Memahami Makna Sakramen Penguatan

125 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Cobalah kalian untuk membaca kisahnya berikut ini 1. Untuk memasukkan seseorang dalam kelompok orang yang sudah dewasa, Suku Dani melakukan upacara inisiasi yang berlangsung sampai dengan sembilan hari. Demikian pula dalam Gereja Katolik. Dalam Gereja Katolik, untuk memasukkan seseorang ke dalam kelompok orang yang sudah dewasa dalam hal iman melalui suatu upacara inisiasi resmi yang diselenggarakan oleh Gereja dan mengikuti suatu tata upacara yang resmi dan baku dan resmi dari Gereja. Upacara tersebut disebut dengan Upacara Sakramen Penguatan Sakramen Krisma. Jadilah Besar Di kalangan masyarakat Suku Dani di Irian Jaya, dikenal suatu tradisi inisiasi yang selalu dilakukan untuk menandai seseorang yang akan disebut dewasa. Inisiasi Suku Dani berlangsung selama sembilan hari. Inisiasi diawali dengan menekankan moncong seekor anak babi kecil ke perut anak yang diinisiasi. Tindakan ini menjadi tanda bahwa mulai saat itu si anak harus melakukan pantang makan makanan tertentu. Anak-anak yang diinisiasi, secara ritual harus pergi mandi supaya lepas dari ketergantungan terhadap ibu-ibu mereka. Mereka mendapatkan koteka yang pertama dan seutas tali kecil yang digantung di atas anus. Perhiasan-perhiasan yang lama diganti dengan yang baru. Mereka kemudian diberi makan daging babi dan diberi koteka mereka yang baru dilemaki. Sementara itu, semua orang yang hadir berteriak, “Jadilah besar”. Anak-anak yang diinisiasi ditempatkan dalam suatu rumah khusus, terpisah dari orang tua mereka. Lalu semua anak laki-laki yang lain melakukan penyerangan semu terhadap tempatrumah tersebut. Meskipun takut, anak-anak itu harus menangkal serangan itu, dibantu oleh para pengantar mereka. Mereka ditawari daging babi, tetapi ketika mereka mau, orang itu tidak mau memberikannya. Mereka menari-nari sepanjang malam dan berjaga sampai keesokan harinya. Mereka tidak boleh minum sebelum sore hari berikutnya. Pada hari ketiga sekali lagi mereka mengalami pertempuran semu, dan kali ini dilakukan oleh para pengantar mereka sendiri. Jika mereka hendak beristirahat di dekat api, mereka diusir. Dua hari berikutnya anak-anak itu harus pergi mengemis daging dengan menyanyi ke desa-desa tetangga. Pada hari ketujuh, mereka harus memanjat sebatang pohon. Kemudian di bawah pohon itu orang-orang membuat api dengan asap tebal. Mereka seperti dipanggang dan hampir mati lemas, namun harus kembali dengan selamat. Setelah itu mereka diberi pelajaran memanah untuk menyiapkan mereka mencari nakah. Mereka juga harus pergi mencari kayu bakar untuk diberikan kepada ibu mereka masing-masing. Anak perempuan mendapatkan kalung bertali kecil dilehernya. Setiap anak perempuan dihembusi oleh orang tuanya, disertai harapan “semoga kamu hidup terus”. Dengan demikian, berakhirlah upacara inisiasi. Romo Yosef Lalu, Pr., Percikan Kisah Anak Manusia, Komkat KWI 126 Kelas VIII SMP 2. Amatilah gambar berikut ini Sumber: almabhaktiluhur.com Gambar 8.8 Sakramen penguatan 3. Setelah mengamati gambar tersebut, rumuskanlah beberapa pertanyaan sehu- bungan dengan upacara dalam cerita Suku Dani dan Upacara Sakramen Penguatan tersebut. 4. Diskusikan dengan temanmu dari pertanyaan yang telah dirangkum bersama guru.

2. Memahami Makna Sakramen PenguatanKrisma Berdasarkan Ajaran Gereja dan Kitab Suci

Gereja Katolik melaksanakan pemberian Sakramen Krisma kepada umat yang telah dinyatakan dewasa dalam hal iman, setelah mereka melalui beberapa persyaratan dan kegiatan. Adapun makna dari Sakramen Krisma dapat kita lihat dalam ajaran Gereja dan dalam bacaan Kitab Suci berikut ini. KGK 1316 Penguatan menyempurnakan rahmat Pembaptisan. Itu adalah Sakramen yang memberi Roh Kudus, supaya mengakarkan kita lebih kuat dalam persekutuan anak-anak Allah, menggabungkan kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan kita dengan Gereja, membuat kita mengambil bagian yang lebih banyak dalam perutusannya, dan membantu kita, supaya memberi kesaksian iman Kristen dengan perkataan dan perbuatan. 127 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kisah Para Rasul 2:1-13 1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk; 3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. 5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? 8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: 9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 10 Frigia dan Pamilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan- perbuatan besar yang dilakukan Allah.” 12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?” 13 Tetapi orang lain menyindir: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.” 1. Berdasarkan kedua bacaan tersebut, rumuskan jawaban dari beberapa pertanyaan berikut ini: a. Berdasarkan KGK 1316, apa makna dari Sakramen Penguatan? b. Rahmat apa yang diperoleh setelah menerima Sakramen Penguatan? c. Berdasarkan bacaan Kitab Suci tersebut, apa yang seharusnya dilakukan oleh orang yang telah menerima Roh Kudus? 2. Setelah selesai diskusi, komunikasikan hasilnya kepada kelompok lain.