a. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan
masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari , terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan Negara.
b. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. c.
Membentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan ketrampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan
akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan Negara.
d. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial
ekonomi dalam masyarakat yang majemuk,baik dalam skala nasional maupun internasional.
4. Pendekatan dan Pengorganisasian Materi Pelajaran Ekonomi Pembelajaran ekonomi di SMA menggunakan pendekatan pemecahan
masalah di mana siswa diharapkan mampu menghadapi masalah ekonomi yang terjadi dalam kehidupannya. Untuk itu organisasi materi dimulai
dari pengenalan fakta tentang peristiwa ekonomi, memahami teorikonsep dasar untuk memecahkan masalah ekonomi dan menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran siswa harus menyentuh inti dari pendidikan ekonomi sekalipun pada tataran yang masih sederhana. Cakupan
dan kedalaman materi pelajaran ekonomi di SMA harus mengacu pada kurikulum yang berlaku, kemampuan awal siswa, dan kondisi lingkungan
sekitar siswa.
F. Kajian Penelitian Yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang
peneliti lakukan ini. Dari beberapa contoh judul penelitian terdahulu memang memiliki keterkaitan dari segi masalah, yaitu mencari tahu tentang
peningkatan partisipasi dan prestasi akan tetapi objek dan sasarannya yang berbeda. Peneliti mengkaji 2 buah skripsi yang digunakan peneliti sebagai
acuan, yaitu : 1. Peningkatan Partisipasi dan Motivasi Siswa Melalui Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament TGT Dalam Mata Pelajaran Ekonomi, Studi kasus Siswa kelas XC SMA Stella Duce 2
Yogyakarta oleh Andika Wahyu Kartikasari, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2009.
Berdasarkan pengamatan dan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan
partisipasi siswa kelas XC SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Hal ini tampak dari indikator partisipasi siswa yang menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan persentase dari hasil siklus I ke siklus II. Atau keadaannya stabil dan melebihi target yang ditentukan. Bahkan beberapa indikator
menunjukkan kenaikan persentase yang sangat tajam. 2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournaments TGT Dalam Pembelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Stella Duce
1 Yogyakarta oleh Irene Septilya Wahyu Indah Ayudiany, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2010.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XB. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut tampak dari nilai yang dicapai oleh siswa pada waktu pre test dan post test. Rata-rata
peningkatan nilai kelas adalah 1,81 atau 26. Pada saat pre test rata-rata skor siswa dalam kelas mencapai 5,20 sedangkan rata-rata skor siswa
setelah post test naik menjadi 7,01. Peningkatan nilai siswa ini telah melampaui target yang ditetapkan. Pada awal penelitian, target yang
ditetapkan sebesar 20. Jadi bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan ada selisih sebesar 6. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran Ekonomi dalam penelitian ini sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
XB SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. G.
Kerangka Teoritik
Prestasi belajar adalah hasil dari penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang
menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa Lanawati dalam Reni, 2004:168. Sedangkan menurut Suryosubroto 2002: 279 dalam
bukunya Proses Belajar Mengajar di Sekolah, menjelaskan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan
ikut bertanggung jawab didalamnya. Kegiatan belajar yang terarah dan teratur dapat meningkatkan prestasi
siswa dan partisipasi siswa. Namun, kegiatan belajar terkadang bisa terasa membosankan. Hal ini terbukti dengan adanya perilaku siswa di kelas yang
kurang tertarik terhadap proses belajar di kelas. Mereka justru melakukan
aktivitas lain di luar aktivitas belajar. Misalnya : bermain handphone, mengobrol dengan teman sebangku, bersikap acuh tak acuh, tidur-tiduran, dan
kegiatan lain di luar aktivitas belajar. Agar kegiatan belajar dapat terfokus pada tujuan pembelajaran dan prestasi belajar meningkat, perlu adanya
peningkatan motivasi dalam pembelajaran. Menurut Uno 2007:34, ada beberapa teknik untuk meningkatkan motivasi dalam pembelajaran yaitu
menggunakan permainan dan membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa. Permainan ini dapat membuat siswa berperan aktif dalam
pembelajaran. Siswa yang memiliki tingkat keaktifan yang tinggi dan memiliki hubungan sosial yang baik, cenderung memiliki prestasi akademik
yang tinggi. Komunikasi dalam kelompok dapat menyebabkan meningkatnya prestasi akademik siswa.
Pembelajaran kooperatif sangat membantu meningkatkan pemahaman siswa dan pengetahuan siswa serta mempercepat proses belajar siswa. Dalam
pembelajaran kooperatif, siswa dikelompokkan-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Hal ini dimaksudkan agar interaksi siswa menjadi lebih
maksimal dan efektif. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pelajaran, aktif dalam belajar, dan bekerja sama di dalam kelompok untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan. Kepercayaan kelompok terpusat pada keunggulan aspek sosial dari pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran
kooperatif, siswa dibantu untuk belajar bekerja sama dengan teman sebayanya dan berusaha untuk menemukan nilai kebersamaan di dalam
kelompok belajar. Siswa dapat belajar mengemukakan pendapat, belajar mendengarkan orang lain serta belajar menghormati terhadap yang lain.
Teams Games Tournament TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku bangsa atau ras yang berbeda Isjoni, 2011:83-84. Dalam
TGT ini sangat ditekankan kerjasama dan kebersamaan dalam kelompok. Masing-masing kelompok memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan
penghargaan yang terbaik. Untuk mendapatkan penghargaan yang baik, masing-masing individu harus menyumbangkan nilai terbaik untuk
kelompoknya. Karena keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan individu sebagai anggota kelompok.
Metode kooperatif tipe TGT ini akan diterapkan pada mata pelajaran ekonomi. Diharapkan dengan model pembelajaran tipe TGT ini, prestasi
belajar ekonomi dan partisipasi siswa dapat meningkat. Karena dalam pembelajaran dengan tipe TGT, siswa dapat belajar secara berkelompok yang
memungkinkan mereka dapat saling berdiskusi dan dengan adanya permainan yang menyenangkan, turnamen, serta penghargaan bagi kelompok
akan dapat merangsang siswa untuk tertarik terlibat dalam proses pembelajaran sehingga pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar dan
partisipasi siswa.
H. Pertanyaan Penelitian