untuk proses belajar anak. Seorang guru harus mampu menghadapi banyak anak sekaligus. Ia juga memiliki peran untuk membantu anak
belajar berdinamika dalam kelompok, memecahkan masalah, serta berprestasi akademis Bireda, 2011.
Di lingkungan sekolah, prestasi, motivasi, serta perkembangan karakter anak banyak dipengaruhi oleh sikap guru. Menurut Holliday
dalam Bireda, 2011, sebagaimana orang tua, persepsi guru berpengaruh sangat besar terhadap anak. Persepsi positif terhadap anak mempengaruhi
bagaimana seorang guru akan bertutur kata, bersikap dan berpeilaku terhadap anak. Penghargaan, rasa ketertarikan, serta dukungan positif
guru terhadap anak meningkatkan rasa percaya diri, rasa mampu, membangun karakterpositif anak, dan pada akhirnya adalah mencapai
prestasi akademis Berns, 2010.
C. Anak
1. Pengertian Anak
Anak adalah suatu periode yang terbentang setelah masa bayi berakhir dan sebelum masa remaja. Menurut Gunarsa dan Yulia 2008,
masa anak-anak terbagi dalam 2 tahap, masa anak pra sekolah yaitu antara usia 4 hingga 6 tahun, dan masa anak sekolah yaitu antara usia 6
hingga 12 tahun. Pada masa anak-anak, individu bertumbuh dengan mempelajari dan mencoba untuk diterima oleh lingkungan.
2. Perkembangan Seksual Anak
Pada anak-anak usia awal, seksualitas mereka terbagi dalam 2 tujuan besar, self-stimulation dan self-curiosityexploration. Sedangkan pada
anak pra remaja 10-12 tahun, aktifitas seksual mereka lebih terarah dan bertujuan untuk bereksperimen dengan partner. Hal ini disebabkan
karena siring dengan peribahan kognitif, sosial, fisik, dan psikologis. Pada usia tersebut terjadi perubahan hormonal yang cukup signifikan.
Perubahan tersebut membuat mereka menjadi lebih menyadari posisi mereka sebagai sexual being. Pada masa pra remaja, laporan orang tua
cenderung berkurang karena anak menjadi lebih tertutup akan seksualitasnya McAnulty Burnette, 2006.
2.1. Masa Anak Pra Sekolah
Pada masa ini, perkembangan seksualitas anak terlihat dengan cara anak membangun identitas jenis kelaminnya. Hal ini mulai
terlihat dari usia 3 tahun. Santrock 1995 mengatakan bahwa anak membangun identitas gender nya melalui proses identifikasi dan atau
belajar sosial. Menurut teori identifikasi, anak mempelajari identitas gendernya dengan meniru orang tua yang berjenis kelamin sama.
Sedangkan teori belajar sosial mengatakan bahwa anak mempelajari hal tersebut melalui observasi, meniru, serta mekanisme hadiah dan
hukuman atas perilaku gender yang sesuai atau tidak sesuai.