Model Attachment pada Masa Dewasa

tidak ingin menghindar low avoidance. Model ini mengindikasikan sikap ketidaklayakkan diri tidak dicintai, tetapi mereka memandang orang lain positif. Penerimaan diri didapatkan dengan melihat penilaian positif orang lain pada dirinya. Sel III: Individu dengan klasifikasi fearful memiliki pandangan model diri dan model orang lain yang negatif. Mereka mudah menjadi tergantung high dependency dan ingin menghindar high avoidance. Model ini mengindikasikan sikap ketidaklayakkan diri serta cenderung memandang orang lain negatif. Dengan kata lain, orang lain tidak dapat dipercaya dan ditolak. Untuk melindungi diri dari penolakan orang lain, individu fearful memilih menghindari keterlibatan akrab dengan orang lain. Sel IV: Individu dengan klasifikasi dismissing memiliki gambaran model diri positif tetapi model orang lain negatif. Mereka cenderung tidak mudah tergantung low dependency dan memiliki keinginan yang tinggi untuk menghindar high avoidance. Model ini mengindikasikan sikap mencintai diri atau kelayakkan diri, namun cenderung berperilaku negatif pada orang lain. Untuk menghindari kekecewaan, mereka melindungi diri dengan menghindari hubungan akrab dan memelihara sikap mandiri serta ketidakrapuhan diri.

3. Karakteristik Model Attachment pada Masa Dewasa

Griffin dan Bartholomew 1994 mengartikan empat model attachment sebagai strategi untuk mengontrol perasaan aman dalam hubungan akrab. Setiap model bercirikan perbedaan pada perilaku interpersonal dan kontrol emosi. Empat model attachment tersebut akan digambarkan sebagai berikut: Secure. Secara umum, individu secure biasanya memiliki hubungan yang akrab dengan orang lain. Mereka memiliki sikap kelayakkan diri sehingga merasa nyaman terlibat dalam hubungan akrab, mampu mandiri dan memiliki keinginan untuk membangun kepercayaan. Mereka juga lebih percaya diri dan sensitif pada saat dibutuhkan. Mereka memiliki respon yang bersifat fleksibel dan coping yang baik. Oleh karena itu, mereka cenderung memiliki variasi strategi coping yang efektif dan biasanya dapat menyelesaikan konflik secara konstruktif. Mereka lebih terintergrasi dalam struktur diri, terutama ketika berada di bawah tekanan. Mereka pun memiliki keseimbangan dalam memandang diri. Hal ini dikarenakan mereka melihat diri tidak hanya bersumber pada diri tetapi juga melihat pandangan orang lain. Preoccupied. Secara umum, individu preoccupied digambarkan sebagai individu yang menginginkan keintiman sehingga mencemaskan kesendirian. Mereka memiliki kekhawatiran bahwa orang lain menilai mereka berlawanan dengan penilaian mereka. Sehingga penerimaan diri mereka bersumber pada penilaian positif orang lain. Mereka pun memiliki kepercayaan diri yang rendah. Mereka mengalami kesulitan menyelesaikan masalah tanpa pertolongan orang lain. Hal ini dikarenakan mereka memiliki model diri negatif dan model orang lain positif. Ketika suasana hati mereka negatif, seketika itu juga mereka mudah untuk mencari orang lain. Mereka termasuk orang yang ekspresif; reaksi mereka terlihat kuat. Mereka suka mencari perhatian ketika berhadapan dengan masalah atau berbuat salah. Dengan pandangan model orang lain positif, mereka cenderung suka bergaul dan selalu ingin diperhatikan orang lain. Mereka pun sangat menuntut kedekatan dalam suatu hubungan. Fearful. Secara umum, individu fearful memiliki model diri negatif. Model diri negatif memperlihatkan bahwa mereka kurang percaya diri. Mereka pun mudah menjadi cemburu dan mencemaskan keterpisahan. Mereka ingin berhubungan dengan orang lain, tetapi merasa tidak nyaman karena sangat sensitif terhadap tanda-tanda penolakkan dan takut merasakan sakit. Untuk menghindari rasa sakit, mereka memilih menghindari kemesraan. Di sisi lain, mereka membutuhkan orang lain untuk penerimaan diri. Mereka juga mengalami kesulitan dalam membangun kepercayaan pada orang lain. Hal tersebut dikarenakan mereka memiliki pandangan negatif terhadap orang lain. Ketika berhadapan dengan masalah atau berbuat salah, mereka bereaksi secara emosional, sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan distres mereka. Mereka pun tidak mencoba mencari dukungan orang lain untuk menyelesaikan distres. Hal ini dikarenakan mereka tidak termasuk orang yang terbuka secara emosional. Dismissing. Secara umum, individu dismissing bersifat defensif. Mereka merasa tidak nyaman dalam suatu hubungan dan memilih tidak tergantung pada orang lain. Hal ini dikarenakan mereka memiliki pandangan model orang lain negatif dan model diri positif. Mereka mempergunakan pengalaman orang lain yang ditolak untuk mempertahankan perasaan harga diri dan kepercayaan diri. Mereka juga memelihara sikap kelayakan diri dengan menolak nilai-nilai dalam hubungan akrab dan tidak mencemaskan kemandirian, autonomi, dan perasaan ketidakrapuhan diri. Mereka termasuk orang yang mampu mandiri secara emosional. Dengan kata lain, mereka adalah orang yang bergantung pada diri sendiri. Ketika mengalami keterpisahan dalam suatu hubungan dengan orang terdekat, mereka cenderung tidak mudah cemburu ataupun cemas. Ketika berhadapan dengan masalah atau berbuat salah, mereka tidak berusaha mencari dukungan dari orang lain dan mengabaikan emosi sendiri.

B. PSYCHOLOGICAL WELL-BEING

Pada bagian ini psychological well-being dijelaskan dalam dua sub- bagian, yakni pengertian psychological well-being dan Ryff psychological well-being.