Menyenangkan Hai Orang Tua Berpamitan, Melapor, dan Hidup Teratur Jangan Asal Melakukan

31 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri jangan membantah. Kita harus menerima teguran itu dengan lapang hai dan berjanji pada beliau untuk idak mengulangi kesalahan yang sama. Jangan membuat orang tua bersedih hai melihat kelakuan kita yang salah tetapi idak mau memperbaiki diri. Anak yang berbaki akan senang membaca petunjuk ini, sementara anak durhaka idak akan senang dan mungkin marah. Nabi Kongzi Bersabda: ”Jika bersalah, janganlah takut memperbaiki.” Lunyu I: 4

c. Menyenangkan Hai Orang Tua

Orang tua sudah berbuat sangat banyak untuk kepeningan kita. Maka, sangat layaklah kalau kita berusaha membalasnya, dengan melayani kebutuhan orang tua kita. Semua itu mesi dilakukan dengan ikhlas, sungguh-sungguh, dan sepenuh hai. ”Adalah Kesusilaan bagi semua anak manusia; pada musim dingin berupaya menghangatkan, dan pada musim panas berusaha menyejukkan. Menjelang senja, wajib membereskan segala sesuatunya dan pada pagi hari wajib menanyakan kesehatan orang tuanya; di dalam pergaulan dengan orang-orang mengupayakan idak sampai berebut.” Li Ji I A: II: 12 Hal lain yang akan membahagiakan orang tua adalah kemantapan hai dalam berakivitas dan berkegiatan. Jangan sampai kita seperi orang yang selalu gelisah, idak berketetapan hai, suka bergani-gani pekerjaan, kegiatan, dan profesi. Kemantapan dan ketekunan kita dalam suatu kegiatan akan membawa kita makin ahli dalam kegiatan tersebut, dan hal itu akan makin membahagiakan orang tua.

d. Berpamitan, Melapor, dan Hidup Teratur

Gambar 2.10. Pamit dan minta izin kepada orang tua jika akan bepergian. Sumber: Dokumen penulis di un du h da ri psmk. ke md ikb ud .g o. id p smk 32 Kelas XI SMASMK Seiap kita hendak bepergian, kita harus pamit dan minta izin lebih dulu kepada orang tua. Beri tahu ke mana kita akan pergi dan apa tujuannya. Begitu pula seiap kita pulang dari bepergian, sapa dulu mereka dan laporkan kejadian dalam perjalanan kita tersebut. Hal yang sangat memprihainkan pada saat sekarang adalah anak-anak di rumah merasa idak perlu lagi memberitahukanmelapor kepada orang tua saat baru iba di rumah setelah bepergian. ”Menjadi anak orang, jika akan bepergian wajib memberi tahu ke mana ia akan pergi. Jika sudah kembali, ia wajib menemui orang tua. Ke mana ia pergi, wajib ada tujuan yang pasi. Apa yang dilaihnya wajib berkait pekerjaannya.” Li Ji I A: 45

e. Jangan Asal Melakukan

Urusan sekecil apapun, jangan melakukannya dengan asal-asalan. Segala urusan yang kita lakukan dengan asal-asalan tentu hasilnya idak akan memadai. Seringkali orang menyepelekan hal-hal kecil, padahal justru dalam hal-hal kecil itu dapat menunjukkan apakah seseorang konsisten untuk selalu melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh sebagai wujud komitmennya. Perlu diingat, bahwa kesalahan dalam hal-hal kecil ini dapat merusak citra dan kehormatan diri terkait dengan status dan peran kita dalam keseharian. Banyak contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari tentang perlunya komitmen dan konsistensi dalam melakukan segala sesuatu. Misalnya: membereskan tempat idur, membereskan buku pelajaran, gosok gigi sebelum idur, mencuci tangan sebelum makan, merupakan contoh hal-hal kecil yang sering kali dilakukan dengan asal-asalan. Padahal semua itu bermanfaat bagi pembentukan karakter yang baik jika dilakukan sungguh-sungguh. Sebaliknya, jika dilakukan dengan asal-asalan, akan berakibat fatal, dan dalam kurun waktu panjang akan membentuk karakter yang idak baik.

f. Jangan Mengambil Barang Orang Lain