Pembahasan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
merasakan kepuasan dalam menjalani profesinya terutama pada aspek sosial. Berdasarkan uraian tersebut dapat menegaskan
bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek sosial ditinjau dari jenis kelamin.
d. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Psikologis Hasil uji beda pada aspek psikologi menunjukkan bahwa
nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,130 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan
guru terhadap profesinya pada aspek psikologis ditinjau dari jenis kelamin.
As’ad 1987:66 menyatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, salah satunya adalah faktor
psikologis. Faktor psikologis ini meliputi cita-cita, pandangan hidup, sikap, bakat, minat dan kemampuan seseorang. Beberapa
hal tersebut dapat muncul dari dalam diri individu. Setiap orang akan melakukan suatu pekerjaan berdasarkan minat, bakat dan
kemampuan yang dimiliki, sehingga orang tersebut akan merasakan kepuasan terhadap pekerjaannya. Hal ini juga terjadi
pada seorang guru. Baik guru laki-laki maupun guru perempuan memiliki minat, bakat, dan kemampuan menjadi seorang guru
sehingga mereka memilih untuk menjadi seorang guru. Berdasarkan uraian tersebut menegaskan tidak terdapat perbedaan
tingkat kepuasan guru pada aspek psikologis ditinjau dari jenis kelamin.
e. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Motivasi Hasil uji beda pada aspek motivasi menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
adalah 0,799 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan
guru terhadap profesinya pada aspek motivasi ditinjau dari jenis kelamin.
Motivasi adalah kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, dan kemauan yang mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan Purwanto, 1997:2. Dari sudut yang menimbulkanya motivasi
terdiri dari dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari
dalam diri individu tanpa memerlukan rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul
karena adanya rangsangan dari luar. Setiap orang memiliki motivasi tersendiri dalam pekerjaannya, begitu pula dengan
seorang guru. Setiap guru laki-laki dan guru perempuan sama- sama membutuhkan sebuah motivasi, baik yang timbul dari dalam
maupun dari luar untuk mendidik dan mendampingi para murid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hal ini menegaskan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial.
2. Tingkat Kepuasan Guru Berdasarkan Lama Menjalani Profesi
Berdasarkan hasil pengujian statistik, tingkat kepuasan guru terhadap
perofesinya ditinjau
dari lama
menjalani profesi
menunjukkan tidak adanya perbedaan. Hal ini tampak dari uji beda yang menunjukkan nilai
sig.
sebesar 0,194 α 0,05. Oleh karena itu hipotesis yang sudah disusun tidak didukung oleh hasil penelitian.
Hasil yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan ini terjadi karena guru memiliki tugas dan tanggung jawab utama yang
tidak pernah berubah menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Setiap guru yang menghayati tugas dan kewajibannya ini akan memiliki kepuasan tersendiri dalam menjalani
profesi sebagai seorang guru, baik itu guru yang belum lama menjalani profesi, cukup lama menjalani profesi, dan lama menjalani
profesi. Hal ini menegaskan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru ditinjau dari lama menjalani profesi.
Hasil Pengujian statistik pada setiap aspek kepuasan guru terhadap profesinya ditinjau dari jenis kelamin adalah sebagai
berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya
Pada Aspek Finansial Hasil uji beda pada aspek finansial menunjukkan nilai
sig.
adalah 0,000 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya
pada aspek finansial ditinjau dari lama menjalani profesi. As’ad 1978:66 menyatakan bahwa ada empat faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja, salah satunya adalah faktor finansial. Faktor finansial meliputi gaji, tunjangan, pemberian
jasa, bonus, promosi, jaminan sosial dan sebagainya. Setiap orang menginginkan jenjang karir yang lebih baik. jenjang karir atau
promosi yang diberikan oleh atasan dapat membuat seseorang merasa puas akan pekerjaannya. Semakin lama orang tersebut
menjalani profesi maka semakin besar pula jenjang karir yang dimiliki, hal ini juga akan berpengaruh pada aspek finansial.
