Syarat-syarat Keselamatan Kerja Kajian Teori 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
27 keteknikan dan kejuruan yang sekarang ini tengah gencar dikembangkan
pemerintah, mendorong setiap penyelenggara pendidikan keteknikan dan kejuruan untuk saling meningkatkan mutu pelayanannya. Saat ini
pemerintah Indonesia mempunyai program dalam dunia pendidikan, yaitu jumlah untuk SMK sebanyak 70 dan 30 untuk SMU dalam
https:henisatyanto.wordpress.com20110722analisis-kebijakan-porsi- smk-70-dan-sma-30
diakses pada 8 Maret 2014. Hal tersebut
menunjukkan pendidikan kejuruan semakin menjadi pendidikan yang diperhitungkan.
Selain itu dengan tuntunan globalisasi yang ada, membuat SMK menerapkan sistem manajemen yang berstandar internasional. Dari dua
belas indikator yang harus dipenuhi oleh SMK bertaraf Internasional dalam http:mmsmk3tegal.blogspot.com- 200805indikator-kinerja-smk-
bertaraf.html diakses pada 8 Maret 2014, setidaknya terdapat enam indikator yang menyangkut penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan
kerja. Keenam indikator itu adalah: penerapan Sertifikat Manajemen Mutu ISO Versi 9000, Memiliki Standard Trainning Workshop, Memiliki dan
Mengembangkan Advance Training, Mampu Mengembangkan Teaching Factory, Mempunyai Komitmen dan Kepedulian Terhadap Masalah
Lingkungan, dan Memiliki TUK Tempat Uji Kompetensi Internasional. BLPT Yogyakarta yang sejak awal digunakan oleh SMK dan
sampai saat ini juga masih melayani praktek siswa SMK, membuat BLPT Yogyakarta menerapkan sistem manajemen yang dapat menjaga dan
meningkatkan kualitas pelayanannya termasuk bagi siswa SMK. Maka sejalan dengan hal tersebut BLPT Yogyakarta juga menerapkan sistem
28 manajemen yang berstandar internasional yaitu Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001 : 2008, yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Dengan demikian penyelenggaraan kegiatan BLPT Yogyakarta, mau tidak mau
harus mengacu kepada standar internasional tertentu. Dalam Peraturan Gubernur No. 7 Tahun 2011 Tentang Standar Pelayanan Minimal Balai
Latihan Pendidikan Teknik Pada Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olah Raga, meyatakan bahwa K3 masuk dalam kompetensi minimal yang
harus ada di BLPT. Hal tersebut menegaskan bahwa pelaksanaan K3 menjadi penting dalam layanan pendidikan di BLPT Yogyakarta, karena
bila itu standar minimal maka harus diterapkan. Bila Mengacu pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
yang diterapkan BLPT Yogyakarta, dari 8 prinsip dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 terdapat satu prinsip yang
mendukung hal tersebut. Prinsip tersebut adalah pendekatan fakta sebagai dasar pengambilan keputusan. Pendekatan fakta sebagai dasar
pengambilan keputusan artinya setiap keputusan dalam pelaksanaan sistem selalu didasarkan pada fakta dan data, tidak ada data bukti
pelaksanaan adalah sama dengan tidak dilaksanakannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008. Maka dari itu penerapan K3 benar-
benar diperhatikan. Semua hal tersebut semakin menguatkan pentingnya pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja di dalam dunia
pendidikan. Salah satu masalah yang sering terjadi di tempat kerja adalah
kecelakaan yang menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti kerusakan peralatan, cedera tubuh, kecacatan bahkan kematian. Dalam