Cara Menentukan Gizi Lebih Hubungan Perilaku dengan Gizi Lebih Hubungan Aktivitas Fisik dengan Gizi Lebih

basal pada usia yang semakin senja akan semakin menurun. Sejalan dengan itu, aktivitas fisik pun juga semakin berkurang. Oleh karena itu,energi yang dibutuhkan tubuh juga lebih rendah jika dibandingkan ketika masih muda. Untuk mencegah terjadinya kegemukan, hendaknya asupan kalori dikurangi sesuai dengan peningkatan umur. Purwati,2000. Selain metabolisme basal ada hormon, yaitu hormon tiroid, hormon insulin yang dapat menyebabkan kegemukan Arief, 2007. Enzim tubuh juga merupakan salah satu faktor selain metabolisme basal dan hormon. Enzim adipose tissue lipoprotein lipase memiliki peranan penting dalam proses mempercepat penambahan berat badan. Enzim ini bertugas mengontrol kecepatan trigliserida dalam darah yang dipecah- pecah menjadi asam-asam lemak dan disalurkan ke sel-sel tubuh untuk disimpan. Sel tubuh akan memilih di antara glikogen atau lemak untuk energinya. Namun beberapa orang lebih cenderung menggunakan glikogen yang dapat menurunkan glukosa darah sehingga membuat orang merasa lebih sering lapar. Efek samping penggunaan obat-obatan dapat juga menjadi salah satu faktor penyebab kegemukan,beberapa obat dapat merangsang pusat lapar di dalam tubuh seperti OAD obat oral antidiabetes dan plikontrasepsi. Dengan demikian,seseorang yang mengkonsumsi obat tersebut akan meningkatkan nafsu makan. Apalagi jika penggunaannya dalam waktu relatif lama, seperti dalam keadaan penyembuhan suatu penyakit, maka akan memicu suatu penyakit, maka akan memicu terjadinya kegemukan Arief,2007.

2.5. Cara Menentukan Gizi Lebih

Universitas Sumatera Utara Cara untuk menentukan seseorang mengalami gizi lebih dapat dilakukan dengan cara: 1. Berdasarkan Indeks Masa Tubuh IMT IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAOWHOUNO tahun 1985:batasan BB normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Body Mass Index BMIIMT IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa usia 18 tahun ke atas,khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan BB IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khsusus penyakit seperti edema, asites dan hepatomegali Batas Ambang IMT menurut FAO membedakan antara laki-laki normal 20,1-25,0 dan perempuan normal18,7-23,8 Cara untuk menentukan seseorang menderita gizi lebih dapat dilakukan dengan mengukur IMT individu. Rumus dalam perhitungan IMT adalah sebagai berikut: Katagori Ambang Batas Indeks Masa Tubuh IMT untuk Indonesia adalah seperti pada tabel berikut ini: Tabel 2.2 Katagori Ambang Batas IMT untuk Indonesia Kategori IMT Kurus Kekurangan Berat Badan BB Tingkat Berat 17,0 Kekurangan Berat Badan BB Tingkat Ringan 17,0 – 18,5 Normal 18,5 – 25,0 Gemuk Kelebihan Berat Badan BB Tingkat Ringan 25,0 – 27,0 Kelebihan Berat Badan BB Tingkat Berat 27,0 Sumber: Dit. Gizi Departemen Kesehatan RI Jakarta, 1994 dalam Depkes 2006

2.6. Hubungan Perilaku dengan Gizi Lebih

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian Maulidyah 2010 hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan anak tentang gizi dengan status gizi lebih bersamaan dengan itu Mardatilah 2008 juga melakukan penelitian dan diperoleh hasil bahwa pengetahuan gizi memiliki hubungan bermakna dengan kejadian gizi lebih.

2.7. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Gizi Lebih

Berdasarkan hasil penelitian Maulidyah 2010 diperoleh hasil penelitian bahwa ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan status gizi lebih demikian halnya dengan Cahyati 2008 juga melakukan penelitian dan hasil penelitiaan diperoleh ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan status gizi lebih.

2.8. Kerangka Konsep