Ryff Psychological Well-Being PSYCHOLOGICAL WELL-BEING

Hubungan positif dengan orang lain positive relatianships with other, 3. Kemandirian autonomy, 4. Penguasaan Situasi Hidup environmental mastery, 5. Tujuan hidup purpose in life, 6. Perkembangan diri personal growth. Penjelasan mengenai enam model PWB sebagai berikut: 1. Penerimaan diri self-acceptance Penerimaan diri self-acceptance dapat dipahami sebagai sikap mampu menerima diri apa adanya. Sikap ini ditandai dengan pandangan positif mengenai diri sendiri, menerima secara positif peristiwa-peristiwa masa lalu, dan mau mengakui kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Pencapaian penerimaan diri dibangun melalui kesadaran akan kekuatan dan kelemahan diri, kejujuran atas evaluasi diri, kesadaran atas kesalahan dan keterbatasan diri, serta mencintai diri sendiri. 2. Hubungan positif dengan orang lain positive relatianships with other Hubungan positif dengan orang lain positive relationships with other bercirikan interaksi yang hangat dan adanya kepercayaan individu pada orang lain, mau memperhatikan kesejahteraan orang lain, dan memiliki keinginan untuk menunjukkan empati, afeksi dan keintiman. Ciri dari keberhasilan hubungan ini adalah individu mendapat penguatan, merasa nyaman dan bahagia ketika berada dalam suatu hubungan yang akrab, intim, dan rasa cinta yang kuat. 3. Kemandirian autonomy Kemandirian autonomy bercirikan individu yang tidak memerlukan afirmasi dari orang lain untuk mengevaluasi diri. Dengan kata lain, individu ini memiliki kemampuan mengevaluasi dirinya berdasarkan standar pribadi dan tidak mencari persetujuan dari orang lain untuk menentukan standar diri. Kemampuan ini ditandai dengan sikap mandiri dan kontrol diri. Kedua sikap tersebut berkaitan dengan kapasitas individu untuk mampu mengambil keputusan sendiri dan memiliki kontrol diri. Dengan kata lain, individu ini berani mengambil sikap mandiri dan menolak tekanan sosial untuk bertindak dan berpikir sesuai dengan standar diri. 4. Penguasaan Situasi Hidup environmental mastery Penguasaan Situasi Hidup environmental mastery merupakan kemampuan individu mengatur secara efektif situasi hidupnya agar sesuai dengan kondisi psikisnya melalui perilaku dan upaya diri. Aspek ini digambarkan dengan kemampuan untuk mengatur dan mengontrol situasi yang kompleks. Dengan kata lain, penguasaan situasi hidup merupakan kemampuan individu untuk menguasai dan mengubah situasi di sekitarnya secara kreatif melalui aktivitas fisik ataupun mental. 5. Tujuan hidup purpose in life Tujuan hidup purpose in life adalah sikap individu yang memiliki tujuan dan makna hidup. Sikap ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk menjadi produktif, kreatif atau mencapai kestabilan emosi. Kemampuan ini akan makin membantu individu menemukan makna dan arah hidup melalui pengalaman pribadi. 6. Perkembangan diri personal growth Perkembangan diri personal growth dapat digambarkan sebagai individu yang tidak hanya mencapai prioritas karakteristik diri, tetapi individu yang memiliki keinginan untuk mengembangkan potensi diri. Pengembangan potensi diri ini ditandai dengan keinginan membuka diri pada pengalaman baru tantangan baru, tugas-tugas perkembangan semasa hidup, memaksimalkan potensi diri, keinginan memperbaiki diri dari kesalahan, dan mampu berubah sesuai dengan kemampuan diri. Berdasarkan konsep RPWB, well-being diartikan sebagai proses multidimensional manusia yang meliputi pencapaian tujuan hidup, memaksimalkan potensi diri, membangun hubungan dengan orang lain, mampu mengatur situasi hidup, melatih sikap mandiri, dan menerima diri secara positif Ryff Singer, 1996 dalam Strauser, Lustig, Çiftçi, 2008. Penelitian ini hanya menggunakan tiga dari enam dimensi RPWB, yaitu: self-acceptance, autonomy, positive relationships with other. Pemilihan ini dikarenakan tiga dimensi tersebut merupakan aspek penting yang dibutuhkan untuk mencapai karakteristik personal konselor yang efektif George Christiani, 1995.

