Komunikasi dan Partisipasi dengan Peserta Didik

103 spesifikasi barang dan jasa yang diadakan sangat diperhatikan sesuai peraturan yang berlaku. Sistem pembelian harus menjamin agar produk barang dan jasa serta mitra kerja memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja pada saat barang dan jasa diterima di tempat kerja, Dalam hal pengadaan bahan barbahaya dan beracun, belum di lakukan identifikasi khusus. Dalam penyimpanan bahan bakar misalnya masih di simpan bersama diruang alat, namun telah ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu penempatan alat. Menurut Suma’mur 1985: 268 bahan-bahan berbahaya adalah: bahan-bahan yang selama pembuatannya, pengolahannya, pengangkutannya, penyimpanan dan penggunaannya mungkin menimbulkan atau membebaskan debu-debu, kabut, uap-uap, gas-gas, serat atau radiasi mengion yang mungkin menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, mati lemas, keracunan dan bahaya-bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan orang yang bersangkutan dengannya atau menyebabkan kerusakan kepada barang-barang atau harta kekayaan. Maka perlunya barang yang berpotensi menimbulkan bahaya dalam penyimpanannya diletakkan di area khusus yang tidak diperuntukkan penempatan alat-alat yang sering digunakan, karena dapat mengganggu dalam pendistribusiannya. Area bengkel yang aman dan tidak menimbulkan resiko bahaya bagi semua pihak yang ada di area bengkel. Karena identifikasi terhadap bahan berbahaya juga dapat meminimalkan resiko terjadinya kerugian bila terjadi keadaan darurat, karena bahan berbahaya telah dilokalisir penyimpanannya. BLPT dalam hal ini tiap-tiap seksi harus menjelaskan kepada semua pihak yang akan menggunakan barang 104 dan jasa tersebut mengenai identifikasi, penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

f. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja menjadi hal yang sangat penting dalam penerapan K3, bahkan menurut Suma’mur 1985: 9 penyebab kecelakaan kerja salah satunya adalah keadaan lingkungan kerja yang tidak aman unsafe condition. Sehingga lingkungan kerja mempunyai peranan yang cukup penting. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja di BLPT Yogyakarta memiliki ketercapaian 85,71. Dikarenakan dalam pelaksanaannya telah terdapat penguncian, tanda atau rambu di area bengkel yang ada di BLPT Yogyakarta. Bengkel dibuka supaya siswa dapat masuk saat sebelum jam diklat dimulai, hal ini berkaitan dengan pelaksanaan kebersihan yang terlaksana setiap hari dilaksanakannya diklat. Kebersihan terlihat dari lingkungan setiap seksi terutama area bengkel yang bersih. Area bengkel yang bersih ini dapat membuat dilaksanakannya praktik diklat lancar dan nyaman. Saat istirahat, peserta didik tidak diperkenankan berada di area bengkel. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan saat tidak ada pengawasan dari instruktur. Sedang area dikunci saat praktik sudah selesai semua pada akhir jam diklat. Sesuai data layout bengkel dalam dokumentasi, mesin-mesin telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat membuat nyaman peserta didik saat praktik, serta praktik dapat berjalan aman dan lancar. Tanda atau rambu juga terpasang di area bengkel, yakni