Karakteristik Model Attachment pada Masa Dewasa

mereka bereaksi secara emosional, sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan distres mereka. Mereka pun tidak mencoba mencari dukungan orang lain untuk menyelesaikan distres. Hal ini dikarenakan mereka tidak termasuk orang yang terbuka secara emosional. Dismissing. Secara umum, individu dismissing bersifat defensif. Mereka merasa tidak nyaman dalam suatu hubungan dan memilih tidak tergantung pada orang lain. Hal ini dikarenakan mereka memiliki pandangan model orang lain negatif dan model diri positif. Mereka mempergunakan pengalaman orang lain yang ditolak untuk mempertahankan perasaan harga diri dan kepercayaan diri. Mereka juga memelihara sikap kelayakan diri dengan menolak nilai-nilai dalam hubungan akrab dan tidak mencemaskan kemandirian, autonomi, dan perasaan ketidakrapuhan diri. Mereka termasuk orang yang mampu mandiri secara emosional. Dengan kata lain, mereka adalah orang yang bergantung pada diri sendiri. Ketika mengalami keterpisahan dalam suatu hubungan dengan orang terdekat, mereka cenderung tidak mudah cemburu ataupun cemas. Ketika berhadapan dengan masalah atau berbuat salah, mereka tidak berusaha mencari dukungan dari orang lain dan mengabaikan emosi sendiri.

B. PSYCHOLOGICAL WELL-BEING

Pada bagian ini psychological well-being dijelaskan dalam dua sub- bagian, yakni pengertian psychological well-being dan Ryff psychological well-being.

1. Pengertian Psychological Well-Being

Kualitas well-being mengaju pada pengoptimalan fungsi psikologis dan pengalaman hidup. Ilmu psikologi menjelaskan well- being melalui dua perspektif, yaitu perspektif hedonic kesenangan hidup dan perspektif eudaimonic hidup bermakna; Waterman, 1993. Perspektif hedonic dapat dimengerti sebagai pengalaman subjektif dari individu, di mana individu meyakini bahwa segala hal penting yang didapatkan selama hidup berupa kesenangan Kraut, 1979 dalam Waterman, 1993. Dalam hal ini, kesenangan merupakan kegembiraan tunggal tanpa memperdulikan penyebab dari kesenangan Tatarkiewicz, 1976 dalam Waterman, 1993. Dalam perspektif hedonic, Diener 1984 dalam Gallagher, Lopez, Preacher, 2009 menegaskan subjektif well-being sebagai evaluasi pengalaman hidup mengenai perasaan emosi dan suasana hati positif dan negatif serta kepuasaan hidup. Pada penelitian Diener, subjektif well-being bersinonim dengan hedonic well-being Kahneman, Diener, Schwart, 1999 dalam Gallagher, Lopez, Preacher, 2009. Waterman 1993 mengartikan well-being sebagai pencapaian kebahagiaan yang diukur melalui keseimbangan antara pengalaman hidup positif dan negatif. Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, perspektif hedonic menggambarkan well-being sebagai pencapaian kebahagiaan, keseimbangan antara pengalaman hidup positif dan negatif, serta kepuasan hidup secara menyeluruh. Di sisi lain, perspektif eudaimonic dijelaskan sebagai ekspresi personal dari individu, di mana individu berusaha hidup sesuai dengan potensi diri, mampu mewujudkan potensi diri self-realization, dan hal tersebut membantu individu menemukan makna dan tujuan hidupnya Waterman, 1993. Perspektif eudemonic diwakili oleh Carol Ryff 1989 yang membangun teori Psychological Well-Being PWB ke dalam ringkasan yang lebih sederhana. Ryff dan Keyes 1995 menunjukkan well-being sebagai pencapaian diri yang sempurna berupa realisasi potensi diri yang dimiliki oleh individu. Dengan kata lain, well-being dinilai melalui seberapa baik individu hidup berdasarkan potensi yang dimilikinya. Ryff dan Singer 1998 menambahkan bahwa well-being bukan sekedar pencapaian kebahagiaan, tetapi buah kehidupan yang dihayati. Berdasarkan PWB yang dibangun oleh Ryff 1989, perspektif eudemonic menegaskan well-being sebagai individu yang berusaha untuk berfungsi sepenuhnya function fully dan mewujudkan talenta unik potensi diri yang dimilikinya. Untuk menjelaskan well-being, ilmu psikologi lebih mengacu pada psychological well-being perspektif eudemonic daripada subjektif well-being perspektif hedonic; Abbott et al., 2006.

2. Ryff Psychological Well-Being

Penelitian ini memilih psychological well-being menurut Carol Ryff 1989, yaitu Ryff Psychological Well-Being RPWB sebagai landasan teori. Alasan pemilihan RPWB adalah RPWB dibangun