73
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri
A. Masa Awal Kehidupan Mengzi
Mengzi adalah tokoh besar kedua setelah Nabi Kongzi. Memiliki nama kecil
Meng Ke
yang kemudian dilainkan menjadi Mengzi. Mengzi dianggap sebagai penegak ajaran Nabi Kongzi yang mulai banyak diselewengkan setelah
kemangkatannya. Mengzi dilahirkan di wilayah yang sama dengan Nabi Kongzi tahun 372–289 SM, pada zaman Zhan Guo zaman akhir Dinasi Zhou-kurang lebih
satu abad setelah kemangkatan Nabi Kongzi. Ayah Mengzi telah berusia lanjut keika menikahi ibunya, dan meninggal keika Mengzi masih sangat kecil. Ibu Mengzi
memiliki nama gadis Chang, dan adalah seorang wanita yang luar biasa sebagai panutan ibu dalam mendidik anak.
Pada awalnya, Mengzi kecil inggal di sebuah rumah dekat dengan pemakaman umum. Mengzi kecil adalah seorang anak yang cerdas. Suatu keika ia sedang
bermain-main dengan menirukan upacara pemakaman jenazah yang biasa dilihatnya dari jendela rumah. Ibunda Mengzi memperhaikan hal tersebut dan menyadari
bahwa ini bukanlah tempat yang baik untuk perkembangan anaknya. Ibunda Mengzi memutuskan pindah rumah dan mencari lingkungan baru yang lebih baik untuk
perkembangan anaknya.
Kemudian, mereka inggal di dekat pasar. Sekarang Mengzi suka bermain dengan berpura-pura jadi pedagang yang membeli dan menjual barang-barang
dagangan. Sekali lagi, ibunda Mengzi merasa bahwa ini pun bukan tempat yang baik untuk perkembangan Mengzi karena dilihatnya Mengzi mulai menyerap cara-cara
berdagang yang biasa dilakukan penjual kepada pembeli.
Mereka akhirnya pindah rumah kembali dan mencari lingkungan yang baru. Kali ini mereka inggal berdekatan dengan sebuah sekolah. Sekarang Mengzi bermain
seolah-olah menjadi seorang cendikiawan. Melihat hal tersebut, ibunda Mengzi gembira. “Inilah tempat yang baik untuk anakku” ujar ibunya.
Ibunda Mengzi senaniasa menyemangai anaknya untuk sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Pada suatu hari Mengzi pulang dari sekolah sebelum
waktunya. Melihat hal ini, Ibunda Mengzi menghenikan pekerjaannya menenun kain, lalu memandang Mengzi seraya bertanya, “Bagaimana pelajaranmu? Mengapa
pulang lebih cepat?” Mengzi menjawab dengan acuh-tak acuh, “Baik.”
Ibunda Mengzi kecewa dengan sikap anaknya. Ibunda Mengzi mengambil guning dan memotong benang yang sedang ditenunnya sendiri dengan guning itu.
Mengzi terperangah dan bertanya, “Kenapa ibu melakukan itu, merusak kain tenun yang sudah Ibu kerjakan berhari-hari?” Ibunya menjawab, “Ibu memotong kain ini
seperi engkau memotong semangat belajarmu” “Semua akan menjadi sia-sia jika
di un
du h
da ri
psmk. ke
md ikb
ud .g
o. id
p smk
74 Kelas XI SMASMK
engkau merusak segalanya di tengah jalan, seperi ibu merusak apa yang telah ibu mulai dengan susah-payah terhadap kain tenun ini Ibu lebih menyayangkan masa
depanmu dibandingkan kain tenun ini”
Sumber: dokumen penulis
Gambar 4.1. Kecewa dengan sikap
anaknya, ibu Mengzi memotong hasil tenunannya.
Mengzi menyadari kesalahannya, dan betapa besar pengorbanan ibundanya demi masa depannya kelak. Mengzi menginsyai bahwa belajar adalah pening untuk
masa depannya dan semenjak itu tekun belajar.
B. Kehidupan Mengzi