Teraturnya Negara Damai di Dunia

9 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri

3. Teraturnya Negara Damai di Dunia

Dalam Daxue Bab X Pasal 1–10 dijelaskan, bahwa untuk dapat mencapai damai di dunia itu berpangkal pada teraturnya negara. 1. Adapun yang dikatakan damai di dunia itu berpangkal pada teraturnya negara ialah: Jika para pemimpin dapat hormat kepada orang yang lanjut usia, niscaya rakyat bangun rasa bakinya; bila para pemimpin dapat merendah diri kepada atasannya, niscaya rakyat bangun rasa rendah hainya; bila para pemimpin dapat berlaku kasih dan memperhaikan anak yaim piatu, niscaya rakyat pun idak mau keinggalan. Itulah sebabnya seorang Junzi mempunyai jalan suci yang bersifat siku. 2. Apa yang idak baik dari atas idak dilanjutkan ke bawah; apa yang idak baik dari bawah idak dilanjutkan ke atas; apa yang idak baik dari muka idak dilanjutkan ke belakang; apa yang idak baik dari belakang idak dilanjutkan ke muka; apa yang idak baik dari kanan idak dilanjutkan ke kiri; apa yang idak baik dari kiri idak dilanjutkan ke kanan. Inilah yang dinamai jalan suci yang bersifat siku. 3. Di dalam Kitab Sanjak tertulis, “Bahagialah seorang Junzi, karena dialah ayah bunda rakyat”, ia menyukai apa yang disukai rakyat dan membenci apa yang dibenci rakyat. Inilah yang dikatakan ia sebagai ayah bunda rakyat. 4. Di dalam Kitab Sanjak tertulis, “Pandanglah gunung Selatan, inggi megah batu di puncaknya, ingatlah akan kebesaranmu menteri Yin, rakyat selalu melihatmu.” Maka seorang yang memegang kekuasaan di dalam negara idak boleh idak hai-hai, bila ia menyebelah, dunia akan mengutuknya. Lebih lanjut dijelaskan di dalam Daxue Bab X Pasal 7–9 tentang kebajikan dan kekayaan, tentang yang pokok yang ujung: “Kebajikan itulah yang pokok dan kekayaan itulah yang ujung.” 2] Jika mengabaikan yang pokok dan mengutamakan Gambar 1.2. Jalan Suci yang bersifat siku “apa yang idak baik dari atas idak dilanjutkan ke bawah. Sumber: dokumen penulis di un du h da ri psmk. ke md ikb ud .g o. id p smk 10 Kelas XI SMASMK yang ujung, inilah meneladani rakyat untuk berebut. 3] Maka, penimbunan kekayaan itu akan menimbulkan perpecahan di antara rakyat; sebaliknya tersebarnya kekayaan akan menyatukan rakyat.

C. Proses Pembinaan Diri