemudian  hari,  Qiu  berhasil  menjadi  seorang  besar  dan
memiliki kebijaksanaan inggi hingga menjadi guru pembimbing hidup bagi seluruh masyarakat umum pada masa itu.
Kong  Qiu  adalah  penganut  ajaran  Ru Jiao. Ru Jiao  arinya  agama  bagi  orang- orang yang lembut hai, yang terpelajar, dan terbimbing. Beliau adalah seorang yang
sangat menyukai belajar. Pada usia lima belas tahun, semangat belajarnya sudah mantap dan membara. Hal ini ditegaskan oleh Nabi sendiri dan menjadi catatan
pening tentang perjalanan kehidupannya. “Keika Aku berusia lima belas tahun, Aku hanya tertarik untuk belajar.” Inilah yang menjadi fondasi kokoh bagi kehidupannya,
yang dapat dibagi dalam sejumlah tahap:
“Usia  30  tahun,  tegaklah  pendirian.  Usia  40  tahun,  iada  lagi  keraguan dalam  pikiran.  Usia  50  tahun,  telah  mengeri  akan  irman  Thian.  Usia  60  tahun,
pendengaran telah menjadi alat yang patuh untuk menerima kebenaran. Dan usia 70 tahun, aku sudah dapat mengikui hai dengan idak melanggar garis kebenaran.”
Lunyu
II : 4. Karena semangat dan kemauan belajar yang inggi, Nabi memiliki kebijaksanaan
yang  sempurna.  Ditambah  dengan  sifat-sifat  kenabian  yang  memang  sudah  ada pada diri beliau sejak lahir, menjadikan Nabi Kongzi mampu menyempurnakan dan
menggenapi ajaran Ru, sekaligus sebagai penutup rangkaian wahyu yang diturunkan Tuhan melalui nabi-nabi sebelum Nabi Kongzi. Dari sini jelas diketahui, bahwa Nabi
Kongzi  bukanlah  pencipta,  melainkan  pelanjut,  penerus,  dan  penggenap  ajaran- ajaran yang memang sudah ada sebelumnya.
Nabi  Kongzi  bersabda,  “Aku  idak  mencipta,  Aku  hanya  menaruh  suka  pada ajaran-ajaran yang kuno itu.” Lunyu VII : 1
“Orang yang menyukai ajaran kuno dan dapat menerapkannya pada yang baru dia boleh dijadikan guru.”
Pada  masa  selanjutnya,  para  sarjana-sarjana  Barat  yang  dipelopori  oleh  FR. Mateo Ricci 1551-1610 Masehi menyebut Nabi Kongzi sebagai Confucius.
Nabi  Kongzi  adalah  seorang  pemikir  besar,  poliisi,  dan  pendidik  kebudayaan Cina yang terkemuka dan termasyur di seluruh pelosok Zhongguo. Nabi Kongzi
memang bukanlah pendiri sebuah agama baru, tetapi beliau adalah seorang yang sangat dalam perasaan keagamaannya. Nabi Kongzi hanya meneruskan ajaran yang
memang sudah ada sebelumnya, yaitu agama Ru , yang sudah dirinis diletakkan
dasar-dasarnya oleh Nabi Tang Yao  dan Nabi Yi Shun tahun 2357– 2205 SM. Nabi Kongzilah penyempurna dari agama yang sudah ada itu.
di un
du h
da ri
psmk. ke
md ikb
ud .g
o. id
p smk
47
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri
Nabi Kongzi menegaskan, bahwa kekuatan kebajikan nabi adalah Tian Tuhan
Yang Maha Esa yang menumbuhkannya. Beliau telah mengemban tugas suci Tuhan yang wajib diungkapkan dan ditebarkan, dan hal itu menjadi kekuatan bagi nabi
untuk menang atas segala kekecewaan dan tetap damai tenang menghadapi orang- orang yang memusuhi atau mengabaikannya. Alam pemikiran Nabi Kongzi dimulai
dari hal-hal yang bersifat “kemanusiaan” Ren Dao dan naik menuju kepada yang bersifat “Ketuhanan” Tian Dao.
Seperi  hal  para  nabi  sebelumnya,  Tuhan  pun  berkenan  menurunkan  wahyu kepada Nabi Kongzi, yaitu wahyu Yu Shu atau kitab Batu Kumala yang dibawa oleh
makhluk suci Qilin yang diterima oleh ibunda Yan Zhengzai menjelang kelahiran Nabi.
Nabi Kongzi berhasil menggenapkan Kitab Yijing atau Kitab Perubahan yang merupakan  salah-satu  bagian  dari  Kitab  Wu Jing  kitab  yang  mendasari  ajaran
Ru Jiao. Kitab Yijing sudah dimulai penulisannya sejak Nabi Purba Fu Xi. Nabi Kongzi
merumuskan  Shi Yi atau sepuluh sayap yang menjelaskan makna dasar dan cara menggunakan Yijing.
B.  Nenek Moyang Nabi Kongzi