Tujuan Keselamatan Kerja Kajian Teori 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
28 manajemen yang berstandar internasional yaitu Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001 : 2008, yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Dengan demikian penyelenggaraan kegiatan BLPT Yogyakarta, mau tidak mau
harus mengacu kepada standar internasional tertentu. Dalam Peraturan Gubernur No. 7 Tahun 2011 Tentang Standar Pelayanan Minimal Balai
Latihan Pendidikan Teknik Pada Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olah Raga, meyatakan bahwa K3 masuk dalam kompetensi minimal yang
harus ada di BLPT. Hal tersebut menegaskan bahwa pelaksanaan K3 menjadi penting dalam layanan pendidikan di BLPT Yogyakarta, karena
bila itu standar minimal maka harus diterapkan. Bila Mengacu pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
yang diterapkan BLPT Yogyakarta, dari 8 prinsip dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 terdapat satu prinsip yang
mendukung hal tersebut. Prinsip tersebut adalah pendekatan fakta sebagai dasar pengambilan keputusan. Pendekatan fakta sebagai dasar
pengambilan keputusan artinya setiap keputusan dalam pelaksanaan sistem selalu didasarkan pada fakta dan data, tidak ada data bukti
pelaksanaan adalah sama dengan tidak dilaksanakannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008. Maka dari itu penerapan K3 benar-
benar diperhatikan. Semua hal tersebut semakin menguatkan pentingnya pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja di dalam dunia
pendidikan. Salah satu masalah yang sering terjadi di tempat kerja adalah
kecelakaan yang menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti kerusakan peralatan, cedera tubuh, kecacatan bahkan kematian. Dalam
29 beberapa industri, kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat kurang
terjaganya keselamatan kerja lebih tinggi dari pada yang lainnya. Kecelakaan kerja sekecil apapun akan menimbulkan kerugian.
Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan sebagai bahasan-bahasan marginal perusahaan.
Secara umum penyebab kecelakaan ditempat kerja adalah: Kelelahan fatigue, kondisi tempat kerja enviromental aspects dan
pekerjaan yang tidak aman unsafeworking condition, kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya
pre-cause adalah kurangnya training karakteristik pekerjaan itu sendiri dalam https:davideraone.wordpress.com15 diakses pada 8 Maret
2014. Dalam manajemen bahaya hazard management dikenal lima prinsip pengendalian bahaya yang bisa digunakan secara bertingkat atau
bersama-sama untuk mengurangimenghilangkan tingkat bahaya, yaitu: Penggantiansubstitution, juga dikenal sebagai engineering control,
Pemisahanseparation terdiri: Pemisahan fisikphysical separation,
Pemisahan waktutime separation, Pemisahan jarakdistance separation, Ventilasi ventilation, Pengendalian administratifadministrative controls,
Perlengkapan perlindungan personnel Personnel Protective Equipment PPE dalam http:davideraone.wordpress.com diakses pada 8 Maret
2014. Para ahli menyebutkan penyebab kecelakaan kerja ada dua hal yaitu: unsave human act dan unsave conditions Suma’mur, 1985: 9,
kesalahan manusia dan kondisi tidak aman Tasliman, 1993: 19.