Teori lainnya mengatakan bahwa hormon yang tidak teridentifikasi menyebabkan gejala pada waktu terjadi perubahan menstruasi seperti peningkatan
aktivitas beta endorphin, defisiensi serotonin, retensi cairan, metabolisme prostaglandin abnormal dan gangguan aksis hipotalamik pituitary ovarium sebagai
penyebabnya Brunner Suddarth, 2001. Hacker et al., 2001 juga mengemukakan penyebab PMS adalah kelebihan
atau defisiensi kortisol dan androgen, kelebihan hormone anti diuresis, abnormalitas sekresi opiate endogen atau melatonin, defisiensi vitamin A, B1, B6 atau mineral,
seperti magnesium, hipoglikemia reaktif, alergi hormon, toksin haid, serta faktor- faktor evolusi dan genetik. Menurut Simanjuntak dalam Prawiroharjo 2005, faktor
kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial dan lain-lain juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita PMS adalah wanita yang lebih peka
terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor psikologis. Berbagai faktor gaya hidup tampaknya menjadikan gejala-gejala lebih buruk,
termasuk stres, kurangnya kegiatan fisik dan diet yang mengandung gula, karbohidrat yang diolah, garam, lemak, alkohol dan kafein yang tinggi.
2.5.3 Gejala Premenstrual Syndrome
Gejala yang ditimbulkan bisa bermacam-macam, mulai dari gejala fisik, psikis, dan psikologi. Namun gejala tersebut akan hilang saat menstruasi datang.
Menurut study yang dilakukan oleh para dokter, secara umum gejala PMS ini dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu gejala fisik dan gejala psikologis.
Universitas Sumatera Utara
a. Gejala Fisik Pada umumnya wanita yang mengalami PMS akan merasakan gejala fisik
seperti; berat badan bertambah, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, perubahan pada payudara, sakit kepala, pusing, kram pada rahim biasanya sebelum dan
beberapa hari pertama dari periode menstruasi, keinginan akan makanan tertentu, tumbuhnya jerawat, lemah, sakit perutr,sakit pada punggung dan otot.
b. Gejala Psikologi
Sementara itu gejala psikologinya adalah perubahan mood cepat tersinggung, mudah marah, depresi, sering tiba-tiba menangis, cepat berubah dari gembira menjadi
marah, cepat lupa, merasa sendirian di tengah keramaian, tidak bisa konsentrasi, malas, tegang, rendah diri, dan bingung. Gejala lain adalah sulit tidur, lelah, pusing,
sering merasa haus, banyak makan, gairah seksual berubah, dan menurunnya minat dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun gejala yang dialami setiap wanita berbeda-beda, ada 3 gejala utama yang paling sering dirasakan, yaitu cepat tersinggung, sakit pada punggung dan otot
dan badan terasa bengkak. Beruntunglah jika gejala PMS yang wanita rasakan hanya sebatas ini. Dalam tingkatan yang lebih parah, beberapa wanita bahkan sampai
pingsan ketika PMS datang.Sindrom PMS, pada dasarnya, bukan penyakit, melainkan kumpulan reaksi tubuh.
Menurut data dari The American College of Obstetricians and Gynecologists, hampir 70 persen wanita di seluruh dunia setiap bulannya mengalami PMS. Sekitar
14 persen dari wanita usia 20-35 tahun tidak seberuntung itu karena setiap kali PMS
Universitas Sumatera Utara
datang, mereka harus bed rest lantaran begitu hebatnya rasa sakit yang menyerang. Lebih dari 150 gejala telah dihubungkan dengan PMS, namun urutan serta
kombinasi dari gejala-gejala dapat berbeda-beda diantara para wanita. Jenis dan kuatnya gejala juga dapat berbeda-beda setiap bulan dan dapat mencerminkan
perubahan-perubahan gaya hidup atau stres. Gejala utama termasuk sakit kepala, keletihan, sakit pinggang, pembesaran dan nyeri pada payudara, dan perasaan begah
pada abdomen. Irritabilitas umum, perubahan suasana hati, ketakutan akan kehilangan kontrol, makan sangat berlebihan dan menangis tiba-tiba dapat juga
terjadi. Gejala-gejala sangat beragam dari satu wanita ke wanita lainnya dan dari satu siklus ke siklus berikutnya pada wanita yang sama Brunner Suddarth, 2001.
Menurut Hacker et. al. 2001, gejala-gejala yang paling banyak ditemukan pada PMS adalah perasaan bengkak, kenaikan berat badan, hilangnya efisiensi, sukar
konsentrasi, kelelahan, perubahan suasana hati, depresi, termasuk gangguan tidur insomnia. Scott et. al. 2002 membagi gejala-gejala PMS berdasarkan fungsi yang
terganggu. Gangguan psikologik berupa irritabilitas, ketidakseimbangan emosional, cemas, depresi dan perasaan bermusuhan. Gangguan kognitif dapat berupa
ketidakmampuan berkonsentrasi dan binggung. Gangguan somatik berupa mastalgia nyeri tekan pada payudara, kembung, sakit kepala, kelelahan dan insomnia serta
gangguan perilaku sosial berupa kecanduan karbohidrat dan membantah.
Universitas Sumatera Utara
2.5.4 Tipe Pre Menstrual Syndrome