harinya berlangsung saat belajar dikelas dan setelah itu beristirahat di asrama. Semua makanan yang dijual disekitar asrama sangat memicu terjadinya gizi lebih apalagi
disertai dengan aktivitas mahasiswa yang ringan. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan dimana dampak negatif yang
ditimbulkan dari perilaku konsumsi pangan dan kurangnya aktivitas fisik tampak pada mahasiswa Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan,maka penulis tertarik
untuk meneliti apakah perilaku konsumsi dan aktivitas fisik berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswa akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan perilaku konsumsi pangan
dan aktivitas fisik dengan gizi lebih pada mahasiswa Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan tahun 2011.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan perilaku konsumsi pangan dan aktivitas fisik dengan gizi lebih pada mahasiswa akademi kebidanan Sari Mutiara Medan tahun
2011.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui status gizi mahasiswa akademi kebidanan Sari Mutiara Medan
tahun 2011. 2.
Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa akademi kebidanan Sari Mutiara Medan tentang konsumsi pangan tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui sikap mahasiswa akademi kebidanan Sari Mutiara Medan
tentang konsumsi pangan tahun 2011. 4.
Untuk mengetahui tindakan mahasiswa akademi kebidanan Sari Mutiara Medan tentang konsumsi pangan tahun 2011.
5. Untuk mengetahui aktivitas fisik mahasiswa akademi kebidanan Sari Mutiara
Medan tahun 2011.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi petugas bagian catering Akademi Kebidanan Sari
Mutiara Medan untuk memberikan informasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi lebih.
2. Sebagai upaya peningkatan pengetahuan bagi mahasiswa akademi kebidanan Sari
Mutiara dalam mengkonsumsi pangan dan aktivitas fisik yang berhubungan dengan gizi lebih
3. Memberikan masukan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa yang berada pada
akademi kebidanan Sari Mutiara dalam meningkatkan status kesehatan dan gizi melalui penyuluhan tentang gizi lebih.
BAB II
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Pangan
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak
diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber gizi karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral dan air menjadi landasan utama untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Janin dalam kandungan,
bayi, balita, anak, remaja, dewasa maupun usia lanjut membutuhkan makanan yang sesuai dengan syarat gizi untuk mempertahankan hidup, tumbuh dan kembang, serta
mencapai prestasi kerja. Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan.
2.1.1. Klasifikasi pangan
Secara umum, pangan dikelompokkan menjadi dua yaitu pangan hewani dan pangan nabati. Pangan hewani meliputi daging, telur, ikan, kerang, susu, dan hasil
susu. Sementara pangan nabati meliputi serealiabiji dari famili Gramineae, kacang- kacangan biji dari famili Leguminoseae, sayuran dalam bentuk akar-akaran, daun-
daunan, pucuk-pucuk, labu, dan sayur buah. Biji-bijian, semua biji yang tidak
Universitas Sumatera Utara
termasuk serealia dan kacang-kacangan, buah-buahan segar dan kering, bumbu, dan
rempah, serta pangan lainnya seperti madu, gula, jamur.
Penggolongan pangan yang digunakan FAO dikenal sebagai Disirable Dietary Pattern Pola Pangan HarapanPPH. Kelompok pangan dalam PPH ada
sembilan yaitu, dibawah berikut ini dilampirkan. 1.
Padi-padian adalah pangan yang berasal dari tanaman serealia yang biasa dikonsumsi sebagai pangan pokok seperti padi, jagung, gandum, sorgum
cantel, dan produk olahannya seperti butiran, tepung terigu, beras, pasta bihun, makaroni.
2. Umbi-umbian adalah pangan yang berasal dari akarumbi yang biasa di
konsumsi sebagai pangan pokok seperti singkong, ubi jalar, kentang, ubi, sagu, talas, serta produk olahannya seperti tepung, kue maupun roti.
3. Pangan hewani adalah kelompok pangan yang terdiri dari daging, telur, susu,
dan ikan, serta hasil olahannya. 4.
Minyak dan lemak adalah bahan makanan yang berasal dari nabati, lemak umunya berasal dari hewani.
5. Buah biji berminyak adallah pangan yang relatif mengandung minyak baik
dari buah maupun bijinya. 6.
Kacang-kacangan adalah biji-bijian yang mengandung tinggi lemak seperti kacang tanah,dan sebagainya termasuk juga bahan olahannya seperti tempe,
tahu, susu kedelai, dan oncom. 7.
Gula terdiri atas gula pasir dan gula merah serta hasil olahannya berupa sirup, kembang gula permen.
Universitas Sumatera Utara
8. Sayuran dan buah adalah sumber vitamin dan mineral yang berasal dari
bagian tanaman, yaitu daun, bunga, batang, umbi, atau buah. 9.
Lain-lain adalah bumbu-bumbuan yang berfungsi sebagai penyedap dan penambah cita rasa pangan olahan, seperti ketumbar, merica, pala, asam jawa,
cengkeh.
2.1.2. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan oleh
seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tetentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologis, psikologis, maupun sosial. Hal
ini terkait dengan fungsi makanan yaitu gastronomik, identitas budaya, religi dan
magis, komunikasi, lambang status ekonomi, serta kekuatan dan kekuasaan.
Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Konsumsi makanan
yang berlebihan terutama mengandung karbohidrat dan lemak akan menyebabkan jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang dengan kebutuhan energi.
Kelebihan energi ini di dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak yang lama kelamaan akan mengakibatkan kegemukan atau overweight.
2.1.3. Fungsi Sosial Pangan
Pangan dapat dipelajari sebagai suatu persoalan biocultural. Kata bio berkaitan dengan zat gizi yang terdapat dalam pangan yang akan mengalami proses
biologi setelah masuk ke dalam tubuh dan mempunyai pengaruh pada fungsi organ- organ tubuh. Kata cultural memiliki makna bahwa faktor budaya yang menyangkut
aspek sosial, ekonomi, politik dan proses budaya mempengaruhi seseorang dalam
Universitas Sumatera Utara
memilih jenis pangan,pengolahan pangan,cara konsumsi pangan termasuk dengan siapa, kapan, dimana.
Sehubungan dengan itu maka pangan memiliki fungsi sosial sebagai berikut. 1.
Fungsi gastronomik Secara umum, pangan berfungsi untuk mengisi perut gaster yang kosong.
Biasanya pangan yang dipilih dan dikonsumsi seseorang adalah memenuhi kesukaannya, hanya bedanya upaya tersebut dilakukan oleh setiap individu
dengan cara yang tidak sama. 2.
Pangan sebagai identitas budaya Jenis pangan yang biasa dikonsumsi seseorangkomunitas tertentu dapat dijadikan
indikator asal budaya mereka. 3.
Pangan sebagai fungsi religi dan magis Dalam hal ini pangan dikaitkan dengan upacara khusus, seperti kambing untuk
akikah atau khinatan bagi pemeluk Agama Islam. 4.
Pangan sebagai fungsi komunikasi Pangan tertentu sering kali diberi peranan sebagai sarana komunikasi nonverbal
dalam peristiwa tertentu. Sebagai contoh pada hari raya Idul Fitri terdapat kebiasaan mengirim pangan dalam bentuk ketupat dan lauk pauk, parselpaket
pangan dan minuman, acara saling suap nasi antara pengantin laki-laki dan perempuan.
5. Pangan sebagai lambang status ekonomi
Biasanya jenis konsumsi pangan sekelompok orang berbeda menurut tingkat ekonominya. Sebagai contoh roti tawar putih biasanya dikonsumsi oleh seseorang
Universitas Sumatera Utara
yang status ekonominya tinggi,sedang roti tawar berwarna biasanya dikonsumsi oleh pegawai buruh dengan status ekonomi sedang atau rendah.
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Secara umum,
faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi pangan adalah faktor ekonomi dan harga, serta faktor sosio-budaya dan religi.
2.2. Perilaku
Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ransangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” Notoatmodjo 2007. Berdasarkan batasan perilaku dari
Skiner tersebut,maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau
ransangan dari luar organisme atau organisme orang, namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang
bersangkutan. Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor yang memengaruhi perilaku manusia yang disebabkan oleh lingkungan. Sedangkan faktor internal adalah
pengetahuan, sikap, dan tindakan Notoatmodjo,2003.
Universitas Sumatera Utara
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yaang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. 3.
Tindakan Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Pengetahuan gizi yang sudah baik maka kemungkinan untuk melakukan suatu tindakan akan lebih
baik juga. Tetapi walaupun pengetahuan kita baik dan sikap kita keras tanpa dibarengi oleh tindakan yang nyata maka tidak akan tercapai apa yang kita kehendaki.
Dari tindakan seseorang dalam mengkonsumsi suatu zat gizi maka dapat dinilai perilaku makannya baik atau tidak.
Beberapa perilaku gaya hidup yang kurang tepat dapat menimbulkan kegemukan, seperti Purwati, dkk, 2007:
1. Makan berlebihan
Mempunyai nafsu makan yang berlebihan merupakan kebiasaan yang buruk, baik dilakukan di rumah, restoran, pertemuan-pertemuan, maupun pesta. Apabila
sudah kenyang jangan sekali-sekali menambah porsi makanan meskipun makanan yang tersedia sangat lezat dan merupakan makanan favorit.
Universitas Sumatera Utara
2. Makan terburu-buru
Kebiasaan makan secara terburu-buru akan menyebabkan efek kurang menguntungkan bagi pencernaan dan dapat mengakibatkan cepat merasa lapar
kembali. Padahal jika makanan dikunyah lebih lama selain kelezatan makanan dapat dinikmati, juga dapat membuat lama waktu makan.
3. Menghindari makan pagi
Banyak orang yang menggantikan makan pagi dengan makan siang yang berlebih atau memakan makanan kecil yang tinggi lemak dan kalori dalam jumlah yang relatif
banyak. Dengan kondisi ini, jika dihitung jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak jika dibandingkan kalau makan pagi.
4. Waktu makan tidak teratur
Jika jarak antara dua waktu makan terlalu panjang, ada kecenderungan untuk mengonsumsi makanan secara berlebihan. Jika keadaan tersebut berlangsung relatif
lama maka akan mengakibatkan kegemukan. 5.
Salah memilih dan mengolah makanan Ada beberapa faktor atau karena ketidaktahuan seseorang salah dalam memilih
makanan. Sementara itu banyak juga orang memilih makanan hanya karena prestise atau gengsi semata. Makanan cepat saji yang banyakditawarkan sekarang banyak
mengandung lemak, kalori, dan gula berlebih. 6.
Kebiasaan mengemil makanan ringan Mengemil merupakan kegiatan makan diluar waktu makan. Biasanya makanan
yang dikonsumsi berupa makanan kecil makanan ringan yang rasanya gurih,
Universitas Sumatera Utara
manis, dan digoreng. Bila tidak dikontrol, hal ini akan mengakibatkan kegemukan karena jenis makanan tersebut adalah makanan tinggi kalori.
2.3. Aktivitas Fisik