C. Masa Dewasa Awal

Mahasiswa pada umumnya berada pada tahap perkembangan remaja akhir ataupun dewasa awal. Masa dewasa awal merupakan transisi dari masa remaja menuju masa dewasa dan berada dalam periode usia “emerging adulthood”. Periode usia “emerging adulthood” diawali pada usia 18-25 tahun Santrock, 2009. Pada periode usia ini, individu dituntut menjadi pribadi yang mandiri dan membangun hubungan intim dengan orang lain Papalia, Olds, Feldman, 2009; Santrock, 2009. Roisman, Masten, Coatswarth, dan Tellegen 2004 dalam Papalia, Olds, Feldman, 2009 mengidentifikasi beberapa tugas perkembangan masa dewasa awal. Tugas-tugas tersebut adalah meninggalkan rumah masa kecil demi pendidikan tinggi, pekerjaan atau tugas militer; mengembangkan sense of efficacy dan individuasi. Individuasi adalah kesadaran diri sense of self akan kemandirian dan kemampuan untuk bergantung pada diri sendiri. Arnett 1995 dalam Santrock, 2009 menambahkan bahwa individu dewasa ditandai dengan menerima tanggung jawab atas konsekuensi perilaku diri sendiri, memutuskan berdasarkan nilai-nilai dan keyakinan diri, dan membangun relasi dengan orang lain. Pada masa ini individu ditugaskan untuk mengembangkan kemandirian atas hidupnya. Papalia, Olds, dan Feldman, 2009 menambahkan bahwa tugas perkembangan masa dewasa awal juga meliputi membangun hubungan intim dengan orang lain. Kebutuhan ini ditunjukkan dengan relasi yang kuat, stabil, dekat dan penuh perhatian. Keintiman dapat tercipta melalui sikap saling terbuka, responsif terhadap kebutuhan orang lain, dan saling menghargai dan menerima. George dan Cristiani 1995 menulis tentang karakteristik personal konselor yang efektif. Karakteristik ini dirangkum melalui analisis individu yang berkualitas. George dan Cristiani 1995 menyebutkan karakteristik personal konselor yang efektif adalah sebagai berikut: 1 memiliki kesadaran diri, 2 terbuka dan menerima perasaan dan pengalaman hidupnya sendiri, 3 menyadari nilai dan keyakinan diri, 4 mampu menampilkan diri apa adanya, 5 berpikir terbuka, 6 berani mengambil resiko, 7 memiliki intuisi, 8 mengembangkan tingkat aspirasi yang realistik, 9 menerima tanggung jawab atas perilaku sendiri, 10 memiliki ketertarikan terhadap perilaku dan kepribadian manusia, 11 memiliki rasa humor, dan 12 mampu mengembangkan hubungan yang hangat dan mendalam dengan orang lain. Berdasarkan tugas perkembangan masa dewasa awal dan karakeristik personal konselor yang efektif, ciri-ciri khas mahasiswa psikologi pada masa dewasa awal adalah individu yang mampu menerima diri, menjadi pribadi yang mandiri, dan membangun hubungan yang hangat dan mendalam dengan orang lain.

D. HUBUNGAN ATTACHMENT DAN PSYCHOLOGICAL WELL-

BEING PADA MASA DEWASA Attachment pada masa dewasa berperan penting dalam pencapaian kualitas hubungan interpersonal dan penyesuaian diri secara keseluruhan Hazan Shaver, 1994 dalam dalam Diehl, Elnick, Bourbeau, Labouvie-Vief, 1998. Pernyataan tersebut didasarkan pada attachment masa kanak-kanak terbentuk oleh interaksi antara anak dan pengasuhnya dalam hubungan dekat dan anak menginternalisasikan pengalaman tersebut ke dalam kerangka model internal Bowlby, 1973 dalam Diehl, Elnick, Bourbeau, Labouvie-Vief, 1998. Kerangka model internal ini mengintegrasikan keyakinan dasar mengenai diri, orang lain dan dunia sosial secara umum. Selain itu, kerangka model internal diperkirakan mampu mempengaruhi pembentukan dan pemeliharan relasi sosial kehidupan individu di masa depan Bowlby, 1988 dalam Diehl, Elnick, Bourbeau, Labouvie-Vief, 1998. Model attachment juga diyakini akan membentuk struktur kepribadian individu secara menyeluruh, mempengaruhi karakteristik kepribadian serta cara individu bereaksi terhadap kebutuhan internal dan eksternal Bowlby, 1988 dalam Diehl, Elnick, Bourbeau, Labouvie-Vief, 1998.