dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar serta kondisi negatif lainnya yang semestinya menganggu kenyamanan siswa dalam belajar
malahan membuat siswa tersebut memiliki prestasi yang cemerlang di sekolah. Hal ini disebabkan dari kemauan serta tekad dari siswa untuk
belajar dengan sungguh-sungguh demi masa depan mereka, sehingga siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang maksimal.
Sedangkan ada pula beberapa siswa yang bertempat tinggal di daerah yang tenang, bersih, serta tersedia sarana dan prasarana yang
dapat menunjang kegiatan belajar sehingga siswa tersebut memiliki lingkungan yang kondusif untuk belajar malah bermalas-malas dan
tidak memiliki niat untuk belajar. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut kurang memiliki kemauan serta tekad untuk belajar demi masa
depan mereka, sehingga siswa tersebut tidak memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Dari hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan belajar tidak berhubungan dengan prestasi belajar siswa,
karena tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat berasal dari faktor lain seperti kemauan serta tekad yang berasal dari dalam diri siswa
tersebut.
2. Hubungan antara Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar
Hasil pengujian korelasi menunjukkan tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi
belajar. Berdasarkan hasil tabel output SPSS 16 dapat diketahui bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebesar 0,059 dan taraf signifikansinya sebesar 0,317. Interpretasi hubungannya terdapat pada
= 0,059 menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel kemandirian belajar dan prestasi
belajar tetapi hubungan yang terjadi terjalin sangat lemah. Tanda positif menunjukkan bahwa semakin tinggi kemandirian
belajar siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa, demikian pula sebaliknya, semakin rendah kemandirian belajar siswa
maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Agnes
Kartika Vidyanti Tahun 2005 yang menyatakan bahwa kemandirian belajar dengan prestasi belajar tidak mempunyai hubungan yang positif
dan signifikan. Berdasarkan hasil analisis deskripsi pada siswa kelas XII SMA PL St. Louis Sedayu menunjukkan bahwa kemandirian
belajar tergolong dalam kategori antara tinggi dan cukup yaitu sebanyak 85,1 dan sebanyak 76,1 prestasi belajar siswa tergolong
sangat tinggi. Namun hasil pengujian korelasi diketahui bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dan
prestasi belajar siswa. Ini terlihat pada analisis data yaitu sebanyak 50,7 siswa yang kemandirian belajarnya tergolong tidak tinggi
namun memiliki prestasi belajar yang tergolong sangat tinggi. Kemandirian dalam belajar menurut Dimyati 1998:51 dapat
diartikan sebagai aktivitas belajar dan berlangsungnya lebih didorong PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar.
Pengertian kemandirian menurut Masrun 1986:84, yaitu adalah suatu sifat yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas,
melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan serta berkeinginan untuk
mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain, mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisisiatif, mampu
mengatasi masalah
yang dihadapi,
mampu mempengaruhi
lingkungannya, mempunyai rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai keadaan diri sendiri dan memperoleh kepuasan dari
usahanya. Sedangkan
pengertian kemandirian
menurut Samana,
Susmeini, 1998:37, adalah sikap bagaimana seseorang itu dapat mengatur dan mengendalikan kegiatan belajarnya, atas dasar
pertimbangan keputusan dan tanggung jawabnya sendiri. Kemandirian belajar seseorang sangat tergantung pada pada seberapa jauh seseorang
tersebut dapat belajar mandiri. Dalam belajar mandiri siswa akan berusaha sendiri terlebih dahulu untuk mempelajari serta memahami
isi pelajaran yang dibacadilihatnya melalui media pandang dan dengar. Jika siswa mendapat kesulitan barulah siswa tersebut akan
bertanya atau mendiskusikan dengan teman, guru atau pihak lain lain yang sekiranya lebih berkompeten dalam mengatasi kesulitan tersebut.
Siswa yang mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkan serta mempunyai kreativitas inisiatif sendiri dan mampu
bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat
diketahui bahwa tingginya kemandirian belajar siswa belum tentu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa yang kurang mandiri
terkadang karena tingkat kecerdasan siswa yang tinggi serta keinginan untuk selalu dapat memecahkan setiap persoalan membuat siswa
bersemangat dan berusaha untuk belajar sehingga membuat siswa memperoleh prestasi belajar yang maksimal.
Dari uraian tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa
kemandirian belajar tidak berhubungan dengan prestasi belajar siswa, karena tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat berasal dari
faktor-faktor yang lain.
3. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar