Releksi Mengikuti Bimbingan Roh Kudus
83 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Doa
Akhirilah kegiatan pembelajaran dengan mendaraskan Mazmur bersama-sama.
Mazmur 25:2-12
2
Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.
3
Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya.
4
Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku.
5
Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
6
Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala.
7
Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena
kebaikan-Mu, ya TUHAN.
8
TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.
9
Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.
10
Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya.
11
Oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, ampunilah kesalahanku, sebab besar kesalahan itu.
12
Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.
84 Kelas VIII SMP
Bab VI
Gereja sebagai Paguyuban Orang Beriman
Gereja berasal dari kata “ekklesia” yang berarti pertemuan rakyat yang bersifat religius. Ungkapan ini agak sering dipergunakan dalam terjemahan Yunani dalam
Perjanjian Lama untuk pertemuan bangsa terpilih di hadapan Allah, terutama untuk pertemuan di Sinai, dimana bangsa Israel menerima hukum dan dijadikan oleh Allah
sebagai bangsa-Nya yang kudus. Di dalam Gereja, Allah mengumpulkan bangsa-Nya dari segala ujung bumi. Dari sinilah maka pengertian Gereja adalah persekutuan
umat beriman di seluruh dunia yang terdiri dari jemaat-jemaat setempat dan menjadi nyata sebagai pertemuan liturgis, terutama sebagai pertemuan ekaristi KGK 752.
Bila kita ingin menjadi anggota suatu perkumpulan, alangkah bijaksananya bila kita berusaha mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan perkumpulan itu. Demikian
pula dengan perkumpulanpaguyuban yang disebut dengan Gereja. Sebelum kita masuk ke dalam Gereja maka baiklah jika seandainya kita berusaha pula untuk
mengenal Gereja dengan segala macamnya. Kita perlu mengetahui siapa saja yang menjadi anggotanya, apa syaratnya menjadi anggota, apa hak dan kewajibannya,
apa saja kegiatannya, apa tujuan dari Gereja itu dan sebagainya. Sebagai sebuah perkumpulan, Gereja mempunyai identitas yang jelas. Gereja terbentuk melalui
sejarah berdirinya, Gereja memiliki ciri-ciri yang terlihat maupun tidak terlihat yang menjadi identitasnya, juga mempunyai berbagai bentuk pelayanan.
Dalam bab ini, kita akan membahas identitas Gereja itu dari identitasnya sebagai Paguyuban Umat beriman beserta ciri-ciri yang melekat padanya, maupun bentuk-
bentuk pelayanannya. Oleh karena itu, bab ini membahas 3 subbab, yaitu:
A. Gereja sebagai Paguyuban. B. Ciri Gereja sebagai Paguyuban.
C. Bentuk-bentuk Pelayanan Gereja sebagai Paguyuban.
85 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti