Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Penelitian Manfaat Penelitian Menstruasi

Muara Dua yang terdapat jumlah wanita usia subur dengan persentase paling tinggi 9.911 Jiwa dibanding 2 kecamatan lain yaitu Banda Sakti dan Blang Mangat . Berdasarkan data kunjungan pasien di Puskesmas Muara Dua, diketahui jumlah pasien dengan keluhan PMS mencapai 23 – 48 kasus setiap bulannya , demikian juga dengan keluhan beberapa wanita kepada bidan yang bertugas didesa – desa setempat. Survei pendahuluan yang dilakukan dengan mewawancarai 10 wanita berusia 30 sampai dengan 45 tahun yang kebetulan sedang berkunjung pada Puskesmas Kecamatan Muara Dua menunjukkan 7 dari 10 wanita mengakui adanya gejala dan keluhan menjelang beberapa hari menstruasi dimana kondisi ini sangat menggangu aktifitas dan keadaan emosional mereka, dan hal ini terjadi rsetiap bulan, dimana mereka sendiri tidak tahu harus berbuat langkah dan sikap apa untuk upaya membantu menghilangkan atau mengurangi kondisi yang mengganggu tersebut. Hal ini diperberat jika kondisi emosional wanita pada posisi tidak seimbang, seperti keadaan wanita yang sudah menikah disertai beban sehari-hari yang sulit seperti mengurus suami, anak dan keluarga. Oleh karena itu merasa sangat penting untuk meneliti apakah ada hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap wanita usia subur dengan Upaya mengurangi Premenstrual Syndrome PMS di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe,

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas banyaknya wanita usia subur WUS yang menderita premenstrual syndrome PMS maka rumusan masalah dalam Universitas Sumatera Utara penelitian ini adalah apakah ada hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap wanita usia subur WUS dengan upaya mengurangi premenstrual syndrome PMS di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian

Menganalisis hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap wanita usia subur WUS dengan upaya mengurangi premenstrual syndrome PMS di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe tahun 2013.

1.4 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan status perkawinan wanita usia subur WUS dengan upaya mengurangi premenstrual syndrome di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe 2. Ada hubungan pengetahuan wanita usia subur WUS dengan upaya mengurangi premenstrual syndrome di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe 3. Ada hubungan sikap wanita usia subur WUS dengan upaya mengurangi premenstrual syndrome di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya kaitan karakteristik, pengetahuan dan sikap Wanita Usia Subur WUS dengan penanganan Premenstrual Syndrome PMS dapat menjadi masukan bagi: 1. Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe dalam membuat kebijakan untuk Universitas Sumatera Utara meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya penanganan PMS pada wanita usia subur. 2. Puskesmas Muara Dua dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada wanita usia subur dalam bentuk penyuluhan atau promosi kesehatan berkaitan dengan kesehatan reproduksi khususnya penangganan PMS. . Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Wanita Usia Subur

Karakteristik adalah ciri-ciri khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Faktor yang termasuk ke dalam karakteristik adalah umur, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi Daryanto,1997. Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda, karakteristik tersebut dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis dan sosial seseorang. Karakteristik wanita usia subur yang berhubungan dengan gejala PMS antara lain: umur, pendidikan, pekerjaan penghasilan, dan status perkawinan Oakley, 1998. WUS adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun 2.1.1 Umur Karakteristik wanita usia subur yang terkait dengan PMS adalah faktor umur, penelitian menemukan bahwa sebagian besar wanita yang mencari pengobatan PMS adalah mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Cornforth, 2000. Walaupun ada fakta yang mengungkapkan bahwa sebagian remaja mengalami gejala-gelaja yang sama dan kekuatan PMS yang sama sebagaimana yang dialami oleh wanita yang lebih tua Freeman, 2007. Penelitian pada tahun 1994 yang melibatkan 874 wanita di Virginia menggambarkan bahwa wanita yang berusia antara 35-44 tahun lebih jarang menderita PMS jika dibandingkan dengan wanita yang lebih muda Deuster, 1999. Universitas Sumatera Utara PMS dapat dihubungkan dengan siklus ovulasi, karena itu gejala-gejala PMS dapat terjadi kapan saja setelah menarche dan berlanjut hingga ovulasi berhenti pada saat menopause. Sebagian besar pasien yang mencari pengobatan untuk PMS berusia antara pertengahan 20-an sampai dengan akhir 30-an, meskipun banyak wanita melaporkan mengalami gejala-gejala PMS lebih awal Freeman, 2007.

