Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika pada umumnya masih bersifat penyampaian informasi tanpa banyak melibatkan siswa untuk membangun sendiri pemahamannya. Hal ini juga diungkapkan oleh de Lange Turmudi, 2010 bahwa pembelajaran matematika sering kali ditafsirkan sebagai kegiatan yang dilaksanakan guru, ia mengenalkan subjek, memberikan satu atau dua contoh, lalu mungkin menanyakan satu atau dua pertanyaan, dan pada umumnya meminta siswa yang biasanya mendengarkan secara pasif untuk menjadi aktif dengan mulai mengerjakan latihan yang diambil dari buku. Mengajak siswa belajar secara aktif pada hakikatnya menuntun siswa untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya dengan optimal. Aspek kognitif yang berupa kegiatan memperoleh, mengolah, mengorganisasi, dan menggunakan pengetahuan dapat ditinjau dari hasil pencapaian kompetensi siswa. Aspek afektif dan psikomotorik dapat ditinjau dari sikap yang ditunjukan siswa saat pembelajaran berlangsung. Maka harapannya ketiga aspek tersebut dapat berkembang dengan optimal. Berdasar hasil observasi di kelas VIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta, guru menggunakan metode ceramah. Selanjutnya hasil observasi meninjau aspek conscience diperoleh siswa kurang antusias saat pembelajaran berlangsung, siswa kurang bertanggung jawab saat diberi tugas, dan terdapat siswa kurang teliti saat menuliskan jawaban di papan tulis. Hasil observasi terkait aspek compassion diperoleh kerjasama antar siswa, peduli dan saling menghargai di kelas tersebut kurang terlihat. Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika diperoleh pemaparan tentang hasil belajar siswa belum optimal. Terdapat siswa yang belum tuntas KKM Kriteria Ketuntasan Minimum yakni 75 untuk aspek competence kompetensi. Pemaparan diatas menjadi persoalan jika tidak segera diatasi, maka guru harus memiliki cara untuk mengupayakan pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan aspek kognitif pengetahuan, afektif, dan psikomotorik. Pengupayaan dapat berupa mempersiapkan perangkat pembelajaran yang tepat guna, memadai, dan dapat diaplikasikan dalam pembelajaran matematika. Hasil observasi terkait perangkat yang digunakan adalah guru mengadopsi dan menggunakan perangkat pembelajaran dari internet tanpa adanya inovasi, pendekatan dan model pembelajaran tertentu. Pendekatan dan model pembelajaran diharapkan dapat diterapkan untuk menunjang ketercapaian tujuan belajar. Pendekatan dan model pembelajaran dapat berupa pendekatan yang dirasa cocok dan model pembelajarannya dapat diterapkan dengan memperhatikan pertimbangan potensi dan kebutuhan siswa. Berdasar hasil observasi guru belum memunculkan pendekatan dan model belajar yang tepat, karena masih menggunakan metode ceramah. Akibat lain dari pembelajaran yang pasif adalah kurang bermaknanya pembelajaran matematika dan membuat siswa memahami konsep matematika tidak saling terintegrasi. Begitu pun dalam pembelajaran matematika pada topik bahasan geometri, khususnya konsep segiempat. Keterkaitan antar konsep pada geometri sangat erat, beberapa hal seperti konsep garis, konsep tentang sudut, serta klasifikasi bangun datar adalah syarat wajib dimengerti terlebih dahulu oleh siswa. Berdasar pemaparan latar belakang diatas, maka peneliti memberikan solusi berupa pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk membantu siswa aktif belajar dan lebih memahami konsep geometri khususnya segi empat yang dikaikan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dipandang sebagai suatu cara, membantu siswa berkembang menjadi pribadi yang utuh. Pribadi yang utuh menurut Kolvenbach Pratini, 2016:Vol.3 adalah berkembang menjadi pribadi yang kompeten Competence dalam bidangnya, memiliki hati nurani Conscience yang benar, dan memiliki kepedulian Compassion yang tumbuh dari kasih kepada sesama. Paradigma Pedagogi Reflektif PPR memiliki tahapan yang menerapkan nilai-nilai hidup dan berkesinambungan, yakni konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi Subagya, 2010:42. Penelitian ini mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada topik geometri yakni segiempat khusus persegi, persegi panjang, jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang-layang. Model pembelajaran inkuiri terbimbing dipilih sebagai kegiatan siswa dalam tahapan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengalaman pada PPR. Pengembangan perangkat menggunakan PPR dengan model inkuiri terbimbing ini bertujuan agar siswa terbantu dalam menemukan konsep dan menyelesaikan permasalahan terkait segiempat, serta menjadikan siswa memiliki pribadi yang berkompeten competence , memiliki kesadaran akan suara hati conscience , dan peduli compassion terhadap teman dan lingkungan sekitar melalui pembelajaran matematika. Selain latar belakang dan solusi yang dipaparkan, peneliti mengacu pada penelitian dari Prabaningrum 2016 yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang Mengakomodasi Teori Van Hiele Pada Pokok Bahasan Balok di Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Yogyakarta”. Penelitian tersebut mendeskripsikan tentang pengembangan perangkat pembelajaran yakni silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan penilaian. Kualitas produk yang dihasilkan memperoleh skor 4,14 dengan kategori baik. Serta penelitian dari Yuliania 2014 yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbentuk Permainan Multimedia Interaktif pada Pokok Bahasan Segiempat untuk Siswa SMP kelas VII”. Pada penelitian tersebut mengenai pengebangan media pembelajaraan dengan topik bahasan segiempat. Kualitas produk yang dihasilkan berkategori baik. Penelitian yang dipaparkan diatas relevan dengan penelitian ini yakni berfokus pada penelitian pengembangan perangkat pembelajaran. Selain itu, penelitian tersebut memberikan gambaran kepada peneliti dalam merancang desain produk.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR).

0 3 29

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berdasarkan aspek competence, conscience, dan compassion dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasan segiempat di kelas VIIA SMP Negeri 1 Yogyak

0 1 390

Implementasi paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion mahasiswa.

1 1 11

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi uang dan perbankan untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.

3 26 221

Analisis implementasi model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berdasarkan unsur competence-conscience-compassion siswa.

0 0 14

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

0 15 256

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Kanisius Kenteng semester 2 - USD Repository

0 6 240

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kenteng - USD Repository

0 1 140

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 168

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 1 254