Begitu pula sebagai seorang guru. Menjadi seorang guru bukanlah halangan untuk meningkatkan jenjang karir. Pada masa
sekarang baik guru laki-laki maupun guru perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan jenjang karir yang
lebih baik. Guru yang memiliki masa kerja lebih lama akan memiliki jenjang karir yang lebih baik, hal ini juga menimbulkan
kepuasan tersendiri terhadap profesinya khususnya pada aspek finansial. Penjelasan di atas menegaskan bahwa terdapat
perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari lama menjalani profesi.
b. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Iklim Organisasi Hasil uji beda pada aspek iklim organisasi menunjukkan
nilai
asymp. sig.
0,550 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan
guru terhadap profesinya pada aspek iklim organisasi ditinjau dari lama menjalani profesi.
Setiap guru
mengharapkan iklim
organisasi yang
mendukung untuk melaksanakan pekerjaannya. Brief Wirawan, 2007:13 mengemukakan empat faktor yang mendukung iklim
sekolah, yaitu lingkungan fisik yang mendukung dan kondusif untuk pembelajaran, lingkungan sosial yang mendorong
komunikasi dan interaksi, lingkungan afektif yang mendorong rasa kepemilikan dan rasa percaya diri, dan lingkungan akademik
yang mendorong kegiatan pembelajaran. Dengan iklim organisasi yang mendukung ini maka dapat membuat guru merasakan
kepuasan akan pekerjaannya. Kebutuhan akan keadaan iklim organisasi yang mendukung
ini dirasakan oleh semua guru baik itu guru yang belum lama menjalani profesi, cukup lama menjalani profesi, maupun guru
yang sudah lama menjalani profesi. Oleh karena itu dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menegaskan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya bila ditinjau dari lama menjalani profesi.
c. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Sosial Hasil uji beda pada aspek sosial menunjukkan nilai
asymp. sig.
0,321 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru terhadap profesinya pada
aspek sosial ditinjau dari lama menjalani profesi. Menjalin sebuah hubungan sosial yang baik merupakan
sebuah usaha untuk mencapai kepuasan dalam pekerjaan. Begitu pula dengan guru. Dalam masa kerjanya, seorang guru akan lebih
banyak berinteraksi sosial dengan warga di sekolah, baik itu siswa, sesama guru, atasan, ataupun orang tua murid. Setiap guru
mengharapkan adanya hubungan baik dan menyenangkan antar sesama warga di sekolah, baik itu guru yang belum lama
menjalani profesi, cukup lama menjalani profesi, maupun guru yang sudah lama menjalani profesi guru. Guru akan merasa puas
apabila lingkungan masyarakat dapat membantu iklim kehidupan sosial yang menyenangkan Sahertian, 1994:58. Dengan adanya
hubungan baik dapat meningkatkan kepuasan kerja guru berdasarkan uraian ditas dapat menegaskan bahwa tidak terdapat
perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek sosial ditinjau dari lama menjalani profesi.
d. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Psikologis Hasil uji beda pada aspek psikologis menunjukkan nilai
asymp. sig.2-tailed
0,130 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru
terhadap profesinya pada aspek psikologis ditinjau dari lama menjalani profesi.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai
aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala
aspeknya, sehingga dapat menjalankan perannya dengan secara efektif. Selain memiliki pemahaman tentang dirinya, seorang guru
juga harus memiliki bakat dan minat di bidang pendidikan, karena dengan memiliki bakat dan minat tersebut guru akan labih mudah
menguasai hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan Anoraga dan Suyati, 1995:9. Hal tersebut perlu dimiliki oleh
setiap guru, baik guru yang belum lama, cukup lama, dan lama menjalani profesi sebagai seorang guru, sehingga mereka dapat
menemukan kepuasan terhadap profesinya. Penjelasan tersebut menegaskan bahwa tidak terdapat
perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek psikologis ditinjau dari lama menjalani profesi.
e. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Motivasi Hasil uji beda pada aspek motivasi menunjukkan nilai
sig
0,329 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek
motivasi ditinjau dari lama menjalani profesi. Motivasi adalah kekuatan mental yang berupa keinginan,
perhatian, dan kemauan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan
Purwanto, 1997:2. Dari sudut yang menimbulkanya motivasi terdiri dari dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri individu tanpa memerlukan rangsangan dari luar,
sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar. Setiap orang memiliki
motivasi tersendiri dalam pekerjaannya, begitu pula dengan seorang guru. Setiap guru, baik guru yang belum lama, cukup
lama, ataupun lama menjalani profesi memiliki motivasi dalam melakukan tugas sebagai seorang guru. Hal ini menegaskan
bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek motivasi.
3. Tingkat Kepuasan Guru Berdasarkan Status Kepegawaian
Hasil uji statistik kepuasan guru keseluruhan ditinjau dari status kepegawaian menunjukkan ada perbedaan tingkat kepuasan guru
terhadap profesinya. Hal ini nampak dari nilai
sig.2-tailed
sebesar 0,001 α 0,05. Dengan hasil tersebut, maka hipotesis yang sudah di
susun didukung oleh hasil penelitian. Perbedaan yang terlihat jelas antara guru PNS dan non PNS
adalah pada aspek finansial. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah gaji yang diterima oleh guru PNS lebih besar dari pada guru non PNS.
Dengan gaji yang berbeda tersebut juga dapat menimbulkan perbedaan kepuasan guru pada aspek motivasi, karena bisa dikatakan
bahwa gaji merupakan salah satu faktor penggerak motivasi seseorang dalam bekerja. Hal ini menegaskan bahwa ada perbedaan tingkat
kepuasan guru terhadap profesinya bila ditinjau dari status kepegawaian.
Hasil pengujian statistik pada setiap aspek kepuasan guru terhadap profesinya ditinjau dari status kepegawaian adalah sebagai
berikut: a.
Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Finansial
Hasil uji beda pada aspek finansial menunjukkan nilai
sig 2-tailed
0,000 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa terdapat perbedaan kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari status kepegawaian.
Status kepegawaian guru adalah kedudukan guru dilihat dari hal yang berkaitan dengan tanggung jawab guru terhadap sekolah
yang ditempatinya. Dalam pendidikan, status guru terdiri atas guru negeri dan guru swasta. Guru negeri PNS yaitu guru yang
digaji oleh negara, sedangkan guru swasta non PNS yaitu guru yang bekerja dan digaji oleh suatu instansi dan yayasan tertentu
Nugroho, 2008:30. Guru PNS akan mendapatkan gaji yang tetap sesuai dengan golongan yang sudah ditentukan, sedangkan guru
non PNS akan mendapatkan gaji sesuai dengan kemampuan yayasan dan instansi.
Fakta dalam dunia pendidikan saat ini gaji pegawai PNS akan lebih besar dari pada gaji non PNS. As’ad 1978:66
menyatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, salah satunya adalah faktor finansial. Faktor
finansial meliputi gaji, tunjangan, pemberian jasa, bonus, promosi, jaminan sosial dan sebagainya. Guru yang memiliki gaji
yang sesuai menimbulkan kepuasan tersendiri terhadap profesinya Berdasarkan penjelasan diatas dapat menegaskan bahwa
terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari status kepegawaian.
b. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Iklim Organisasi Hasil uji beda pada aspek iklim organisasi menunjukkan
nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,116 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru
terhadap profesinya pada aspek iklim organisasi ditinjau dari status kepegawaian.
Setiap guru baik guru PNS maupun guru non PNS mengharapkan iklim organisasi yang mendukung untuk
melaksanakan pekerjaannya.
Brief Wirawan,
2007:13 mengemukakan empat faktor yang mendukung iklim sekolah,
yaitu lingkungan fisik yang mendukung dan kondusif untuk pembelajaran, lingkungan sosial yang mendorong komunikasi dan
interaksi, lingkungan afektif yang mendorong rasa kepemilikan dan rasa percaya diri, dan lingkungan akademik yang mendorong
kegiatan pembelajaran. Dengan iklim organisasi yang mendukung dan mendorong kegiatan pembelajaran ini dapat membuat guru
merasakan kepuasan tersendiri akan pekerjaannya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat menegaskan bahwa
tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya ditinjau dari status kepegawaian.
c. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Sosial Hasil uji beda pada aspek sosial menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,099 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru terhadap
profesinya pada aspek sosial ditinjau dari status kepegawaian. Semua manusia adalah makhluk sosial, begitu pula guru.
Sebagai makhluk sosial guru juga membutuhkan interaksi sosial. Menurut Walgito 2002:57, interaksi sosial adalah suatu
hubungan antara individu dengan individu lainnya sehingga terdapat hubungan saling timbal balik. Baik guru PNS dan guru
non PNS sama-sama bekerja dalam lingkup sekolah. Setiap guru harus bisa berinteraksi sosial yang baik dengan orang lain, baik
kepada atasan, sesama guru, maupun para murid di sekolah. Dengan terciptanya interaksi sosial yang baik, maka dapat
menimbulkan kepuasan terhadap profesinya terutama pada aspek sosial.
Berdasarkan uraian diatas dapat menegaskan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya
pada aspek sosial ditinjau dari status kepegawaian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Psikologis Hasil uji beda pada aspek psikologis menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,241 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru
terhadap profesinya pada aspek psikologis ditinjau dari status kepegawaian.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai
aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala
aspeknya, sehingga dapat menjalankan perannya dengan secara efektif. Selain memiliki pemahaman tentang dirinya, seorang guru
juga harus memiliki bakat, minat dan kemampuan di bidang pendidikan, karena dengan memiliki bakat dan minat tersebut
guru akan labih mudah menguasai hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan Anoraga dan Suyati, 1995:9. Hal tersebut
perlu dimiliki oleh setiap guru, baik guru PNS dan Non PNS menjalani profesi sebagai seorang guru, sehingga mereka dapat
menemukan kepuasan terhadap profesinya. Berdasarkan uraian di atas dapat menegaskan bahwa tidak
ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek psikologis ditinjau dari status kepegawaian.
e. Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya
Pada Aspek Motivasi Hasil uji beda pada aspek motivasi menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,041 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kepuasan guru terhadap
profesinya pada aspek motivasi ditinjau dari status kepegawaian. Setiap guru memiliki motivasi yang berbeda dalam
pekerjaannya. Motivasi
tenaga kerja
ditentukan oleh
perangsangnya. Sagir mengemukakan unsur-unsur penggerak motivasi yaitu salah satunya adalah penghargaan. Penghargaan
atau pengakuan atas suatu kinerja yang telah dicapai seseorang merupakan perangsang yang kuat. Pengakuan atas suatu kinerja,
akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi dari pada penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah Sastrohadiwiryo,
2002:269. Selain pengakuan suatu kinerja, kompensasi yang diterima oleh seorang guru atas pekerjaan juga dapat menjadikan
sebuah motivasi tersendiri dalam bekerja. Dari hasil uji sebelumnya menemukan adanya perbedaan kepuasan guru
terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari status kepegawaian. Dengan adanya perbedaan kepuasan finansial juga
bisa mempengaruhi motivasi yang dimiliki seorang guru. Hal ini menegaskan bahwa ada perbedaan tingkat kepuasn guru terhadap
profesinya pada aspek motivasi ditinjau dari status kepegawaian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Tingkat Kepuasan Guru Berdasarkan Jabatan di Sekolah
Hasil pengujian statistik tingkat kepuasan guru terhadap profesinya ditinjau dari jabatan di sekolah menunjukkan tidak adanya
perbedaan. Hal ini tampak dari nilai
sig. 2-tailed
sebesar 0,449 α 0,05. Oleh karena itu hipotesis yang sudah disusun tidah didukung
oleh hasil penelitian. Pada setiap organisasi selalu ada pembagian tugas. Pembagian
tugas ini diadakan untuk mendorong agar proses interaksi antar anggota organisasi dapat berjalan dengan baik. Demikian juga dalam
kehidupan di sekolah. Pembagian tugas dilaksanakan dengan tegas oleh kepala sekolah sehingga masing masing kelompok dan orang-
orang dengan jelas melaksanakan tugasnya. Namun guru memiliki tugas dan tanggung jawab utama yang tidak pernah berubah menurut
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sebagai seorang guru bai guru yang memiliki jabatan di sekolah maupun guru yang tidak memiliki jabatan tentunya menginginkan
anak didiknya menjadi pribadi yang sukses. Apapun jabatan ataupun tugas tambahan yang diberikan atasan kepada seorang guru, tetap saja
mereka adalah seorang guru yang menginginkan kesuksesan pada setiap anak didiknya. Menjadi seorang guru bukan hanya suatu profesi
tetapi juga suatu panggilan jiwa dalam dirinya untuk mendidik siswanya dengan sepenuh hati. Berdasarkan penejelasan di atas
menegaskan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya ditinjau dari jabatan di sekolah.
Hasil Pengujian statistik pada setiap aspek kepuasan guru terhadap profesinya ditinjau dari jabatan di sekolah adalah sebagai
berikut: a.
Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Finansial
Hasil uji beda pada aspek finansial menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,081 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru
terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari jabatan di sekolah.
Setiap guru adalah anggota dari organisasi dalam lingkup sekolah. Oleh karena itu biasanya setiap guru memiliki tugas dan
peran disetiap kegiatannya. Selain menjalan tugas sebagai seorang guru untuk mendidik para murid, guru juga dapat menjalankan
tugas tambahan dari kepala sekolah sesuai surat keputusan yang beredar. Tugas tambahan lainnya dapat berupa sebuah jabatan.
Jabatan yang ada dalam lingkungan sekolah antara lain sebagai kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pembantu kepala sekolah
wakil kepala sekolah, wali kelas, pembimbing konseling, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pustakawan sekolah, laboran sekolah, dan lain sebagainya. Guru yang memiliki jabatan di sekolah akan mendapatkan balas jasa
atau honorarium yang sesuai dengan tugas tambahannya. Dengan kata lain baik guru yang memiliki jabtan di sekolah maupun guru
yang tidak memiliki jabatan di sekolah akan mendapatkan kompensasi atau balas jasa sesuai peran, tugas dan tanggung
jawabnya. Berdasarkan penejelasan tersebut menegaskan bahwa tidak
terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari jabatan di sekolah.
b. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Iklim Organisasi Hasil uji beda pada aspek iklim organisasi menunjukkan
nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,417 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru
terhadap profesinya pada aspek iklim organisasi ditinjau dari jabatan di sekolah.
Menurut Robbins 2008:108 setiap pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja dan atasan, mengikuti peraturan dan
kebijakan organisasi, memenuhi standar kerja. Hal tersebut dapat mempengaruhi orang puas akan pekerjaannya atau tidak. Setiap
guru mengharapkan kondisi iklim organisasi yang mendukung pekerjaannya sehingga kepuasan dapat dirasakan oleh setiap guru.
Kepuasan guru pada aspek iklim organisasi ini bukan hanya diharapkan oleh guru yang memiliki jabatan di sekolah tetapi juga
guru yang tidak memiliki jabatan di sekolah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat menegaskan bahwa
tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru pada aspek iklim organisasi ditinjau dari jabatan di sekolah.
c. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Sosial Hasil uji beda pada aspek sosial menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,185 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru terhadap
profesinya pada aspek sosial ditinjau dari jabatan di sekolah. Menjalin sebuah hubungan sosial yang baik merupakan
sebuah usaha untuk mencapai kepuasan dalam pekerjaan. Begitu pula dengan guru. Setiap guru di sekolah baik guru yang memiliki
jabatan di sekolah maupun guru yang tidak memiliki jabatan di sekolah memerlukan kemampuan untuk berinteraksi sosial yang
baik sehingga kepuasan pada aspek sosial dapat dirasakan. Interaksi sosial memiliki 3 aspek yaitu komunikasi, partisipasi
dan kontak sosial Walgito, 2002:57. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat menegaskan
bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru pada aspek sosial ditinjau dari jabatan di sekolah.
d. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Psikologis Hasil uji beda pada aspek psikologis menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,165 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru
terhadap profesinya pada aspek psikologis ditinjau dari jabatan di sekolah.
Menjadi seorang guru bukan hanya sebuah profesi semata namun juga panggilan jiwa untuk bertanggung jawab dalam
mencerdaskan kehidupan anak didik. As’ad 1987:66 menyatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja, salah satunya adalah faktor psikologis. Faktor psikologis ini meliputi cita-cita, pandangan hidup, sikap, bakat,
minat dan kemampuan seseorang. Seseorang yang bekerja sesuai kemampuan, keahlian, cita-cita, bakat, dan minat yang
dimilikinya akan lebih dapat merasakan kepuasannya dalam bekerja. Hal ini dirasakan oleh semua guru baik guru yang
memiliki jabatan di sekolah maupun guru yang tidak memiliki jabatan di sekolah.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat menegaskan bahwa tidak terdapat tingkat kepuasan guru terhadap profesinya
pada aspek psikologis ditinjau dari jabatan di sekolah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Motivasi Hasil uji beda pada aspek motivasi menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,919 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru
terhadap profesinya pada aspek motivasi ditinjau dari jabatan di sekolah.
Setiap orang memiliki motif tersendiri dalam menjalankan sebuah pekerjaan. Motivasi adalah kekuatan mental yang berupa
keinginan, perhatian dan kemauan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan tujuan yang
diinginkan Purwanto, 1997:2. Setiap guru yang memiliki jabatan dan tidak memiliki jabatan jabatan di sekolah memiliki
motivasi untuk mengerjakan pekerjaannya dengan sepenuh hati, sehingga dapat menimbulkan kepuasan tersendiri dalam
pekerjaannya khususnya pada aspek motivasi. Berdasarkan penjelasan di atas menegaskan bahwa tidak
terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru pada aspek motivasi ditinjau dari jabatan di sekolah
5. Tingkat Kepuasan Guru Berdasarkan Status Sertifikasi
Hasil pengujian statistik tingkat kepuasan guru terhadap profesinya ditinjau dari status sertifikasi menunjukkan nilai
sig.2- tailed
sebesar 0,053 α 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya ditinjau dari status sertifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang
sudah dibuat tidak didukung oleh hasil penelitian. Program sertifikasi guru adalah salah satu program pemerintah
untuk para guru dan dosen yang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu
Mulyasa, 2007:33. Bila dilihat dari tugas utama menjadi seorang guru, baik guru yang sudah bersertifikat maupun guru yang belum
bersertifikat memiliki tugas yang sama yaitu menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Setiap guru akan mendapatkan penghasilan sesuai dengan pekerjaan yang sudah
dilakukannya. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat menegaskan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru bila ditinjau dari status
sertifikasi. Hasil pengujian statistik tingkat kepuasan guru pada setiap
aspeknya bila ditinjau dari status sertifikasi adalah sebagai berikut: a.
Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Finansial
Hasil uji beda pada aspek finansial menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,000 α 0,05, oleh karena itu dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari status sertifikasi.
Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 14 a mengatakan bahwa dalam melaksanakan tugas profesionalitas, guru berhak
memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Penghasilan ini meliputi gaji pokok,
tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan
maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru. Berdasarkan undang-undang tersebut menegaskan bahwa guru
yang sudah bersertifikat memiliki penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan guru yang belum bersertifikat. Hal ini menegaskan
bahwa terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek finansial ditinjau dari status sertifikasi.
b. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Iklim Organisasi Hasil uji beda pada aspek iklim organisasi menunjukkan
nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,097 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru
terhadap profesinya pada aspek iklim organisasi ditinjau dari status sertifikasi.
Setiap guru
mengharapkan iklim
organisasi yang
mendukung untuk melaksanakan pekerjaannya. Brief Wirawan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2007:13 mengemukakan empat faktor yang mendukung iklim sekolah, yaitu lingkungan fisik yang mendukung dan kondusif
untuk pembelajaran, lingkungan sosial yang mendorong komunikasi dan interaksi, lingkungan afektif yang mendorong
rasa kepemilikan dan rasa percaya diri, dan lingkungan akademik yang mendorong kegiatan pembelajaran. Dengan iklim organisasi
yang mendukung ini maka dapat membuat guru merasakan kepuasan akan pekerjaannya.
Kebutuhan akan iklim organisasi yang mendukung ini dirasakan oleh setiap guru baik yang sudah bersertifikat dan yang
belum bersertifikat. Hal ini menegaskan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek
iklim organisasi ditinjau dari status sertifikasi. c.
Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Sosial
Hasil uji beda pada aspek sosial menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,039 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kepuasan guru terhadap profesinya
pada aspek sosial ditinjau dari status sertifikasi. Perbedaan pada aspek sosial tampak pada interaksi antara
guru di lingkungan sekolahnya. Interaksi guru dalam lingkungan sekolah tampak berbeda pasca fenomena sertifikasi guru Okti
Tersani, 2014:68-71. Hasil penelitian Okti menunjukkan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
fenomena sertifikasi guru dalam hubungannya dengan interaksi sosial terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yang mempengaruhi adalah kecenderungan sifat manusia untuk memilih berhubungan dengan individu pilihannya dan
sikap egois yang dimiliki guru. faktor eksternal yang mempengaruhi adalah kedekatan ruang kerja, hasutan atau sugesti
dari guru lain. Berdasarkan penelitian tersebut bila dikaitkan dengan perbedaan kepuasan guru pada aspek sosial, maka bisa
terjadi bahwa guru-guru yang sudah bersertifikat lebih berinteraksi dengan guru-guru yang sudah bersertifikat. Hal ini
akan menimbulkan kecemburuan sosial dan mempengaruhi kepuasan yang dirasakan guru lain. Hal ini dapat menegaskan
bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek sosial ditinjau dari status sertifikasi.
d. Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap
Profesinya Pada Aspek Psikologi Hasil uji beda pada aspek psikologi menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,945 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru
terhadap profesinya pada aspek psikologi ditinjau dari status sertifikasi.
Menjadi seorang guru bukan hanya sebuah profesi semata namun juga panggilan jiwa untuk bertanggung jawab dalam
mencerdaskan kehidupan anak didik. UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 7 menunjukkan bahwa profesi guru dan dosen merupakan
bidang pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan beberapa prinsip beberapa diantaranya adalah memiliki bakat, minat, panggilan
jiwa, dan idealisme serta memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
Prinsip tersebut harus dimiliki oleh setiap guru baik itu guru yang sudah bersertifikat maupun guru yang belum bersertifikat. Hal ini
menegaskan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek psikologi ditinjau dari status
sertifikasi. e.
Tidak Ada Perbedaan Tingkat Kepuasan Guru Terhadap Profesinya Pada Aspek Motivasi
Hasil uji beda pada aspek motivasi menunjukkan nilai
asymp. sig. 2-tailed
0,078 α 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan guru
terhadap profesinya pada aspek motivasi ditinjau dari status sertifikasi.
Motivasi adalah kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, dan kemauan yang mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan Purwanto, 1997:2. Dari sudut yang menimbulkanya motivasi
terdiri dari dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ekstrinsik. Motivasi dibutuhkan oleh semua pekerja untuk menjadi penyemangat dalam melaksanakan pekerjaan. Motivasi
bisa datang dari pimpinan, dalam hal ini kepala sekolah. Kebutuhan akan motivasi ini juga dirasakan oleh semua guru baik
yang sudah bersertifikat maupun yang belum bersertifikat. Berdasarkan uraian di atas maka dapat menegaskan bahwa
tidak terdapat perbedaaan kepuasan guru terhadap profesinya pada aspek motivasi ditinjau dari status sertifikasi.
149