6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
1. Definisi Persepsi
Dunia dan hal-hal yang terjadi di sekitar manusia tidak memiliki makna intrinsik sampai seseorang memperhatikan dan memiliki
keterikatan terhadap hal tersebut. Persepsi merupakan proses menyeleksi, mengorganisasi dan menginterpreasi suatu objek, kejadian, situasi, dan
aktifitas tertentu. Ketiganya merupakan proses yang terjadi dalam persepsi, dan bersifat saling melengkapi, serta berkelanjutan. Hal ini disebabkan
karena persepsi terjadi secara terus menerus dalam hidup manusia dan mempengaruhi perilaku manusia Wood, 2009.
Proses seseorang mempersepsikan orang lain sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan ekspektasinya terhadap orang yang dituju.
Seringkali, orang mempersepsikan apa yang ia harapkan untuk dipersepsikan.
2. Proses dalam Persepsi
Persepsi dapat terjadi melalui beberapa tahapan proses. Proses yang terjadi dalam persepsi adalah seleksi, pengorganisasian, dan terakhir
adalah interpretasi makna. Proses ini dapat berlangsung secara simultan ataupun overlap Martin Nakayama, 2007; Kelly dalam Wood, 2009.
2.1. Seleksi
Pada tahap ini seseorang menaruh atau memfokuskan perhatiannya terhadap suatu hal. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan fokus ini adalah sifat dari stimuli tersebut, kepekaan kita, serta variasi kejadian atau hal tersebut sehingga memaksa kita untuk
memperhatikan. Selain itu, proses seleksi juga banyak dipengaruhi harapan, motivasi, atau kebutuhan dalam diri.
2.2. Pengorganisasian
Setelah proses seleksi, maka seseorang akan mengorganisasikan hasil seleksi tersebut agar menjadi bermakna baginya. Proses
pengorganisasian yang
paling umum
dilakukan adalah
memposisikan seseorang atau suatu hal sesuai dengan pengetahuan dan judgment kita. Misalnya, menilai seseorang pintar-tidak pintar,
menarik-tidak menarik, atau menilai suatu hal baik-buruk, pantas- tidak pantas.
2.3. Interpretasi
Interpretasi merupakan proses pemberian makna dalam persepsi. Interpretasi bersifat subjektif karena pada prosesnya sangat
dipengaruhi pengetahuan, motivasi, harapan dan karakter personal seseorang.
3. Persepsi dan Budaya
Lingkungan sosial budaya memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan persepsi seseorang Martin Nakayama, 2007. Budaya
mengarahkan bagaimana suatu hal diorganisasi dan diinterpretasi dalam persepsi kita West Turner, 2009. Selain itu, budaya juga mengajarkan
nilai-nilai mengenai hal apa saja yang dianggap berarti dan apa yang tidak. Pada akhirnya, seseorang akan membentuk pola persepsinya sendiri sesuai
dengan pengalaman dan pengetahuannya tersebut. Contohnya adalah pada budaya Amerika individualisme, liberalisme, keterbukaan menjadi suatu
nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya, sehingga orang terbiasa berkomunikasi secara terbuka. Kontak mata secara langsung ketika anak
dan orang tua berkomunikasi adalah salah satu sikap yang penting untuk ditunjukkan. Hal tersebut menunjukkan kejujuran dan integrasi dalam
komunikasi. Hal ini berbeda dengan budaya Jepang yang komunal dan
menjunjung tinggi perhargaan terhadap orang yang dituakan, membuat
kontak mata secara langsung ketika anak dan orang tua berkomunikasi adalah tidak sopan Martin Nakayama, 2007.
Budaya terdiri dari nilai-nilai, kepercayaan, pemahaman dan cara- cara menginterpretasi suatu hal yang dilakukan oleh sejumlah manusia
dalam jumlah besar Wood, 2009. Hal tersebut kemudian membentuk pola-pola asumsi pada setiap individu, dan pada akhirnya membentuk
pikiran, perasaan serta perilakunya. Terkait dengan seksualitas, Wood 2011 menyatakan bahwa
seksualitas memiliki kaitan yang erat dengan budaya dan kepercayaan. Keduanya memiliki ciri khas masing-masing yang membuat perilaku
seksual yang muncul dapat berbeda dari satu budaya ke budaya lain, dari satu kepercayaan dengan kepercayaan lain. Budaya mengajarkan nilai-nilai
seksualitas, sikap dan perilaku seksual apa saja yang diterima, serta pengetahuan seksual apa yang berlaku di budaya tersebut. Budaya dan
kepercayaan juga cenderung konstant dan tidak banyak perubahan dari waktu ke waktu Thigpen, 2009; Wellings, 2006; Sandnabba, 2003.
Cara budaya mempengaruhi persepsi kita melalui 2 hal. Yang pertama adalah persepsi bersifat selektif, dan hal-hal yang seseorang pilih
untuk perhatikan dipengaruhi oleh budaya. Yang kedua adalah pola-pola persepsi seseorang terbentuk akibat proses pembelajaran sebelumnya. Pada
dasarnya manusia terlahir ke dunia tanpa adanya pemaknaan terhadap hal- hal apapun di sekitarnya. Budayalah yang mengajarkan pemaknaan atas