2.1.2 Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup Notoatmodjo, 1997. Orang dengan pendidikan formal yang lebih tinggi cenderung akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang mempunyai tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih mampu dan mudah memahami arti dan pentingnya kesehatan dan gangguan-gangguan kesehatan yang mungkin terjadi. Pengetahuan akan mempengaruhi pola fikir seseorang, selain itu kemampuan kognitif membentuk cara fikir seseorang, meliputi kemampuan untuk mengerti faktor-faktor yang berpengaruh dalam kondisi sakit dan untuk menerapkan pengetahuan tentang sehat dan sakit dalam praktek kesehatan personal. Menurut suatu penelitian terdapat perbedaan yang mencolok dimana wanita yang tidak menamatkan pendidikan menengah lebih sering melaporkan adanya gejala PMS dari pada mereka yang berpendidikan menengah dan perguruan tinggi atau mereka yang telah menamatkan perguruan tinggi Deuster, 1999. Universitas Sumatera Utara Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, yaitu tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional terbagi atas tiga tingkat pendidikan formal yaitu pendidikan dasar SDMadrasah Ibtidaiyah serta SMPMadrasah Tsanawiyah, pendidikan menengah SMUMadrasah Aliyah dan sederajat serta pendidikan tinggi Akademi dan Perguruan tinggi. pendidikan itu adalah pemberian pengarah dengan berbagai macam yang berpengaruh, yang sengaja kita pilih untuk membantu anak, sehingga sedikit demi sedikit, sampai kepada batasan kesempurnaan maksimal yang dapat dicapai, sehingga dia bahagia dalam kehidupannya. Sebagai individu dan dalam kehidupan kemasyarakatan sosial dan setiap tindakan yang keluar dari padanya menjadi lebih sempurna. pendidikan dapat pula dikatakan sebagai wujud proses yang dapat membantu pertumbuhan seluruh unsur kepribadian manusia secara seimbang ke arah yang positif

2.1.3 Penghasilan

Penghasilan sebagai indikator yang menunjukkan status ekonomi seseorang mempunyai hubungan yang berarti dengan kesehatan. Pendapatan wanita yang sedikit membuat status kesehatan rendah dan mempunyai kesulitan yang lebih besar untuk mengakses pelayanan kesehatan dibandingkan dengan wanita yang berpendapatan tinggi Youngkin dan Davis, 1998. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ada hubungan yang erat antara pengaruh kejiwaan dengan penghasilan seseorang. Penghasilan keluarga merupakan suatu potensi yang sangat baik dalam memperoleh informasi kesehatan Oakley, 1998. Universitas Sumatera Utara Seseorang yang berasal dari keluarga dengan penghasilan tinggi cenderung lebih mudah dalam memperoleh pelayanan dan informasi tentang kesehatan dibandingkan dengan orang yang berasal dari keluarga dengan penghasilan rendah Azwar, 1996. Menurut Upah Minimum Provinsi UMP Aceh 2013 yang ditetapkan oleh Gubernur Provinsi Aceh pada 5 Oktober 2012 adalah sejumlah Rp 1.550.000,- .UMP yang dimaksud merupakan upah bulanan terendah dengan waktu kerja 7 jam perhari atau 40 jam perminggu bagi sistem kerja 6 hari perminggu dan 8 jam perhari atau 40 jam perminggu bagi sistem kerja 5 hari perminggu.

2.1.4 Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas rutin yang dilakukan subjek penelitian diluar maupun di dalam rumah yang menghasilkan imbalan materi maupun uang Daryanto,1997. Pekerjaan sebagai karakteristik wanita usia subur yang terkait dengan PMS lebih banyak dilihat dari kemungkinan menimbulkan tingkat stres dan derajat kerumitan pekerjaan tersebut serta besarnya risiko menurut sifat pekerjaan akan berpengaruh pada diri wanita usia subur. Wanita yang bekerja mengalami berbagai stres ditempat kerja, baik stres yang bersifat fisik karena beberapa kondisi lingkungan kerja fisik yang berada diatas nilai ambang batas yang diperkenankan, atau juga dapat ditambah oleh adanya stres yang bersifat non fisik psikososial, yang dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya Mulyono dkk, 2001. Universitas Sumatera Utara Saat ini, semakin banyak wanita yang memilih untuk beraktivitas di luar rumah. Kondisi ini akan berhubungan erat dengan semakin banyaknya stres yang menyerang wanita. Stres ini berasal dari internal maupun eksternal diri wanita tersebut. Stres merupakan predisposisi pada timbulnya beberapa penyakit, sehingga diperlukan kondisi fisik dan mental yang baik untuk menghadapi dan mengatasi serangan stres tersebut. Stres mungkin memainkan peran penting dalam tingkat keparahan gejala PMS. Sebuah penelitian pada tahun 2002 melaporkan bahwa bekerja diluar rumah dapat dihubungkan dengan meningkatnya resiko PMS.

2.1.5 Status Perkawinan

Perkawinan adalah suatu hubungan hukum sebagai pertalian sah untuk jangka waktu selama mungkin, antara seorang pria dan seorang wanita yang telah memenuhi syarat-syarat perkawinan Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2010. Status perkawinan dan status kesehatan juga mempunyai keterkaitan. Wanita yang telah menikah pada umumnya mempunyai angka kesakitan dan kematian yang lebih rendah dan biasanya mempunyai ke fisik dan mental yang lebih baik daripada wanita yang tidak menikah Burman dan Margolin dalam Wang, 2005. Sebuah penelitian pada tahun 1994 yang berjudul Biological, Social and Behavioral Faktors Associated with Premenstrual Syndrome yang melibatkan 874 wanita di Virginia menemukan fakta bahwa mereka yang telah menikah cenderung mempunyai resiko yang lebih kecil untuk mengalami PMS 3,7 dari pada mereka yang tidak menikah 12,6 Deuster, 1999. Universitas Sumatera Utara 2.2 Pengetahuan 2.2.1 Pengertian Pengetahuan Menurut Notoatmodjo 2012 pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetauan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behaviour.

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan. a. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut Universitas Sumatera Utara secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi Aplication Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu stuktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis Synthesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan. Dan sebagainya terhadap suatu materi dan rumusan-rumusan yang telah ada. Universitas Sumatera Utara f. Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. 2.2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengetahuan Menurut Wawan dan Dewi 2011, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah: a. Faktor Internal 1 Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kea rah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. 2 Pekerjaan Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam 2003, pekerjaan adalah Universitas Sumatera Utara keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membesonkan, berulang dan tantangan. sedangkan pekerjan umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga 3 Umur Menurut Elisbeth BH yang dikutip Nursalam 2003, usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok 1999 semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang belum tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. b. Faktor Eksternal 1 Faktor Lingkungan Menurut Ann. Mariner yang dikutip Nursalam 2003, lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok 2 Sosial Budaya Kebiasaan, nilai-nilai, tradisi-tradisi, sumber-sumber di dalam masyrakat akan menghasilkan suatu pola hidup way of life yang pada umumnya disebut Universitas Sumatera Utara kebudayaan. Kebudayaan terbentuk dalam waktu lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyrakat bersama. Kebudayaan selalu berubah, baik secara lambat maupun cepat, sesuai dengan peradaban umat manusia.

2.2.4. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto 2006, dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dengan objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif di gambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang bersifat kuantitatif terwujud angka-angka, hasil perhitungan ataupengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah dipersentasekan lalu ditafsirkankedalam kalimat yang bersifat kualitatif. a. Kategori baik yaitu menjawab benar 76-100 dari yang diharapkan b. Kategori tidak baik yaitu menjawab benar 75 dari yang diharapkan.

2.3 Sikap

2.3.1 Pengertian Sikap

Menurut Notoatmodjo 2012, sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat dikutip sebagai berikut. “An individual’s social attitude is a syndrome of rensponse consistency with regard to social object” Campbell,1950. “Attitude entails an existing predisposition to response to social objecs which Universitas Sumatera Utara in interation with situational and other dispositional variables,guides and direct the overt behavior of the individual” Cardno, 1955. Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan merupakan reaksi yang bersifat emisional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reasik terbuka atau tingkah laku yang terbuka.Sikap suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

2.3.2 Komponen Pokok Sikap

Menurut Notoatmodjo 2012 mengutip pendapat Allport 1954, menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok. a. Kepercayaan keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave. Ketika komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan Universitas Sumatera Utara emosi memegang peranan penting. Suatu cotoh misalnya, seorang ibu telah mendengar tentang penyakit campak penyebabnya, akibatnya, pencegahannya, dan sebagainya.

2.3.3 Tingkatan Sikap

a. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. Misalnya sikap orang terhadap imunisasi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang imunisasi. b. Merespons responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berati bahwa orang menerima ide tersebut. c. Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu yang lain tetangganya, saudaranya dan sebagainya untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang imunisasi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap kesehatan anak. d. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mengimunisasi anaknya, Universitas Sumatera Utara meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

2.3.4 Cara Pengukuran Sikap

Menurut Wawan dan Dewi 2011 yang mengutip pendapat Azwar 2005, pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuat mengenai obyek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal- hal yang positif mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourabel. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula hal-hal negative mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourabel. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favourabel dan tidak favourabel dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negative yang seolah-olah ini skala memihak atau tidak mendukung sama sekali obyek sikap. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaiman pendapatpernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner. Dalam skala Likert, item ada yang bersifat favorable baikpositiftidakmendukung terhadap masalah yang diteliti, sebaliknya ada pula yang bersifat unfavorable tidak Universitas Sumatera Utara baiknegatif terhadap masalah yang diteliti. Jumlah item yang positif maupun yang negatif sebaiknya harus seimbang atau sama Machfoedz, 2007 . Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan yang masuk dalam kategori skala likert adalah sebagai berikut : Alternatif penilaian terhadap item yang positif terhadap masalah penelitian : Sangat setuju : 4 Setuju : 3 Tidak setuju :2 Sangat tidak setuju : 1 Alternatif penilaian terhadap item yang negatif terhadap masalah peneliti : Sangat setuju : 1 Setuju : 2 Tidak setuju : 3 Sangat tidak setuju : 4 Corak khas dari skala Likert ialah bahwa makin tinggi skor yang diperoleh oleh seseorang, merupakan indikasi bahwa orang tersebut sikapnya makin positif terhadap mobjek sikap, demikian sebaliknya Zuriah, 2003 . Universitas Sumatera Utara

2.4 Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah pengeluaran darah secara periodik melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita Kissanti, 2008. Siklus menstruasi ini berlangsung rata-rata 28 hari tetapi dapat berkisar dari 21 sampai 40 hari. Lama menstruasi bervariasi dari satu siklus ke siklus lainya dan dari satu orang ke orang lainya. Darah menstruasi terdiri dari atas darah, lendir, dan membran endometrium yang kadang keluar sebagai bekuan kecil. Kehilangan darah rata-rata adalah 180 cc sampai 240 cc per siklus Alexander Larosa, 1994 dalam Potter Pery, 2005. Menurut Bobak 2004, menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya darah menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama siklus endometrium. Lama rata-rata aliran menstruasi adalah lima hari dengan rentang tiga sampai enam hari dan jumlah darah rata-rata yang hilang ialah 50 ml rentang 20 sampai 80 ml, namun hal ini sangat bervariasi. Siklus menstruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan, bila tidak terjadi kehamilan maka terjadi menstruasi. Usia wanita, status fisik dan emosi wanita serta lingkungan mempengaruhi pola siklus menstruasi Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal. Ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi Greenspan et al., 1998. Universitas Sumatera Utara

2.5 Pre Menstrsual Syndrome PMS

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Keluarga Berencana (KB) dengan Pelaksanaan KB di Kecamatan Sei Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

1 62 79

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Pasangan Usia Subur Tentang Kanker Serviks dengan Pemeriksaan IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2014”,

14 158 133

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

10 80 82

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Yang Belum Menikah Tentang Tradisi Badapu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2013

1 43 116

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dalam Menentukan Masa Subur di Kelurahan Sari Rejo Medan Tahun 2010.

5 65 53

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang

2 45 86

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

1 54 54

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok Di kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

4 57 116

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Wanita Usia Subur - Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Upaya Mengurangi Premenstrual Syndrome di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe Tahun 2013

0 1 29

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Upaya Mengurangi Premenstrual Syndrome di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe Tahun 2013

0 0 53