Memahami Pandangan Teman tentang Tanda dan Sarana Keselamatan dalam Kehidupan Masyarakat
108 Kelas VIII SMP
Selain simbol-simbol dengan tangan tersebut juga benda yang memiliki makna, kita sebagai manusia juga dapat bermakna dan bahkan dapat menjadi sarana
keselamatan bagi orang lain. Simaklah cerita di bawah ini.
Memberi Nama
Ada sebuah kampung yang bernama Watala yang hampir setiap hari mengalami kematian anak-anak. Semua orang tidak tahu apa sebabnya. Anak-
anak itu menderita penyakit yang aneh. Panas badan muncul dengan tiba-tiba lalu meninggal.
Pada suatu hari, seorang yang bernama Mapawa pergi mandi di mata air, dekat kampung itu. Tempat itu sebenarnya agak angker. Kata orang, di tempat itu roh-roh
halus biasa berkumpul. Tetapi Mapawa tidak peduli. Dasar ia seorang pemberani. Ketika hampir selesai mandi, tiba-tiba ia mendengar suara-suara yang sedang
berbicara. Yang anehnya ia tidak melihat seorang pun yang berada di dekat situ. Apakah itu suara orang-orang halus seperti yang dikatakan orang? Ia memasang
telinganya sebaik mungkin. Terdengarlah suara anak perempuan: “Ayah, hari ini telah lahir sepasang anak kembar, laki-laki dan perempuan di ujung kampung ini”.
“Mungkin orang tuanya telah memberi nama untuk anak-anaknya itu”. “Belum, belum Ayah”.
“Nama apa yang akan kita berikan kepada anak-anak kembar itu?” “Sebaiknya kita beri nama Mangsa Harimau untuk anak laki-lakinya dan untuk
anak perempuannya kita beri nama Hanyut ke Hilir”. “Mari kita segera kesana”.
Mapawa segera menyelesaikan mandinya, lalu ia buru-buru ke rumah di ujung kampung itu. Mungkin ia sudah terlambat Di sana ia memang menemukan kedua
orang tua yang baru melahirkan anak kembar itu. Kepada mereka ia ceriterakan percakapan dari kedua orang halus di mata air tadi. Sejak itu kedua orang tua
tadi selalu memperhatikan kedua anak kembarnya, terlebih ketika mereka sudah pandai berjalan. Dasar sudah nasib, pada suatu saat mereka lengah, anak laki-
lakinya bermain di luar kampung dan diterkam harimau, anak perempuannya pergi mandi ke sungai bersama teman-temannya lalu hanyut ke hilir.
Sesudah peristiwa itu, pada suatu malam Mapawa bermimpi. Ia mendengar suatu suara yang memanggil-manggil namanya. Ternyata ia dipanggil oleh
seorang kakek yang berjenggot serba putih. Kakek itu menyuruhnya supaya sejak saat itu ia menjadi penyelamat dan pemimpin orang-orang sekampung. Tugasnya
antara lain ialah selalu siap mendatangi rumah-rumah yang kelahiran bayi dan menyuruh orang tuanya segera memberikan nama untuk bayi-bayi mereka.
Mapawa yakin bahwa Dewa sendiri telah mendatangkan dan memberikan tugas untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang sekampung dengannya.
109 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Sejak saat itu ia selalu siap mendatangi rumah-rumah yang kelahiran bayi dan menyuruh para orang tuanya segera memberikan nama untuk anak-anaknya
atau ia sendiri langsung memberikan nama untuk anak-anak itu. Nama yang diberikannya selalu bermakna baik seperti: Selamat, Sentosa,…dan sebagainya.
Mapawa merasa bahwa ia dipanggil Dewa untuk menyelamatkan dan memimpin orang-orang yang sekampung dengan dia.
Romo Yosef Lalu, Pr., Percikan Kisah Anak Manusia, Komkat KWI
1. Berdasarkan cerita di atas, rumuskan beberapa pertanyaan guna semakin men- dalami makna cerita secara khusus bahwa manusia dapat menjadi tanda dan
sarana keselamatan bagi manusia lainnya. 2. Dari beberapa pertanyaan yang telah disampaikan, rumuskan jawabannya dan
diskusikan dengan teman kalian dalam kelompok ataupun secara klasikal.