5.1.2 Pendidikan
Responden dengan pendidikan menengahtinggi sebanyak 177 orang, yang baik dalam upaya mengurangi gejala dan dan dampak premenstrual syndrome 32
orang 18,1 dan yang tidak baik adalah 65 orang 68,4. Sedangkan dari 65 responden dengan pendidikan rendah, yang baik dalam upaya mengurangi gejala dan
dan dampak premenstrual syndrome sebanyak 5 orang 7,7 dan yang tidak baik adalah 60 orang 92,3.
Masih ada responden yang tidak baik dalam upaya mengurangi premenstrual syndrome walaupun sudah berpendidikan tinggi, namun sebagian besar dari mereka
adalah berpendidikan rendah. Uji statistik menunjukkan bahwa faktor pendidikan ada hubungan yang
bermakna dengan upaya mengurangi premenstrual syndrome, karena Orang dengan pendidikan formal yang lebih tinggi cenderung akan mempunyai pengetahuan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang mempunyai tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih mampu dan mudah memahami arti dan
pentingnya kesehatan dan gangguan-gangguan kesehatan yang mungkin terjadi. Menurut penelitian Deuster 1999, terdapat perbedaan yang mencolok
dimana wanita yang tidak menamatkan pendidikan menengah lebih sering melaporkan adanya gejala PMS dari pada mereka yang berpendidikan menengah dan
perguruan tinggi atau mereka yang telah menamatkan perguruan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Pekerjaan
Responden dengan bekerja berjumlah 96 orang, yang baik dalam upaya mengurangi gejala dan dan dampak premenstrual syndrome 23 orang 24,0 dan
yang tidak baik adalah 73 orang 76,0. Sedangkan dari 146 responden dengan tidak bekerja, yang baik dalam upaya mengurangi gejala dan dan dampak
premenstrual syndrome sebanyak 14 orang 9,6 dan yang tidak baik adalah 132 orang 90,0.
Uji statistik menunjukkan bahwa faktor pekerjaan ada hubungan yang bermakna dengan upaya mengurangi premenstrual syndrome, karena wanita yang
bekerja di luar rumah, lebih banyak mendapatkan informasi tentang bagaimana mengurangi dan mengatasi keluhan-keluhan pada saat menjelang menstruasi.
Wanita yang bekerja mengalami berbagai stres ditempat kerja, baik stres yang bersifat fisik karena beberapa kondisi lingkungan kerja fisik yang berada diatas nilai
ambang batas yang diperkenankan, atau juga dapat ditambah oleh adanya stres yang bersifat non fisik psikososial, yang dapat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatannya Mulyono dkk, 2001.
5.1.4 Penghasilan Perbulan